Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

menggunakan LKS siswa dituntut untuk semaksimal mungkin mencari tahu sendiri tanpa harus selalu menunggu jawaban dari guru atau teman yang pintar saja. Siswa diajak untuk berfikir kritis, melakukan percobaan untuk menguji hipotesis mereka tentang suatu ilmu, bertanya jika ada yang tidak mengerti, berani memberikan pendapat atau jawaban tanpa ada rasa takut ditertawakan, siswa dilatih bersosialisasi, menghargai perbedaan, dan bertanggung jawab dalam kelompok masing-masing karena semua aktivitas ini dilakukan dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan. 6 Berdasarkan angket respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon yang positif terhadap tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu pembelajaran yang menggunakan LKS berbasis problem solving Polya. Hal itu dibuktikan dengan hasil angket respon siswa yang menunjukkan minat siswa terhadap pembelajaran fisika sebelum menggunakan LKS berbasis problem solving Polya sebesar 63 baik. Namun setelah pembelajaran menggunakan LKS berbasis problem solving Polya menunjukkan peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran fisika yang memperoleh 71 baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa tertarik mempelajari fisika dengan menggunakan LKS berbasis problem solving Polya. Alasan ini diperkuat dengan respon siswa yang menyatakn desain LKS berbasis problem solving Polya berada ada kategori baik 67 dan isi dari LKS berbasis problem solving Polya juga berada pada kategori baik 70. Pernyatan ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Mohammad Jamhari yang menyatakan bahwa pendekatan problem solving banyak menimbulkan aktivitas belajar, baik secara individual maupun kelompok. Hampir setiap langkah menuntut keaktifan belajar siswa sedangkan peranan guru hanya sebagai pemberi stimulasi, pembimbing kegiatan siswa, dan menetukan arah apa yang harus dilakukan oleh siswa. 7 Berdasarkan penjelasan di atas, secara umum LKS berbasis problem solving Polya memberikan efek yang positif terhadap pembelajaran fisika. Hal itu 6 Nessa, dkk., Pengaruh Lembar Kerja Siswa Berbasis PQ4R terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Kelas VIII SMPN 1 Linggo Sari Baganti, Pillar Of Physics Education, 3, 2013, h. 119. 7 Jamhari. loc. cit. h. 84. dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas dan kemampuan menganalisis siswa pada aspek membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. Peningkatan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan LKS penerbit yang biasa mereka gunakan sehari-hari. Dengan kata lain, LKS berbasis problem solving Polya berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis siswa pada konsep fluida dinamis. Selain itu, berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah juga berada pada kategori baik. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari respon positif siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis problem solving Polya memiliki.

D. Keterbatasan Penelitian

Ketika pelaksanaan penelitian terdapat keterbatasan yang dihadapi, diantaranya: 1. Kemampuan matematis siswa ada yang tinggi dan ada yang rendah sehingga sulit untuk mensejajarkan pelaksanaan pembelajaran. 2. Kecenderungan siswa untuk membaca masih kurang sehingga pembelajaran menggunakan LKS kurang efektif. 3. LKS problem solving Polya ini masih terbatas hanya pada pembahasan soal- soal saja tidak membahas pada kegiatan eksperimen. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini secara umum dapat disimpulkan: penggunaan lembar kerja siswa LKS berbasis model problem solving Polya berpengaruh positif terhadap kemampuan menganalisis siswa pada konsep fluida dinamis. Pernyataan ini didasarkan pada hasil uji hipotesis melalaui uji t pada taraf kepercayaan 95 dengan nilai t hitung = 5,306 dan t tabel = 2,002, sehingga nilai t hitung t tabel. Secara khusus berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1. Hasil nilai rata-rata kemampuan menganalisis kelas eksperimen pada saat pretest 29,00 menjadi 64,87 pada saat posttest, sedangkan kelas kontrol pada saat pretest 29,50 menjadi 52,03 pada saat posttest. 2. Kemampuan menganalisis siswa pada aspek membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan setelah pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja siswa LKS berbasis model problem solving Polya mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan uji N-Gain yang hasilnya kemampuan menganalisis pada aspek membedakan memperoleh nilai N-Gain sebesar 0,46 sedang, mengorganisasi memperoleh nilai N-Gain sebesar 0,57 sedang, dan mengatribusikan memperoleh nilai N-Gain sebesar 0,44 sedang atau rata- rata nilai N-Gainnya sebesar 0,52 sedang. 3. Berdasarkan observasi aktivitas siswa, kemampuan siswa dalam pemecahan masalah berada pada kategori baik dengan rata-rata 72. Sedangkan berdasarkan hasil angket, respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja siswa LKS berbasis model problem solving Polya juga berada pada kategori baik. 79

B. Saran

Berdasarkan temuan selama penelitian, saran yang dapat diajukan untuk penelitian lanjutan antara lain: 1. Ketika menyusun LKS berbasis model problem solving Polya sebaiknya meminta saran kepada ahli pembelajaran. 2. Siswa sebaiknya diberikan tugas terstruktur terlebih dahulu yaitu merangkum materi yang akan dipelajari. 3. Bekerja sama dengan guru matematika untuk meningkatkan kemampuan matematis siswa yang dipakai dalam mempelajari konsep fisika. 4. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya LKS berbasis model problem solving Polya tidak hanya membahas soal-soal saja tetapi diinovasikan juga membahas kegiatan eksperimen. 80 DAFTAR PUSTAKA Adiputri, Novi Chriastuti. 2014. RI Terendah di PISA, WNA: Indonesian Kids Don’t Know How Stupid They Are. www.detiknews.com . Ahda, Syafrina. “Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Contextual Teaching and Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Konsep Zat dan Wujudnya ” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2013. tidak dipublikasikan. Anderson. 2001. Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing. New York: Addison Weslwy Longman, Inc. Anderson Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom Terjemahan, Jakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ed. Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. …………………….. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ed. 2. Jakarta: Bumi Aksara. Atiqoh “Pengaruh Model Pemecahan Masalah Polya terhadap Kemampuan Analisis Siswa pada Konsep Listrik Dinamis ”. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: 2011. tidak dipublikasikan. Budi, Wono Setya. 2005. Langkah Awal Menuju Olimpiade Matematika. Jakarta: Ricardo. Depdiknas. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMAMA. Jakarta : BSNP Fitriyati, dkk., Pengembangan LKS Fisika SMA Kelas X Semester II dengan Website Online Berbasis Contextual Teaching Learning, Radiasi, 3. Gamze, Serap, and Mustafa Erol. The effects of Problem Solving Instruction on Physics Achievement, Problem Solving Performance and Strategy Use, 2, 2008.