Jenis-Jenis LKS Peranan Lembar Kerja Siswa LKS Sebagai Sumber Belajar Siswa

13 2 Diagram completion melengkapi diagram atau menyempurnakan gambar Pada bentuk LKS ini disajikan gambar yang belum lengkap, kemudian siswa melengkapinya baik oleh tanda panah, tulisan atau gambar. Gambar atau diagram harus jelas sehingga memudahkan siswa untuk melengkapinya. 3 Table completion melengkapi tabel Pada bentuk LKS ini disajikan tabel yang belum lengkap, dan data-data yang akan dimasukan kedalam tabel. Selanjutnya ada perintah agar siswa mengisi tabel dengan data-data yang ada sesuai dengan konsep yang sesuai dengan topiknya. 4 Prediction meramalkan Pada LKS ini disajikan beberapa fakta atau kejadian misalnya dalam bentuk gambar. Selain itu tertera pertanyaan-pertannyan yang memancing siswa untuk melakukan keterampilan prediksi. 5 Diagram cut and paste potong dan tempel gambar Pada LKS ini disajikan beberapa bentuk potongan berisi gambar atau tulisan dan ada perintah yang mengajak siswa untuk memotongnya. Kemudian menyusun kembali sesuai dengan konsep yang ditanyakan. Agar potongan-potongan menjadi susunan yang bermakna dapat disajikan suatu bagan yang dapat membantu siswa menemukan konsep yang sedang dipelajari. 6 Scramble mengacak Pada LKS bentuk ini disajikan beberapa kata atau huruf acak, selanjutnya ada intruksi agar siswa menyusun kata-kata atau huruf-huruf tersebut menjadi suatu yang bermakna. Huruf atau kata-kata sebaiknya ditempatkan dalam suatu kotak atau lingkaran dalam sajian yang menarik. Selain itu ada intruksi agar siswa menyusun huruf-huruf menjadi kata-kata, sedangkan kata-kata menjadi suatu kalimat. b Bentuk LKS analysis DART Pada bentuk ini lembar kegiatan siswa dapat berupa text marking labelling dan recording. 14 1 Text marking labelling Bentuk LKS text marking labelling dapat berupa underlaying, labelling dan segmenting. a Underlaying menggaris bawahi Pada LKS bentuk ini disajikan suatu teks, selanjutnya tertera perintah agar siswa membaca teks dan memberi garis bawah pada kata-kata penting atau kata kunci. Setelah memberi garis bawah pada kunci selanjutnya siswa dapat diarahkan untuk mengembangkan kata-kata kunci yang didapat menjadi suatu teks lain atau bagan. b Labelling memberi label Pada LKS bentuk ini dapat disajikan gambar-gambar yang tidak memiliki nama dan label-label yang sesuai dengan gambar-gambar. Selanjutnya ditulis intruksi yang meminta siswa untuk memberikan label pada gambar-gambar yang belum memiliki nama tetapi harus sesuai teks atau susunan gambar yang bermakna. c Segmenting memotongmenggolongkan Pada LKS bentuk ini disajikan suatu teks atau kumpulan gambar. Selanjutnya tertera perintah agar siswa memotong atau menggolongkan teks atau gambar yang sejenis. Setelah itu kegiatan dapat dikembangkan lagi misalnya hasil potongan disusun kembali menjadi suatu teks atau susunan gambar yang bermakna. 2 Recording Bentuk LKS recording dapat berupa diagramatic representation, tabulator, question dan summary. a Diagramatic representation membuat diagram Pada LKS bentuk ini disajikan intruksi yang mengajak siswa membuat diagram dalam bentuk gambar, grafik, diagram alur proses atau bagan. Agar diagram yang terbentuk sesuai dengan konsep yang diminta, pada LKS diberikan data atau komponen-komponen diagram. 15 b Tabulator membuat daftar yang tersusun Pada LKS bentuk ini disajikan data atau konsep yang tidak teratur, biasanya data dalam bentuk kuantitatif. Selanjutnya ada intruksi yang mengarahkan siswa agar membuat tabulator dengan terarah. c Question membuat pertanyaan-pertanyan Pada LKS ini disajikan suatu teks atau wacana, dan instruksi yang meminta siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya dapat diambil dari teks yang tersedia. d Summary membuat rangkuman Pada LKS bentuk ini disajikan suatu teks atau wacana dan intruksi yang meminta siswa untuk membuat rangkuman dari teks yang tersedia. Pada LKS ini harus disediakan tempat kosong untuk rangkuman yang dibuat siswa. Selain bentuk DART di atas ada LKS yang berupa kuis seperti “teka-teki silang“ dan “words square”. LKS ini biasa digunakan untuk memotivasi siswa dalam belajar terutama dalam melatih berpikir cepat. Pada kegiatan yang menggunakan LKS ini guru dapat memberi hadiah untuk pemenang kuis. Pada penelitian ini, LKS berbasis problem solving Polya merupakan LKS non eksperimen bentuk questioning membuat pertanyaan yang menuntut siswa melakukan kegiatan diskusi suatu materi pembelajaran. Pada kegiatan diskusi terdapat pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu siswa untuk mengaitkan fenomena dengan konsep yang mereka pelajari kemudian memecahkan masalah tersebut dengan langkah-langkah yang ada. Selain itu, LKS ini memuat tugas untuk siswa melakukan diskusi, kemudian meminta siswa untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat dan bertanggung jawab, sehingga diharapkan kemampuan menganalisis siswa lebih baik dari sebelumnya.

