Proyeksi Mollweide Proyeksi ModifikasiGubahan Proyeksi

16 GEOGRAFI Kelas XII Setelah suatu kenampakan Bumi terproyeksi pada bidang datar, maka satu tahap pemetaan sudah dilaksanakan. Masih ada beberapa hal lagi yang harus dipenuhi agar gambaran permukaan Bumi tersebut layak disebut peta. Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan komponen peta atau sering disebut kelengkapan peta.

C. Komponen Peta

Pada waktu SMP kamu pernah belajar membaca peta dengan bantuan komponen peta. Ingat bukan? Nah, kali ini kita akan membahasnya dengan lebih mendalam. Komponen peta menjadi hal yang harus ada pada peta, karena dengannya peta bisa dengan mudah dibaca, ditafsirkan, serta tentu saja tidak membingungkan.

1. Judul Peta

Judul menggambarkan isi sebuah peta. Apakah yang kamu dapat sesudah sekilas membaca judul peta? Ya, setidaknya kamu akan memperoleh gambaran muatan peta tersebut. Bahkan melalui judul pula, kamu bisa mendapatkan gambaran wilayah manakah yang dipetakan. Demi tujuan tersebut, dalam pemilihan judul pun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: a. Judul harus mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta. b. Judul peta sebisa mungkin tidak menimbulkan penafsiran ganda.

2. Skala Peta

Kenampakan di permukaan Bumi tidak mungkin digambarkan dengan ukuran sebenarnya di peta. Jika hal itu dilakukan tentu saja memerlukan media yang luas. Nah, di sinilah skala peta berperan. Kenampakan di Bumi dapat diperkecil ukurannya dengan per- bandingan ukuran agar dapat ditampilkan pada peta. Perbandingan tersebut dinyatakan dalam skala. Di SMP kamu pernah belajar tentang skala dan bagaimana suatu skala disajikan. Penyajian skala dilakukan dengan tiga cara sebagai berikut. Skala Angka Skala Grafik Skala Tulisan Skala Verbal Pecahan 1 : 5.000.000 1 sentimeter di peta sama dengan 50 kilometer di permukaan Bumi. Skala grafik hendaknya dicantumkan pada peta, karena sangat berguna pada saat melakukan pembesaran maupun pengecilan peta. Coba temukan peranan skala grafis dalam hal tersebut. Nah, setelah kamu temukan peranan skala peta tersebut kamu akan menyadari betapa pentingnya skala. Lalu, bagaimana jika suatu peta tidak ada skalanya? Jika hal ini kamu temui, maka cara-cara berikut dapat kamu lakukan. a. Membandingkan dengan objek pada peta yang sudah pasti diketahui ukurannya di lapangan. Cara ini dilakukan dengan mengambil objek yang secara umum telah diketahui ukurannya. Lapangan sepak bola misalnya yang mempunyai panjang 100 meter, atau dapat juga menggunakan objek-objek yang bisa kamu ukur di lapangan dan 200 km 50 1 2 4 cm 100 150 3 Sumber: Dokumen Penulis 17 Pengetahun Peta tampak pada peta. Dengan menggunakan lapangan sepak bola, jika suatu kenampakan digambarkan sepanjang 4 cm, maka peta mempunyai skala 1 : 2.500. Bagaimana jika panjang lapangan sepak bola digambarkan sepanjang 5 cm, berapa skalanya? b. Menggunakan bantuan peta topografi. Pada peta topografi pada umumnya ditampilkan garis kontur. Masih ingat apa itu garis kontur? Garis kontur yaitu garis pada peta yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama. Deretan garis ini tidak diletakkan begitu saja, tetapi ada Contour interval Ci yang merupakan selisih ketinggian dua garis kontur. Nilai Ci dapat ditemukan dengan pedoman rumus berikut. Ci = 000 . 2 1 × penyebut skala Nah, apabila suatu peta terdapat garis kontur tetapi tidak tercantum skala petanya, maka skala peta dapat dihitung. Contoh: Suatu peta wilayah x mempunyai Ci = 20 meter. Berapa skala peta tersebut? Ci = 20 20 = 000 . 2 1 × penyebut skala Jadi, penyebut skala adalah 40.000. Nah, berarti peta tersebut mempunyai skala 1 : 40.000. Namun, ingat peta yang akan dihitung adalah peta asli, bukan hasil pembesaran maupun pengecilan. c. Membandingkannya dengan peta lain dengan cakupan daerah sama dan ada skalanya. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut. P 2 = 2 1 d d × P 1 Coba diskusikan dengan teman sebangkumu kelebihan dan kelemahan skala grafik P 1 = 100.000 P 2 = . . .? Jawaban: P 2 = 2 1 d d × P 1 P 2 = 6 3 × 100.000 = 2 1 × 100.000 = 50.000 Jadi, skala peta yang dicari 1 : 50.000 d 1 = 3 cm d 2 = 6 cm Keterangan: P 1 = penyebut skala peta yang diketahui skalanya. P 2 = penyebut skala yang akan dicari. d 1 = jarak di peta yang sudah diketahui skalanya. d 2 = jarak pada peta yang dicari skalanya. Perhatikan contoh berikut. Sumber: Pengetahuan Peta, halaman 15 Gambar 1.19 Prinsip perbandingan skala. A B d1 A B d2 d. Menghitung skala dari garis lintang. Cara ini baik digunakan untuk wilayah dekat ekuator lintang rendah. Pedoman yang digunakan yaitu panjang 1° lintang dekat ekuator = 68,7 mil = 110,56 km. Contoh: 1,9 cm = 1° lintang 1,9 = 110,56 km 1,9 cm = 11.056.000 cm 1 cm = 5.889.474 cm skala ± 1 : 5.900.000 hasil pembulatan