Model Penelitian Tindakan Penelitian Tindakan Kelas 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

jumlah skor tim. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang bisa dicakupi oleh tiap anggota tim. Kriteria tim tinggi ditetapkan sebagai tim super dan akan menerima sertifikat yang menarik. Setiap hari guru memberi pengajaran selama 10-15 menit kepada dua atau tiga kelompok kecil siswa yang terdiri dari tim yang berbeda. Seminggu sekali siswa diminta mengerjakan tes fakta selama tiga menit. Pada akhir tiap minggu guru menghentikan program individual dan menghabiskan satu minggu mengajari seluruh kelas. e. Cooperative Intregrated Reading and Composition CIRC CIRC merupakan sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa. CIRC terdiri dari beberapa komponen, yaitu: tindak lanjut, membaca lisan, kemampuan memahami bacaan, menulis, dan seni berbahasa. f. Learning Together Siswa melakukan presentasi bahan pelajaran, kemudian siswa dikelompokkan terdiri dari empat sampai lima orang yang bersifat heterogen dan mengerjakan satu lembar kerja secara berkelompok. Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa secara individual mengerjakan kuis.

3. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif

Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok dianggap cooperative learning, terdapat lima prinsip dasar dalam cooperative learning yaitu Lie, 2002:31-37: a. Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok yang tidak mungkin diselesaikan oleh salah satu anggota, maka ada anggota lain akan membantu menyelesaikan tugas, sehingga ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya. b. Tanggung jawab perseorangan Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Tanggung jawab perseorangan tersebut dapat tercipta apabila guru dapat memberikan tugas yang bobot dan tingkat kesulitannya relatif sama untuk setiap siswa dalam anggota kelompok. Dengan demikian setiap siswa mempunyai tanggung jawab yang sama dengan anggota tim yang lain dan dapat menyelesaikan tugas kelompoknya bersama- sama. c. Tatap muka Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok. Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi akan membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota karena hasil pemikiran kelompok akan lebih baik daripada hasil pemikiran satu orang saja. Sinergi antar anggota ini akan meningkatkan sikap menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing anggota. Tatap muka ini merupakan suatu bentuk keterampilan sosial yang memungkinkan anggota berinteraksi dengan anggota lainnya untuk saling mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap anggota harus diberi kesempatan untuk saling mengenal, saling menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka, dan interaksi pribadi. d. Komunikasi antar anggota Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa harus dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena tidak semua siswa mempunyai keahlian berbicara dan mendengarkan. Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan untuk mengemukakan pendapat. Siswa perlu diberitahu tentang cara-cara berkomunikasi secara efektif. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok memerlukan proses yang panjang, namun sangat bermanfaat untuk memperkaya pengalaman belajar dan untuk pembinaan perkembangan mental dan emosional siswa. e. Evaluasi proses kelompok Untuk kepentingan evaluasi, guru harus menyediakan waktu khusus untuk mengevaluasi kerja kelompok dan hasil kerjasama kelompok, supaya untuk selanjutnya setiap siswa dalam bekerjasama dapat lebih efektif. Evaluasi tidak harus diadakan setiap waktu ada kerja kelompok, melainkan dapat dilakukan selang beberapa waktu setelah beberapa kali siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments TGT

TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan. Kegiatan belajar melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan. Aktivitas belajar dirancang dengan permainan dan turnamen akademik akan menumbuhkan kegairahan siswa dalam belajar, tanggung jawab, kerja sama, dan persaingan yang sehat.

1. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Menurut Slavin 2005:166-167 pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan yaitu: a. Presentasi kelas Class presentation Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas, atau dengan diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengajaran secara langsung yang dipandu oleh guru. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas berlangsung, karena dengan demikian akan sangat membantu siswa mengerjakan kuis-kuis soal-soal. b. Kelompok Team Kelompok terdiri dari empat atau enam siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas heterogen. Fungsi utama tim adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan mempersiapkan anggotanya untuk dapat mengerjakan kuis dengan baik. Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan supaya kerja sama dalam kelompok dapat berjalan dengan lancar. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lain. Pembelajaran ini biasanya melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi setiap kesalahan pemahaman. c. Permainan Game Permainan dalam pembelajaran ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari prestasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Kebanyakan permainan berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai dengan yang tertera

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa pada materi jurnal penyesuaian.

0 2 334

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMK Sanjaya Pakem kelas X pada mata pelajaran akuntansi.

0 0 196

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

0 2 260

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa pada mata pelajaran Mengelola Administrasi Kas dan Bank

0 3 369

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMK Sanjaya Pakem kelas X pada mata pelajaran akuntansi

0 7 194

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 288