c. Fungsi LKS

Berdasarkan pengertian dan penjelasan mengenai LKS, dapat kita ketahui bahwa LKS memiliki beberapa fungsi. Prastowo menyebutkan setidaknya ada empat fungsi yang dimiliki LKS sebagai bahan ajar, yaitu: 11 11 Andi Prastowo, op. cit., h. 205-206. 16 1 Meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan siswa. 2 Mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. 3 Ringkas dan banyak tugas untuk berlatih. 4 Memudahkan pelaksananan pengajaran kepada siswa. Penggunaan LKS berbasis problem solving Polya berfungsi sebagai bahan ajar yang membantu siswa dalam memahami konsep fisika khususnya fluida dinamis serta melatih siswa untuk mampu memecahkan masalah secara analisis, logis, sistematis, kreatif, dan mandiri.

d. Tujuan Penyusunan LKS

Penyusunan LKS dalam pembelajaran memiliki tujuan tertentu. Menurut Andi Prastowo, tujuan penyusunan LKS dalam pembelajaran diantaranya: 12 1 Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada siswa. 2 Memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan. 3 Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. 4 Melatih kemandirian belajar siswa. Penyusunan LKS berbasis problem solving Polya bertujuan untuk menyajikan bahan ajar yang memuat pertanyaan diskusi untuk melatih siswa dalam kemampuan berpikir analisis. Selain itu, LKS ini ditunjukkan untuk melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan analisis sesuai dengan model problem solving Polya. Oleh karena itu, LKS ini diharapkan dapat membantu pembelajaran siswa dalam memahami konsep fluida dinamis dan fisika lainnya pada umumnya.

e. Manfaat LKS

Keuntungan adanya lembar kerja siswa adalah memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membantu siswa belajar secara mandiri dalam memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Lembar kerja siswa harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapainya sebuah kompetensi dasar yang dikuasai siswa. 13 Ida Malati menyatakan menggunakan 12 Andi Prastowo, Ibid., h. 206. 13 Abdul Majid, op. cit., h. 176-177. 17 LKS dalam kegiatan pembelajaran memiliki banyak manfaat. Bagi guru, LKS dapat memberikan kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. 14 LKS berbasis problem solving Polya menerapkan syarat survey, question, read, recite, and review. Syarat-syarat tersebut dimaksudkan agar penggunaan LKS mendapatkan hasil yang optimal yaitu kemampuan menganalisis yang lebih baik.

f. Unsur-Unsur LKS

LKS lebih sederhana daripada modul, namun lebih kompleks daripada buku jika dilihat berdasarkan strukturnya susunannya. Diknas dalam Andi Prastowo menjelaskan bahwa LKS terdiri atas enam unsur utama meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasarmateri pokok, informasi pendukung, langkah kerja, dan penilaian. Sedangkan format dalam penulisan LKS memuat delapan unsur, yaitu judul, kompetensi dasar yang dicapai, waktu penyelesaian, peralatan yang diperlukan, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. 15 Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penyusunan LKS selain memperhatikan bentuk dan syarat-syarat LKS. Hal lain yang harus diperhatikan adalah unsur-unsur yang terdapat dalam LKS tersebut. Unsur-unsur ini dimaksudkan agar siswa mudah untuk mengerjakan tugas atau latihan yang terdapat di dalam LKS. Secara umum unsur-unsur LKS yang diungkapkan sebelumnya memiliki kesamaan, hanya spesifikasinya saja yang terdapat perbedaan. LKS ini lebih spesifik mengarah kepada pemecahan masalah problem solving untuk meningkatkan kemampuan menganalsisi siswa. Adapun kemampuan pemecahan masalah problem solving yang digunakan LKS pada penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah problem solving menyadur pendapat dari G. Polya dalam bukunya yang berjudul “How To Solve It ”. 14 Ida Malati Sadjati, dkk, Materi Pokok Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2003, cet. 1., h. 3.22. 15 Andi Prastowo, op.cit., h. 208. 18

g. Prosedur Pengembangan LKS

Terdapat empat langkah dalam mengembangkan LKS, yaitu penentuan tujuan instruksional yang berdasarkan pada desain LKS. Perhatikan variabel ukuran, kepadatan halaman, dan kejelasan. Kemudian pengumpulan materi dan tugas yang akan dimuat dalam LKS harus sesuai dengan tujuan instruksional. Bahan atau materi yang akan disajikan dalam LKS dapat dikembangkan sendiri atau menggunakan materi yang sudah tersedia. Selanjutnya penyusunan elemen dengan cara mengintegrasikan desain dengan tugas yang akan diberikan pada siswa. Tahap terakhir penyempurnaan, yaitu dengan cara melakukan pengecekan terhadap LKS yang sudah dikembangkan. Terdapat empat variabel yang harus diperhatikan sebelum LKS dibagikan ke siswa, yaitu: 16 1 Kesesuaian desain dengan tujuan instruksional. 2 Kesesuaian materi dengan tujuan instruksional. 3 Kesesuaian elemen dengan tujuan instruksional. 4 Kejelasan penyampaian. Prosedur dalam penyusunan LKS yang harus dilakukan agar LKS dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran menurut Diknas adalah sebagai berikut: 17 1 Melakukan analisis kurikulum mengenai SK, KD, indikator, dan materi pembelajaran. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi yang membutuhkan bahan ajar LKS. 2 Menyusun peta kebutuhan LKS. Peta kebutuhan sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis serta melihat urutannya. 3 Menentukan judul-judul LKS. Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi- kompetensi dasar, materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. 16 Ida Malati Sadjati, dkk, op. cit., h. 3.25-3.27. 17 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Jogjakarta: Diva Press, 2013, Cet. V., h. 212-215.