CAPITAL SUBSIDIARIES COMMITTEE Bank Mandiri 2014 Annual Report Indonesian
berkarya untuk indonesia | 2014
540
sistem pengendalian internal
System pengendalian di Bank Mandiri menerapkan konsep three line of defense yaitu terdiri dari first line of defense sebagai pemilik risiko, second line of defense
dijalankan oleh unit risiko dan kepatuhan serta third line of defense dijalankan oleh Internal Audit
Bank Mandiri menerapkan sistem pengendalian internal untuk menghindari adanya penyimpangan prosedur, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan bank dapat dipercaya dan kegiatan Bank Mandiri sesuai dengan hukum dan peraturan
yang berlaku. Penerapan sistem pengendalian internal diarahkan untuk memastikan bahwa bank telah memiliki kehandalan laporan dan informasi keuangan, kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku serta efisiensi dan efektivitas
kegiatan operasional.
Peran dari pemilik risiko unit bisnis sebagai first line of defence dalam fungsinya mengelola aspek internal control di unit kerjanya
Peran unit risk dan kepatuhan dalam memastikan bahwa pengelolaan risiko secara korporasi, dan kepatuhan atas ketentuan eksternal dalam second line of defence
Peran unit bisnis internal Audit dalam pelaksanaan independent assurance sebagai third line of defence
konsep three line of defense
Sistem pengawasan dan pengendalian internal Bank Mandiri berbasis risiko dengan menerapkan konsep three
line of defense yang melibatkan sebagai berikut:
Dengan penerapan three lines of defense tersebut diharapkan terdapat penguatan sistem pengendalian intern
yang dimiliki Bank Mandiri sebagai hasil kerjasama seluruh lini jajaran Bank Mandiri mulai dari first, second maupun
third lines of defense.
Kerangka kerja di atas diterapkan dalam semua proses dan keputusan yaitu dalam proses perencanaan, eksekusi
maupun evaluasi dalam implementasi Code of Conduct, pembagian tugas, kewenangan, prosedur dimana
di dalamnya terdapat penilaian risiko, mitigasi risiko, penetapan limit, persetujuan, dan adanya pelaporan yang
memadai. Disamping itu, Bank Mandiri telah menetapkan Kebijakan
Sistem Pengendalian Intern Bank Mandiri KSPIBM sebagai landasan dalam penerapan Sistem Pengendalian Intern
yang merupakan suatu mekanisme pengendalian yang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan
Komisaris secara berkesinambungan on-going basis dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank,
2. Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat,
3. Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang
berlaku, 4.
Mengurangi dampak keuangankerugian, penyimpangan termasuk kecuranganfraud, dan
pelanggaran terhadap prinsip kehati-hatian, dan 5.
Meningkatkan efektivitas organisasi dan efisiensi biaya
berkarya untuk indonesia | 2014
541
Sebagai proses yang dijalankan oleh seluruh jajaran Bank, maka Sistem Pengendalian Intern diterapkan dalam
penetapan strategi di seluruh organisasi dan didesain untuk dapat mengidentifikasi kemungkinan terjadinya
suatu kejadian yang dapat mempengaruhi perusahaan, dan untuk mengelola risiko agar tetap berada dalam batas
toleransi risk appetite, untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Sistem Pengendalian Intern terdiri dari 8 komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan menentukan efektivitas
penerapannya, yaitu:
1. Internal Environment
Internal environment menjadi dasar bagi Manajemen
dalam menilai risiko dan control serta bagaimana menyikapinya. Hal ini menjadi dasar dan faktor
pendorong berjalannya 7 tujuh komponen Sistem Pengendalian Intern lainnya.
2. Objective Setting
Bank menetapkan sasaran objective setting sebagai persyaratan bagi proses event identiication,
risk assessment dan risk response yang efektif.
3. Event Identification
Manajemen mengidentiikasi kejadian yang berpotensi mempengaruhi kemampuan Bank
untuk mengimplementasikan strategi dan mencapai sasaran secara efektif. Identiikasi
tersebut dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang diperkirakan berdampak negatif risiko
yang membutuhkan penilaian dan respon Bank. Identiikasi juga dilakukan terhadap kejadian-
kejadian yang diperkirakan berdampak positif yang merupakan peluang bagi Manajemen dalam
penyusunan strategi guna mencapai sasaran Bank. Manajemen juga mempertimbangkan seluruh
aspek organisasi dalam mengidentiikasi potential events.
4. Information Communication
a. Bank memiliki Sistem Informasi yang dapat
menghasilkan laporan atau menyediakan datainformasi yang cukup dan menyeluruh
mengenai kegiatan usaha, kondisi keuangan, penerapan manajemen risiko, kepatuhan
terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku, informasi pasar atau kondisi eksternal
dan kondisi yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat.
b. Bank memiliki Sistem Informasi yang dapat menghasilkan laporan atau menyediakan
datainformasi yang cukup dan menyeluruh mengenai kegiatan usaha, kondisi keuangan,
penerapan manajemen risiko, kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang
berlaku, informasi pasar atau kondisi eksternal dan kondisi yang diperlukan dalam rangka
pengambilan keputusan yang tepat.
