35
Maka:
Penerapan hukum Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya: a
Teorema Torricelli Persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan kecepatan zat
cair yang keluar dari lubang pada dinding tabung,
48
seperti Gambar 2.4 berikut.
Gambar 2.4 Kecepatan Aliran Zat Cair pada Lubang Dinding Tabung
Zat cair yang keluar dari sebuah wadah tangki terbuka melalui sebuah lubang kecil yang berada pada jarak
di bawah permukaan zat cair, tekanan pada permukaan zat cair sama dengan tekanan pada lubang, dan kecepatan ke bawah
dari permukaan zat cair dapat diabaikan terhadap kecepatan semprotan fluida yang keluar dari lubang. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
49
√
Keterangan: laju fluida ms
percepatan gravitasi ms
2
ketinggian m b
Venturimeter Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran zat
cair dalam pipa.
50
Ada dua jenis venturimeter, yaitu venturimeter dilengkapi
48
Bambang Haryadi, Fisika untuk SMAMA kelas XI, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009, h. 162.
49
Marthen, op. cit,. h. 164.
50
Bambang Haryadi, op. ci., h. 163-164.
................... 2.6
.............................. 2.7
36
manometer dan venturimeter tanpa dilengkapi manometer. Kedua gambar venturimeter dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan 2.6 di bawah ini.
Gambar 2.5 Venturimeter Dilengkapi Manometer
Gambar 2.6 Venturimeter Tanpa Dilengkapi Manometer
c Tabung Pitot
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kelajuan gas adalah tabung pitot.
51
Gambar 2.6 menunjukan sebuah tabung pitot.
Gambar 2.7 Tabung Pitot Dilengkapi Manometer
d Alat Penyemprot
Pada alat penyemprot bekerja dengan menggunakan Hukum Bernoulli. Apabila pengisap ditekan, udara keluar dengan cepat melalui lubang sempit pada
ujung pompa.
52
Gambar 2.8 menunjukkan gambar alat penyemprot.
51
Bambang Haryadi, ibid., h. 165
52
Bambang Haryadi, ibid., h. 166
37
Gambar 2.8 Alat Penyemprot Menerapkan Hukum Bernoulli
e Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Pesawat tebang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar daripada berat pesawat. Semakin besar kecepatan pesawat dan kecepatan udara,
akan menyebabkan bertambah besar gaya angkatnya. Demikian juga makin besar ukuran sayap akan semakin besar gaya angkatnya.
53
Pesawat terbang dapat dilihat pada Gambar 2.9 berikut.
Gambar 2.9 Pesawat Terbang Menerapkan Hukum Bernoulli
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang terkait dengan judul “pengaruh lembar kerja siswa LKS berbasis model problem solving Polya terhadap hasil belajar siswa
” adalah sebagai berikut:
1. Isnaningsih dan D. S. Bimo, dalam penelitian jurnal yang berjudul
“Penerapan Lembar Kegiatan Siswa LKS Discovery Berorientasi Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
”. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa rata-rata ulangan harian sebelum
tindakan 71,37 dengan ketuntasan belajar 43,59 dan setelah tindakan hasil belajar siswa rata-rata ulangan harian 77,95, dengan ketuntasan belajar
klasikal 71,79 . Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan
53
Marthen, Ibid., h. 165.
38
penerapan LKS discovery berorientasi keterampilan proses sains dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa SMP.
54
2. Ikhwanuddin, Amat Jaedun, dan Didik Purwantoro, dalam penelitian jurnal
yang berjudul “Problem Solving dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Berpikir Analitis
”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa Metode problem solving mampu meningkatkan
kemampuan berpikir analitis mahasiswa, yang dibuktikan dengan pencapaian nilai individual sebesar minimal B- sebanyak 58 subjek.
55
3. Erdal Taslidere dalam penelitian jurnal dengan judul “The Effect Of Concept
Cartoon Worksheets On Students’ Conceptual Understandings Of
Geometrical Optics ”, menyimpulkan bahwa LKS konsep kartun memberi
manfaat terhadap
kemampuan pemahaman
optik geometri
tanpa memperhatikan jenis kelamin.
56
4. Gamze Sezgin Selcuk, Serap Caliskan, dan Mustofa Erol dalam penelitiannya
berjudul “The effects of Problem Solving Instruction on Physics Achievement, Problem Solving Performance and Strategy Use
” menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran dengan problem solving efektif dalam meningkatkan
hasil belajar fisika. Hasil ini konsisten dengan pembelajaran problem solving pada penelitian dengan keadaan subjek yang berbeda pada tingkat level yang
berbeda.
57
5. Syafrina Ahda dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan Lembar
Kegiatan Siswa Berbasis Contextual Teaching and Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Konsep Zat dan
54
Isnaningsih dan D. S. Bimo, Penerapan Lembar Kegiatan Siswa LKS Discovery Berorientasi Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia Vol. 2 No.2, 2013. h. 136.
