Data Angket Respon Siswa

Perhitungan uji homogenitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran 3E dan 3D. Berdasarkan Tabel 4.10 di atas terlihat bahwa nilai F hitung kedua data baik pretest maupun posttest lebih kecil dibandingkan nilai F tabel , dengan nilai F tabel diambil dari tabel F statistik pada taraf signifikansi 5. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki populasi yang homogen, atau dengan kata lain kedua kelas memiliki kemampuan yang sama, baik pada saat pretest maupun saat posttest.

2. Analisis Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat statistik, diperoleh bahwa kedua data baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis tes statistik parametrik. Adapun uji statistik yang digunakan adalah uji t. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika t hitung t tabel , maka dinyatakan H 1 diterima, sedangkan jika t hitung t tabel , maka dinyatakan H 1 ditolak. Hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.11 di bawah ini: Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Pretest Posttest t hitung 0,79 5,31 t tabel 2,00 Keputusan H 1 ditolak H 1 diterima Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran 2F dan 3E. Nilai t tabel diambil dari tabel t statistik pada taraf signifikansi 5. Berdasarkan Tabel 4.11 di atas terlihat bahwa nilai t hitung hasil pretest lebih kecil dari nilai t tabel , sehingga dapat disimpulkan bahwa H 1 ditolak atau tidak terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis Problem Solving Polya sebelum diberikan perlakuan. Sementara nilai t hitung hasil posttest lebih besar dibandingkan nilai t tabel , sehingga dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima atau terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis Problem Solving Polya pada konsep fluida dinamis terhadap kemampuan menganalisis siswa.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil pretest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki perbedaan yang sangat kecil. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari nilai rata-rata masing- masing kelas. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 29,00 sedangkan nilai rata- rata kelas kontrol sebesar 29,50. Perbedaan rata-rata kelas ini tidak terlalu jauh, dikarenakan sebaran kemampuan siswa dikedua kelas tersebut hampir sama. Setelah dilakukan posttest, nilai kemampuan menganalisis kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama mengalami peningkatan. Namun kelas eksperimen mangalami peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan dengan nilai kelas kontrol. Peningkatan yang signifikan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata mean siswa kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis Problem Solving Polya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan LKS penerbit. Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 64,87 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 52,03. Peningkatan kemampuan menganalisis juga dapat dilihat pada hasil uji N- Gain dengan rata-rata peningkatan aspek membedakan pada kelas eksperimen sebesar 0,46 dengan kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,43 dengan kategori sedang. Peningkatan aspek mengorganisasi pada kelas eksperimen sebesar 0,57 dengan kategori sedang, dan 0,23 dengan kategori rendah pada kelas kontrol. Sedangkan peningkatan untuk aspek mengatribusikan pada kelas eksperimen sebesar 0,44 dengan kategori sedang, dan 0,34 dengan kategori sedang pada kelas kontrol. Secara umum, rata-rata kemampuan menganalisis berdasar uji N-Gain sebesar 0,52 dengan kategori sedang untuk kelas eksperimen dan sebesar 0,33 dengan kategori sedang untuk kelas kontrol. Berdasarkan data tersebut, pada setiap aspek kemampuan menganalisis dan rata-rata semua aspek terlihat bahwa kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol. Keadaan ini menunjukkan bahwa kemampuan menganalisis siswa pada pembelajaran konsep fluida dinamis dengan menggunakan LKS berbasis Problem Solving Polya pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan LKS penerbit pada kelas kontrol.