K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Setelah  data-data  penelitian  yang  dihasilkan  terkumpul,  peneliti memeriksa  kembali  kelengkapan  dan  keabsahan  data-data  tersebut.  Tahap
selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut. 1.
Data Kuantitatif Data hasil tes siswa dianalisis dari setiap siklus yang telah dilakukan.
Kemampuan  siswa  dalam  pemecahan  masalah  matematika  dapat  terlihat dalam  perhitungan  skor  rata-rata  kemampuan  pemecahan  masalah
matematik siswa. Selanjutnya kemampuan pemecahan masalah matematika dianalisis  per  indikator.  Nilai  tiap  indikator  pemecahan  masalah  dihitung
dengan rumus:
13
= × 100
Keterangan: S = nilai yang diharapkan dicari
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = skor maksimum dari tes tersebut
2. Data Kualitatif
a.  Observasi Data  hasil  observasi  disajikan  dalam  bentuk  tabel  kemudian
dianalisis  menggunakan  nilai  persentase.  Rumus  persentase  yang digunakan adalah :
14
= × 100
Keterangan: = Angka persentase
= frekuensi yang akan dicari persentasenya
13
M.  Ngalim  Purwanto,  Prinsip-Prinsip  dan  Teknik  Evaluasi  Pengajaran,  Bandung:  PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. XII, h.112
14
Anas  Sudijono,  Pengantar  Statistik  Pendidikan,  Jakarta:  PT.  Raja  Grafindo  Persada, 2003, h. 40.
= Jumlah frekuensiBanyaknya individu
b.  Jurnal Harian Data  hasil  jurnal  harian  dianalisis  dengan  cara  merangkum
pendapat  siswa  pada  setiap    pertemuan,  kemudian  mengelompokannya kedalam  sikap  positif,  netral  dan  negatif.  Sikap  positif  bisa  diartikan
sebagai  menyukai,  menyenangi,  menunjang  atau memihak  terhadap  suatu objek. Sedangkan sikap negatif  bisa diartikan sebaliknya dan sikap netral
antara  keduanya.
15
Persentase  untuk  tiap-tiap  sifat  pernyataan  tersebut digunakan rumus, yaitu:
16
=
ℎ ℎ
× 100
=
ℎ ℎ
× 100
=
ℎ 〱
ℎ
× 100
c.  Wawancara Wawancara  dilakukan  dengan  guru  mata  pelajaran  dan  dengan
beberapa  siswa.  Siswa  yang  diwawancarai  terdiri  dari  1  siswa  yang memiliki kemampuan akademis tinggi, 1 siswa yang memiliki kemampuan
akademis  sedang  dan  1  siswa  yang  memiliki  kemampuan  akademis rendah.  Wawancara  dengan  guru  dilaksanakan  pada  tahap  pra-penelitian,
pada akhir siklus I dan pada akhir siklus II. Sedangkan wawancara dengan beberapa  murid  dilaksanakan  pada  akhir  siklus  I  dan  II.  Data  hasil
wawancara dideskripsikan dalam kalimat kemudian disusun dalam bentuk rangkuman  hasil  wawancara.  Data  ini  dapat  memperkuat  hasil  temuan
pengolahan nilai tes dan jurnal harian.
15
Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Bandung : FPMIPA-UPI, 2003, h.187
16
Anas Sudijono, op. cit.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Reciprocal  Teaching  merupakan  teknik  pembelajaran  yang  mengacu kepada  aktivitas  pengajaran  yang  terjadi  dalam  bentuk  dialog  antara  guru
dengan murid terkait segmen dari suatu teks bacaan yang distrukturkan dalam empat  strategi:  membuat  ringkasan,  mengajukan  pertanyaan,  melakukan
klarifikasi,  dan  melakukan  prediksi  Berdasarkan  teori  yang  diungkapkan bahwa  reciprocal  teaching  merupakan  teknik  pembelajaran  yang  dapat
memenuhi  kebutuhan  belajar  setiap  siswa  dan  membantu  dalam mengembangkan  potensi  belajar  semua  siswa.  Zaman  selalu  berubah  dan
kompetitif  berdasarkan  perkembangan  teknologi  informasi,  untuk  itu  guru yang  ideal  harus  merancang  proses  pembelajaran  bagi  siswanya  demi
kesuksesan siswa dalam menghadapi perkembangan zaman. Sejalan dengan alasan tersebut penulis mengharapkan bahwa tindak lanjut
tindakan  penelitian  ini  tidak  berhenti  sampai  penelitian  ini  berakhir,  tetapi juga  dikembangkan  secara  maksimal  sesuai  dengan  teknik  Reciprocal
Teaching. Dalam melakukan penelitian, guru bidang dtudi dapat berkolaborasi dengan observer  yang  dalam  hal  ini  adalah  teman  seprofesi  untuk  membantu
kelancaran  penelitian  dan  dapat  juga  sebagai  kolabolator  untuk  berdiskusi membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.