oleh keberhasilan kelompok, yang kedua adalah teori pembangunan yang mengatakan bahwa interaksi siswa dengan tugas-tugasnya
akan meningkatkan penguasaan mereka terhadap materi yang dipelajari, dan yang ketiga adalah teori elaborasi kognitif yang
mengatakan bahwa dalam belajar siswa diminta untuk dapat membagi pengalaman belajar atau menerangkan materi yang
dikuasainya pada siswa lain agar mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson dalam mengemukakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning Anita Lie, 2008.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Adapun kelima
unsur tersebut adalah :
a. Saling ketergantungan positif
Yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif adalah adanya hubungan yang saling membutuhkan antar siswa dalam
kelompok belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, setiap anggota kelompok diminta untuk bertanggung jawab tidak hanya bertanggung
jawab terhadap kinerjanya secara individu, namun juga bertanggung jawab secara kelompok. Atau dengan kata lain setiap anggota diminta
untuk memberikan sumbangan bagi kelompoknya.
Anita Lie 2008 menyebutkan bahwa beberapa siswa yang kurang mampu tidak akan merasa minder terhadap rekan-rekan mereka
karena mereka juga memberikan sumbangan. Malahan mereka akan merasa terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dan dengan
demikian menaikkan nilai mereka kelompok. Sebaliknya siswa yang lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena rekannnya yang
kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan mereka.
b. Tanggung jawab perseorangan
Unsur kedua ini merupakan akibat yang dihasilkan dari unsur saling ketergantungan positif. Dengan para siswa saling bergantung
pada rekannya, maka akan timbul rasa tanggung jawab secara personal untuk memberikan yang terbaik bagi kelompoknya.
c. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para
pembelajar siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Setiap anggota kelompok memiliki latar belakang pengalaman,
keluarga, dan sosial ekonomi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses saling
memperkaya antaranggota kelompok. Para anggota kelompok perlu