5. Monitoring Monitoring meliputi kegiatan pemantauan serta
perbaikan kelemahan dan tindakan koreksi penyimpangan.
Penerapan Sistem Pengendalian Intern secara efektif akan membantu bank dalam menjaga asset, menjamin
tersedianya informasi dan laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan bank terhadap ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan
pelanggaran terhadap prinsip kehati-hatian.
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
Menindaklanjuti hasil QAR tahun 2014 dan sejalan dengan penyusunan rencana jangka panjang internal
audit, telah disusun berbagai inisiatif strategis baik yang mengcover Bank Mandiri maupun Mandiri secara
group, yaitu :
1. Pengembangan petunjuk dalam penyusunan charter
internal audit yang berlaku untuk seluruh group 2.
Pengembangan KPI Key performance indicator grup untuk internal audit
3. Pengembangan metodologi dalam perencanaan
internal audit dan proses penutupan audit di Bank Mandiri
4. Pengembangan peringkat internal audital audit yang
berlaku untuk seluruh grup 5.
Pengembangan dan integrasi tool internal audit 6.
Pengembangan framework rencana pelatihan JOUFSOBMBVEJULPNQFUFOTJJOUFSOBMBVEJU
7. Pengembangan framework pelaporan internal audit
8. Komunikasi internal audit
Seluruh inisiatif strategis diarahkan untuk memperkuat ketiga aspek yaitu positioning, process dan people,
sehingga internal audit tidak hanya dapat melampaui bank competitor namun juga dapat menjadi leading
practice
di industry perbankan.
berkarya untuk indonesia | 2014
542
laporan fungsi kepatuhan
Untuk mengantisipasi segala bentuk kerugian dan ketidakpatuhan atas ketentuan yang mungkin terjadi, Bank Mandiri melakukan Pengelolaan risiko
kepatuhan sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 132PBI2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Peraturan
tersebut menyiratkan bahwa kepatuhan merupakan salah satu aspek dari Good Corporate Governance,
yang menjadi salah satu faktor penting dalam penilaian tingkat kesehatan Bank. Fungsi kepatuhan itu sendiri harus terdiri
dari serangkaian strategi yang digunakan Bank dalam memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Hal ini tentunya merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari aktivitas Bank, dimana setiap kegagalan pelaksanaan kepatuhan dapat menjadi sumber dari risiko lain yang mungkin terjadi.
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA KEPATUHAN
Struktur dan kedudukan Satuan Kerja Kepatuhan diatur didalam Kebijakan Kepatuhan Bank Mandiri KKBM
yang dijabarkan secara detail dalam Standar Pedoman Kepatuhan SPKp. Adapun struktur organisasi Satuan Kerja
Kepatuhan terdiri atas : JSFLUVSZBOHNFNCBXBILBOVOHTJ,FQBUVIBO
2. Satuan Kerja Kepatuhan di Kantor Pusat; 3. Satuan Kerja Kepatuhan di Unit Kerja.
DIREKTUR YANG MEMBAWAHKAN FUNGSI
KEPATUHAN
Proses pengangkatan, pemberhentian danatau QFOHVOEVSBOJSFLUVSZBOHNFNCBXBILBOVOHTJ
Kepatuhan di Bank Mandiri telah diatur sebagai berikut : 1. Pengangkatan, pemberhentian, danatau
pengunduran diri Direktur yang membawahkan VOHTJ,FQBUVIBOBOL.BOEJSJUFMBINFOHBDV
kepada ketentuan mengenai pengangkatan, pemberhentian, danatau pengunduran diri anggota
Direksi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Bank Umum, serta
PBI No. 132PBI2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang 1FMBLTBOBBOVOHTJ,FQBUVIBO
2. BMBNIBMJSFLUVSZBOHNFNCBXBILBOVOHTJ Kepatuhan berhalangan tetap, mengundurkan
diri, atau habis masa jabatannya, maka Bank segera mengangkat pengganti Direktur yang membawahkan
VOHTJ,FQBUVIBO
3. Selama dalam proses penggantian Direktur yang NFNCBXBILBOVOHTJ,FQBUVIBO
EJUVOKVLTBMBITBUV
Direktur lainnya untuk sementara melaksanakan tugas JSFLUVSZBOHNFNCBXBILBOVOHTJ,FQBUVIBO
4. Direktur yang melaksanakan tugas sementara TFCBHBJJSFLUVSZBOHNFNCBXBILBOVOHTJ
Kepatuhan, baik karena berhalangan sementara maupun berhalangan tetap, tidak dirangkap oleh
JSFLUVS6UBNBEBOBUBV8BLJMJSFLUVS6UBNBEBO Direktur yang membawahkan fungsi-fungsi yang
dapat mempengaruhi independensinya. Dalam hal direktur lain yang merangkap jabatan Direktur
ZBOHNFNCBXBILBOVOHTJLFQBUVIBOUJEBLBEB NBLBKBCBUBOJSFLUVSZBOHNFNCBXBILBOVOHTJ