Penduduk Desa Lembaga dan Organisasi Sosial

192 GEOGRAFI Kelas XII Sejarah Pertumbuhan Kota di Indonesia Kota-kota di Indonesia telah berkembang sejak zaman dahulu. Sebagian besar, kota-kota yang tumbuh dengan cepat adalah kota-kota yang terletak di dekat pelabuhan. Pemilihan lokasi didasarkan pada potensi- potensi yang dapat dikembangkan terutama potensi sumber daya alam dan letak yang strategis. Berdasarkan sejarah pertumbuhannya, kota-kota di Indonesia bermula dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut. 1. Kota yang berawal dari pusat perdagangan. Di Indonesia kota-kota yang berasal dari kegiat- an perdagangan, antara lain adalah Surabaya, Jakarta dan Makassar. Kota-kota ini merupakan kota perdagangan yang ramai. 2. Kota yang berawal dari pusat perkebunan. Pembukaan lahan baru untuk areal perkebunan berdampak pada pembuatan permukiman baru yang kemudian berkembang menjadi kota. Contohnya: Sukabumi perkebunan teh, Ambarawa perkebunan kopi, dan Jambi perkebunan karet. 3. Kota yang berawal dari pusat pertambangan. Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari perluasan daerah pertambangan, antara lain Pangkal Pinang dan Tanjung Pandan pertambangan timah, Palembang dan Plaju tambang minyak bumi, Samarinda, Tarakan, Balikpapan tambang minyak Bumi. 4. Kota yang berawal dari pusat administrasi pe- merintah. Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia me- rupakan pusat peme- rintahan Hindia Belanda. Setelah Indonesia mer- deka, Kota Batavia Jakarta menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia. Sumber: Manusia dan Lingkungan 2, halaman 104 Kota perdagangan Surabaya tempo dahulu. Sumber: Arsitektur 6, halaman 108 Kota administrasi Batavia. 193 Pola Keruangan Desa dan Kota C. Struktur Ruang Desa dan Kota Desa dan kota merupakan dua wilayah yang berbeda. Perbedaan desa dan kota dapat dilihat dari karakteristik dan struktur atau pola keruangan wilayahnya. Desa dicirikan dengan kegiatan penduduk yang dekat dengan pertanian, tingkat kepadatan penduduk yang rendah, dan ikatan kekeluargaan masyarakatnya yang masih kuat. Masihkah ciri-ciri tersebut tampak? Kini, seiring kemajuan transportasi dan komunikasi desa telah mengalami proses urbanisasi. Hubungan desa dengan kota makin lancar, perekonomian desa dan pendidikan penduduk desa makin meningkat, serta karakteristik fisik, ekonomi, dan budaya desa cenderung bersifat kekotaan. Bagaimana struktur atau pola keruangan desa dan kota? Untuk mengetahui, mari ikuti pemaparannya sebagai berikut. 1. Struktur Desa Struktur desa ditunjukkan oleh pola keruangannya, yaitu pemanfaatan lahan desa untuk keperluan tertentu yang mendukung kehidupan penduduknya. Secara umum pemanfaatan lahan desa dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Fungsi sosial sebagai perkampungan dan fungsi ekonomi sebagai tempat melakukan kegiatan ekonomi, seperti bertani dan beternak. Struktur desa di suatu daerah dengan daerah lain tidak sama. Perbedaan struktur desa dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.

a. Sumber Daya Air

Ketersediaan air di suatu tempat sangat mendukung kehidupan penghuninya. Penduduk membutuhkan air untuk dapat bertahan hidup. Permukiman akan banyak muncul di tempat yang tersedia sumber air.

b. Kesuburan Tanah

Tingkat kesuburan tanah menentukan hasil panen pertanian dan peternakan. Pada tanah yang subur cocok digunakan untuk kegiatan pertanian dan peternakan. Pada lahan subur banyak dipilih penduduk untuk membangun permukiman.

c. Topografi

Topografi menentukan pola permukiman desa. Di dataran rendah, pola permukiman bersifat mengelompok bulat atau memanjang. Sedang di dataran tinggi atau pegunungan, pola permukiman bersifat tersebar.

d. Iklim

Keadaan iklim suatu daerah berpengaruh terhadap pola per- mukiman desa. Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat memengaruhi ketersediaan air suatu daerah. Sumber: Geography Essentials, halaman 252 Gambar 6.9 Sumber air di desa.