55
Ikhwanuddin, dkk, Problem Solving Dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Berpikir Analitis, Jurnal Kependidikan Vol. 40 No. 2, 2010, h. 229.
56
Erdal Taslidere, The Effect of Concept Cartoon Worksheets on Students’ Conceptual
Understandings of Geometrical Optics, Education and Sience, 38, 2013, p. 159.
57
Gamze, Serap, and Mustafa Erol, The effects of Problem Solving Instruction on Physics Achievement, Problem Solving Performance and Strategy Use, 2, 2008, p. 156.
39
Wujudnya ” menyimpulkan bahwa LKS berbasis CTL dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep zat dan wujudnya.
58
6. Atiqoh dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Model Pemecahan
Masalah Polya terhadap Kemampuan Analisis Siswa pada Konsep Listrik Dinamis
”, menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pemecahan masalah Polya terhadap kemampuan analisis siswa pada konsep listrik
dinamis, memudahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan analisis dan mudah menyelesaikan soal listrik dinamis yang bersifat matematis.
59
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran fisika seharusnya dilakukan secara optimal. Namun kenyataan berbeda dengan apa yang diharapkan dilapangan. Kemampuan
sebagian siswa dalam memahami fisika masih sangat rendah, hal itu terlihat dari masih rendahnya kemampuan siswa dalam keterampilan menganalisis yang
membutuhkan penalaran dan pemecahan masalah problem solving. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan menganalisis adalah masih
kurangnya bahan ajar berkualitas yang melatih siswa untuk mengembangkan kemampuan menganalisis.
Bahan ajar yang ada masih terdapat kekurangan, diantaranya tidak sesuai dengan psikologi pembelajaran, kurang menarik, inovatif, variatif, dan tidak
sesuai dengan tingkat kebutuhan siswa serta kurang mengembangkan kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi hight order
thinking salah satunya kemampuan menganalisis. Hal ini tidak sesuai dengan Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang ingin dicapai yaitu
sebagian besar mengembangkan aspek kemampuan menganalisis. Selama ini sumber belajar utama siswa tidak dibuat sendiri oleh gurunya,
sehingga terjadi ketidaksesuaian antara penjabaran materi dalam sumber belajar
58
Syafrina Ahda, Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Contextual Teaching and Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Konsep Zat dan
Wujudnya, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, h.73. tidak dipublikasikan.
59
Atiqoh, Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya terhadap Kemampuan Analisis Siswa pada Konsep Listrik Dinamis, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Jakarta, 2011, h.58. tidak dipublikasikan.
40
utama siswa dengan tahap pembelajaran yang diberikan guru. Selain itu sumber belajar utama yang digunakan dalam proses pembelajaran kurang melatih daya
analisis siswa, sehingga akan berdampak pada rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang memiliki cakupan materi yang luas seperti konsep-
konsep dalam mata pelajaran fisika. Siswa juga merasa kurang termotivasi dalam mempelajari materi fisika
yang cakupan materinya luas dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi, seperti konsep fluida dinamis. Hal tersebut dapat dikarenakan sumber belajar utama yang
digunakan siswa penyajian materinya terlihat tidak menarik. Masalah dalam pembelajaran fisika tersebut dapat diatasi dengan
pengembangan bahan ajar. Bahan ajar yang dijadikan sumber belajar utama siswa lebih baik dibuat oleh guru itu sendiri, agar terdapat kesesuaian antara materi yang
disampaiakan dengan kebutuhan siswa. Sumber belajar yang dibuat juga harus membuat siswa ikut berperan aktif selama proses pembelajaran fisika dan juga
dapat menumbuhkan kemandirian siswa. Penyajian materi dalam sumber belajar tersebut juga harus terlihat menarik agar siswa termotivasi untuk belajar.
Sumber belajar yang dimaksud di atas adalah LKS. LKS merupakan sumber belajar yang dapat melatih kemandirian siswa, sehingga siswa tidak
menjadikan guru atau buku pelajaran sebagai satu-satunya sumber pelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan LKS juga dapat membuat siswa ikut berperan
aktif dalam pembelajaran. LKS dapat diperbaharui dalam penyajian materinya agar terlihat lebih
menarik. Dalam hal ini LKS dapat dikembangkan dengan menggunakan model pembelajaran problem solving salah satunya adalah model problem solving Polya.
Problem solving Polya dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan dalam berpikir kompleks, salah satunya adalah kemampuan menganalisis. Hal tersebut
akan memudahkan siswa dalam memahami materi fisika. Hasil akhir yang diharapkan dalam pembelajaran fisika menggunakan LKS berbasis problem
solving Polya adalah meningkatnya kemampuan menganalisis siswa dan dapat mencapai SK dan KD yang telah ditentukan.