INFORMATION TECHNOLOGY COMMITTEE IT COMMITTEE

berkarya untuk indonesia | 2014 539 perpanjangan, dan atau restrukturisasi yang dikelola Business Unit sesuai limit kewenangan, termasuk penetapan perubahan struktur kredit. Struktur kredit termasuk namun tidak terbatas pada limit kredit, tujuan obyek pembiayaan, jenis kredit, sifat kredit, jangka waktu kredit, grace period, porsi pembiayaan, syarat kredit covenant, dan agunan. B. ,PNJUF,SFEJUo3FTUSVLUVSJTBTJCFSXFOBOHNFSFLPNFOEBTJLBOEBOBUBVNFNVUVT 1. Restrukturisasi dan penyelesaian kredit kolektibilitas 3, 4, 5 dan kolektibilitas 1 dan 2 pasca restrukturisasi yang masih dikelola Credit Recovery Unit. 2. Restrukturisasi kredit kolektibilitas 1 dan 2 kategori watch list ditetapkan oleh Credit Risk Management Unit. 3. Penyelamatan penyelesaian kredit ekstrakomtabel termasuk memutus Aktiva Yang Diambil Alih AYDA. 4. Hapus buku dan hapus tagih kredit. C. ,PNJUF,SFEJU,PNJUF,SFEJUo3FTUSVLUVSJTBTJCFSUBOHHVOHKBXBCBUBTLSFEJUZBOHEJSFLPNFOEBTJLBOEBOBUBV diputus sesuai limit kewenangan termasuk penentuan perubahan struktur kredit sebagaimana tersebut diatas dengan melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Memastikan setiap kredit yang diberikan telah memenuhi norma-norma umum perbankan dan telah sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat. 2. Memastikan pelaksanaan pemberian kredit telah sesuai dengan ketentuan pokok pedoman pemberian kredit yang berlaku di Bank. 3. Memastikan pemberian kredit telah didasarkan pada penilaian yang jujur, obyektif, cermat, dan seksama serta terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemohon kredit. 4. Meyakini kredit yang akan diberikan dapat dilunasi pada waktunya, dan tidak akan berkembang menjadi kredit bermasalah. FREKUENSI RAPAT DAN TINGKAT KEHADIRAN CREDIT COMMITTEE Nama Jumlah Rapat Kehadiran Ketidak hadiran Kehadiran Fungsi Risk Management Budi G. Sadikin 7 7 100 Riswinandi 82 82 100 Sentot A. Sentausa 322 322 100 Pahala N. Mansury 67 67 100 Kresno Sediarsi 207 207 100 Ventje Rahardjo 58 58 100 Ahmad Siddik Badruddin 50 50 100 Fungsi Business Unit Abdul Rachman 102 102 100 Royke Tumilaar 111 111 100 Sunarso 174 174 100 Fransisca N. Mok 308 308 100 Hery Gunardi 67 67 100 Tardi 173 173 100 berkarya untuk indonesia | 2014 540 sistem pengendalian internal System pengendalian di Bank Mandiri menerapkan konsep three line of defense yaitu terdiri dari first line of defense sebagai pemilik risiko, second line of defense dijalankan oleh unit risiko dan kepatuhan serta third line of defense dijalankan oleh Internal Audit Bank Mandiri menerapkan sistem pengendalian internal untuk menghindari adanya penyimpangan prosedur, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan bank dapat dipercaya dan kegiatan Bank Mandiri sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Penerapan sistem pengendalian internal diarahkan untuk memastikan bahwa bank telah memiliki kehandalan laporan dan informasi keuangan, kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku serta efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional. Peran dari pemilik risiko unit bisnis sebagai first line of defence dalam fungsinya mengelola aspek internal control di unit kerjanya Peran unit risk dan kepatuhan dalam memastikan bahwa pengelolaan risiko secara korporasi, dan kepatuhan atas ketentuan eksternal dalam second line of defence Peran unit bisnis internal Audit dalam pelaksanaan independent assurance sebagai third line of defence konsep three line of defense Sistem pengawasan dan pengendalian internal Bank Mandiri berbasis risiko dengan menerapkan konsep three line of defense yang melibatkan sebagai berikut: Dengan penerapan three lines of defense tersebut diharapkan terdapat penguatan sistem pengendalian intern yang dimiliki Bank Mandiri sebagai hasil kerjasama seluruh lini jajaran Bank Mandiri mulai dari first, second maupun third lines of defense. Kerangka kerja di atas diterapkan dalam semua proses dan keputusan yaitu dalam proses perencanaan, eksekusi maupun evaluasi dalam implementasi Code of Conduct, pembagian tugas, kewenangan, prosedur dimana di dalamnya terdapat penilaian risiko, mitigasi risiko, penetapan limit, persetujuan, dan adanya pelaporan yang memadai. Disamping itu, Bank Mandiri telah menetapkan Kebijakan Sistem Pengendalian Intern Bank Mandiri KSPIBM sebagai landasan dalam penerapan Sistem Pengendalian Intern yang merupakan suatu mekanisme pengendalian yang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris secara berkesinambungan on-going basis dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank, 2. Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat, 3. Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, 4. Mengurangi dampak keuangankerugian, penyimpangan termasuk kecuranganfraud, dan pelanggaran terhadap prinsip kehati-hatian, dan 5. Meningkatkan efektivitas organisasi dan efisiensi biaya