Indikator Representasi Matematika Kemampuan Representasi dalam Matematika a. Hakikat Matematika

Berdasarkan penjelasan tentang indikator representasi, maka indikator kemampuan representasi yang akan digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah : 1. Representasi berupa diagram, grafik atau tabel, dan gambar Drawing. 2. Persamaan atau ekspresi matematika Mathematical Expressions 3. Kata-kata atau teks tertulis Written Texts.

2. Pendekatan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan banyak digunakan oleh guru-guru di sekolah. Pembelajaran konvensional yang dilaksanakan di sekolah tempat dilaksanakan penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ekspositori. Kenyataanya, metode ekspositori adalah metode mengajar yang banyak digunakan oleh guru adalah dimana guru lebih banyak bertutur di dalam kelas sedangkan siswa hanya menyimak penjelasan guru. 34 Metode ekspositori sama dengan cara mengajar yang biasa tradisional yang sering dipakai pada pengajaran matematika. Umumnya pembelajaran seperti ini lebih mengutamakan hafalan dari pada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil dari pada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Dalam kaitannya dengan pembelajaran matematika, metode ini hanya menekankan kepada siswa menghafal rumus-rumus tanpa mengetahui darimana rumus tersebut diperoleh. Hal ini berakibat pada penguasaan siswa terhadap konsep matematika cenderung bersumber dari hafalan bukan pemahaman. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode ekspositori dapat dirinci sebagai berikut : 35 a. Persiapan, dalam tahap ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. 34 Wina Sanjaya, op.cit., h. 178 35 ibid., h. 185-190. b. Penyajian, dalam tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru berusaha semaksimal mungkin agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. c. Korelasi, dalam tahap ini guru menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa untuk memberikan makna terhadap materi pembelajaran. d. Menyimpulkan, adalah tahapan memahami inti dari materi pembelajaran yang disajikan. e. Mengaplikasikan, merupakan tahapan unjuk kemampuan siswa setelah menyimak penjelasan dari guru. Materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi tersebut dan materi pelajaran seakan-akan sudah jadi saat diberikan. Begitu juga dengan memberikan relevansi materi dalam kehidupan sehari-hari dilakukan sebagai kegiatan tambahan bukan suatu keharusan. Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru yang berarti peran guru sangat dominan dalam pembelajaran. Pada intinya, tujuan pembelajaran bukan sekedar akumulasi pengetahuan akan tetapi bagaimana pengetahuan yang telah diperoleh siswa dalam pembelajaran tersebut mampu diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu metode ekspositori yang lebih menekankan pada pengumpulan fakta atau konsep tidak lagi relevan untuk diterapkan disebabkan banyaknya kelemahan-kelemahan yang terdapat didalamnya antara lain; proses pembelajaran bersifat statis dan komunikasi berjalan searah, siswa menjadi pasif dan tidak dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif yang akan berdampak pada kualitas hasil pembelajaran.

3. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mencoba mengaitkan konsep matematika dengan masalah kehidupan sehari-hari dengan melibatkan keaktifan siswa. Sedangkan pembelajaran konvensional pada umumnya, hanya mentransfer ilmu dari guru ke murid tanpa melibatkan siswa. Berikut diuraikan beberapa perbedaan antara pembelajaran kontekstual dan pembelajaran konvensional : 36 Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran kontekstual dan Pembelajaran Konvensional No. Aspek Penilaian Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Konvensional 1 Keaktifan Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa adalah penerima informasi secara pasif. 2 Metode Pembelajaran Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis karena dikemas dalam bentuk yang sudah jadi . kaitan materi dengan kehidupan sehari-hari disajikan setelah konsep selesai dijelaskan. 3 Pengembangan konsep Konsep dikembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri siswa. konsep ada di luar diri siswa, yang harus diterangkan, diterima, dihafalkan, dan dilatihkan. 4 Berfikir Siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, ikut Siswa secara pasif menerima rumus atau kaidah membaca, mendengarkan, mencatat, menghafal, tanpa memberikan kontribusi 36 Ibid., h. 270-272. bertanggungjawab atas terjadinya proses pembelajaran yang efektif, dan membawa skemata masing-masing ke dalam pembelajaran. ide dalam proses pembelajaran. 5 Pengalaman siswa Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan. Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa.

4. Relasi Fungsi

Materi yang diajarkan ditingkat SMP kelas VIII semester 1 meliputi faktorisasi aljabar, relasi dan fungsi, persamaan garis lurus dan sistem persamaan linear dua variabel. Berdasarkan beberapa materi tersebut materi fungsi merupakan suatu konsep yang esensial dalam kurikulum matematika. 37 karena materi fungsi berperan untuk memahami konsep matematika lainnya serta tempat latihan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP 2008, materi Relasi dan Fungsi diberikan pada siswa SMP kelas VIII. Standar kompetensi pada pokok bahasan Relasi dan Fungsi yaitu memahami relasi dan fungsi serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. Topik-topik yang dipelajari dalam pokok bahasan Relasi dan Fungsi adalah sebagai berikut: a. Pengertian Relasi Misalkan adalah suatu relasi . maka kita katakan bahwa kalimat terbuka mendefinisikan suatu relasi dari A ke B. 38 37 Martianty Nalole, Pembelajaran Fungsi Melalui Pemecahan Masalah Pada Mahasiswa Semester I D-II PGSD Jurusan Pendidikan Anak Fakultas Ilmu Pendidikan, INOVASI, 4, 2007, h. 14 38 Seymour Lipschutz, Pantur Silaban PH.D, Teori Himpunan, Jakarta : Erlangga, h. 87