oleh pihak bank, atau sebaliknya sehingga dapat diketahui penyebab terjadinya perbedaan saldo kas Somantri, 2007:39.
3. Bentuk rekonsiliasi bank
Rekonsiliasi bank dapat disusun dalam bentuk staffel dan scontro. Rekonsiliasi bank dilakukan hanya terhadap saldo akhir kas, laporan
rekonsiliasi bank dapat disusun dalam bentuk sebagai berikut Somantri, 2007:40 :
1 Rekonsiliasi saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan ke arah saldo yang benar.
2 Rekonsiliasi saldo menurut bank ke arah saldo menurut catatan perusahaan.
Apabila rekonsiliasi bank dilakukan terhadap saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir maka laporan rekonsiliasi bank
dapat disusun dalam bentuk sebagai berikut Somantri, 2007:40: 1 Rekonsiliasi bentuk empat kolom
2 Rekonsiliasi bentuk delapan kolom
4. Prosedur rekonsiliasi bank a. Penghitungan selisih saldo kas
Dalam perusahaan yang menyelenggarakan akuntansi secara manual, saldo akun kas menurut catatan perusahaan dalam buku besar pada akun
kas. Dengan demikian, saldo kas menurut catatan perusahaan dengan saldo kas menurut rekening koran pada suatu periode dapat diketahui
dari saldo rekening koran dan saldo akun kas di buku besar. Dalam proses rekonsiliasi diperlukan buku-buku dan dokumen-dokumen,
antara lain Somantri, 2007:40:
1 Buku jurnal penerimaan kas 2 Buku jurnal pengeluaran kas
3 Rekening koran 4 Daftar bukti setoran ke bank
5 Bukti penerimaan dan pengeluaran kas dengan dokumen
pendukungnya
b. Identifikasi penyebab timbulnya perbedaan saldo kas
Transaksi-transaksi yang mengakibatkan terjadinya perbedaan saldo kas menurut catatan perusahaan dengan saldo rekening koran, antara lain
Somantri, 2007:41: 1
Setoran dalam perjalanan atau setoran dalam proses deposit in transit
, yaitu setoran perusahaan yang belum diterima oleh bank pada saat rekening koran sudah ditutup.
2 Cek dalam peredaran out standing check, yaitu cek yang telah
dikeluarkan perusahaan untuk pembayaran kepada pihak lain, tetapi sampai dengan penutupan rekening koran, cek yang bersangkutan
belum diuangkan dicairkan sehingga belum tercatat dalam rekening koran.
3 Cek kosong, yaitu cek yang diterima perusahaan dan disetorkan ke
bank, ditolak oleh bank karena dananya tidak mencukupi. 4
Cek ditempat counter check, yaitu pengambilan uang dari bank tidak menggunakan cek melainkan dengan
formulir yang disediakan oleh bank.
5 Adanya hasil inkaso bank, yaitu penagihan piutang wesel atas
nama perusahaan dan dilakukan oleh bank, tetapi oleh bank belum dilaporkan ke perusahaan.
6 Kesalahan pencatatan bank dalam melakukan pencatatan. Bank
mencatat penyetoran dan pengambilan ke rekening koran nasabah lain.
7 Kesalahan dalam pencatatan yang dilakukan bank atau perusahaan,
yaitu mencatat uang dengan jumlah terlalu besar atau kecil. 8
Jasa giro dan biaya administrasi yang telah diperhitungkan dan dicatat oleh bank dalam rekening koran, sementara perusahaan baru
mengetahui setelah menerima rekening koran dari bank.