Gambar 4.15 Contoh Jawaban Soal Nomor 4 Siswa Kelas Eksperimen
Untuk soal nomor 4 ini, proses menjawab siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sangat berbeda. Jawaban dari kelas eksperimen dapat
mengekspresikan situasi ke dalam model matematik, jawaban tersebut menunjukan mereka memahami maksud dari soal yang diberikan, sedangkan
jawaban dari siswa kelas kontrol tidak mengambarkan sama sekali bentuk notasi fungsi yang dimaksud soal ini.
Secara visual nilai rata-rata kemampuan mathematical expression kedua kelompok dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Kemampuan Mathematical Expression
Kelompok Kemampuan Mathematical
Expression Eksperimen
5,44 Kontrol
3,80 Secara keseluruhan untuk indikator mathematical expression ini rata-rata
nilai kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol .Artinya siswa pada kelompok eksperimen lebih mampu mengekspresikan konsep
matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau symbol matematika. Indikator mathematical expression memiliki skor total 8, siswa pada
kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata sebesar 5,44. Sedangkannilai rata- rata pada kelompok kontrol sebesar 3,80.Siswa pada kelompok eksperimen yang
memiliki nilai diatas rata-rata sebanyak 14 siswa 44 dan yang memiliki nilai dibawah rata-rata sebanyak 18 siswa 56. Siswa pada kelompok kontrol yang
memiliki nilai diatas rata-rata sebanyak 18 siswa 60 dan yang memiliki nilai dibawah rata-rata sebanyak 12 40.
2. Kemampuan Representasi Matematis Berdasarkan Indikator
Penelitian ini mengukur kemampuan representasi matematik berdasarkan tiga indikator diantaranya written text, drawing dan mathematical
expression. Berikut disajikan perbandingan pencapaian tiap indikator terhadap indikator representasi yang lain pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Tabel 4.10 Persentase Indikator kemampuan Representasi Matematis
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
No. Indikator Representasi
Matematik Skor
Ideal Kelompok
Eksperimen Kelompok
Kontrol
̅ ̅
1. 2.
3. Written text
Drawing Mathematical
expression 8
8 8
5,75 6,81
5,44 71,88
85,13 68,00
4,53 5,67
3,80 56,63
70,88 47,50
Dari tabel 4.10 dapat dilihat pada kelompok eksperimen indikator mathematical expression memiliki persentase terkecil yaitu 68,00, sedangkan
persentase tertinggi dari kelompok eksperimen terdapat dari indikator drawing yaitu 85,13. Begitu pula pada kelompok kontrol, indikator mathematical
expression memiliki persentase terkecil dengan 47,50 dan indikator drawing memiliki persentase tertinggi dengan 70,88.
Kemampuan representasi pada indikator written text persentase kelompok kontrol lebih kecil dibandingkan dengan kelompok eksperimen, terlihat dari tabel
persentase indikator written text sebesar 71,88 untuk kelompok eksperimen dan 56,63 untuk kelompok kontrol. Untuk indikator drawing persentase kelompok
eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol, yaitu sebesar 85,13 untuk kelompok eksperimen dan 70,88 untuk kelompok kontrol. Sedangkan untuk
indikator mathematical expression persentase kelompok eksperimen kembali lebih
tinggi dari kelompok kontrol, terlihat dari persentase kelompok eksperimen sebesar 68,00 sedangkan persentase kelompok kontrol sebesar 47,50. Dari
hasil keseluruhan perbandingan persentase kemampuan representasi matematik siswa per indikator antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diketahui
bahwa persentase kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Dapat
disimpulkan bahwa
kemampuan representasi
siswa yang
pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional,
pendekatan kontekstual dapat membantu siswa merepresentasikan ide-ide matematikanya. Hal ini sesuai dengan teori sanjaya yang menyatakan contextual
teachhing and learning adalah suatu strategi pembelajaran yang menekannkan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menenemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam proses pelaksanaan penelitiaan ini. Perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini hanya
pada pokok bahasan relasi dan fungsi, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
representasi matematis siswa namun pada kenyataannya kemampuan dasar berhitung siswa masih rendah sehingga mengakibatkan terhambatnya proses
pembelajaran. Dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini belum optimal dalam mengembangkan indikator kemampuan
representasi matematik siswa pada aspek mathematical expression. Selain itu pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini membutuhkan waktu yang cukup
banyak, namun waktu yang tersedia terbatas. Berbagai upaya telah dilakukan dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal, maka penulis memohon
saran dan kritik yang membangun terhadap hasil penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual terhadap kemampuan komunikasi
matematis siswa di Madrasah Tsanawiyah MTs Al Husna Lebak Bulus diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1 Kemampuan representasi matematis siswa yang pembelajarannya diterapkan pendekatan kontekstual memiliki nilai rata-rata 74,94. Tingkat indikator
kemampuan representasi dari yang paling baik adalah drawing dengan nilai rata-rata 6,81 85,63 , written text dengan nilai rata-rata 5,75 71,88 ,
dan yang paling rendah adalah mathematical expression dengan nilai rata- rata 5,44 68,00. Secara kualitatif, siswa yang dalam pembelajarannya
diterapkan pendekatan kontekstual memiliki kemampuan merefleksikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam ide matematika mengekspresikan
konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika, dan sebaliknya dari kemampuan mengekspresikan
konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
2 Kemampuan representasi matematis siswa yang pembelajarannya secara konvensional memiliki nilai rata-rata 58,03. Tingkat indikator kemampuan
komunikasi dari yang paling baik adalah drawing dengan nilai rata-rata 5,67 70,88, written text dengan nilai rata-rata 4,53 56,63, dan yang paling
rendah adalah mathematical expression dengan nilai rata-rata 3,80 47,50. Secara kualitatif, siswa yang dalam pembelajarannya secara konvensional
memiliki kemampuan merefleksikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam ide matematika. Namun, dalam memberikan jawaban dengan bahasa
sendiri dan mengekspresikan konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika, siswa dari
kelompok kontrol masih belum optimal.
3 Siswa yang melakukan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki kemampuan representasi matematik yang lebih baik dari pada siswa
yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Hal ini terlihat dari jawaban tes kemampuan representasi matematik siswa yaitu rata-rata hasil
tes tersebut siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Perbedaan nilai rata-rata dari kedua kelas tersebut dikarenakan pembelajaran
pada kedua kelas tersebut berbeda. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berpengaruh positif terhadap kemampuan representasi matematik
siswa. Begitu pun berdasarkan uji hipotesis, diperoleh hasil bahwa pendekatan kontekstual memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan
representasi matematik siswa.