390
11.4. Bahasa Pemrograman PLC
Standar bahasa pemrograman PLC yang disepakati yaitu: x Ladder Diagram LD
x Function Block Diagram FBD x Structure Text ST
x Instruction List IL x Sequential Function Charts SFC
11.4.1. Ladder Diagram LD
Ladder Logic atau Ladder Diagram adalah bahasa pemrograman PLC
yang bersifat grafis. Ambil sebuah contoh Mesin Press Gambar 12-
6. Perangkat-perangkat input sa- klar Start S1, Limit Switch S2,
saklar stop S3 dan catu daya untuk perangkat input, dihubung-
kan pada modul input PLC, se- dangkan aktuator berupa kontaktor
dan catu daya untuk perangkat output dihubungkan pada modul
output PLC. Mesin Press akan bekerja jika ada sinyal dari input
S1 ditekan dan tutup mesin telah menyentuh limit switch. Sinyal-
sinyal input ini diproses oleh PLC melalui instruksi-instruksi program
PLC operasi logika. Hasil operasi berupa sinyal output yang akan
mengaktifkan mesin press. Mesin akan berhenti bekerja jika S3
ditekan. Gambar 11.7a: menun- jukkan rang-kaian kontrol untuk
mesin press. Komponen fisik digambarkan dengan simbol.
Gambar 11.9: Gambar Potongan Mesin Press
K
M
S1
S2
391
Gambar 11.10a: PLC Perangkat Antarmuka Kontrol Mesin Press
PLC Program
LD Modul
Input PLC
Modul Output
PLC S1
S2 I1
I2
Vs Vs
Com m on
1
O1
+ Catu DC
K S3
I3
Gambar 11.10b: Diagram Pengawatan Kontrol Mesin Press
K
S1 S2
K S3
Kontrol Logika pada Gambar 11.10b akan mempunyai logika kontrol yang sama dengan Ladder Diagram Gambar 11.10c. Terminasi pada
modul-modul input dan output ditandai dengan nomor terminal. Misalnya: saklar-saklar dihubungkan pada terminal 1, 2 dan 3 modul
input, kontaktor dihubungkan pada terminal-terminal output. Hal ini menggambarkan bahwa prosesor PLC dan programnya berada di
antara modul input dan output.
I1 K
00
01
Gambar 11.10c : Ladder Diagram untuk Kontrol Mesin Press
I2
I3
I1 : Alamat input memori untuk saklar S1 I2 : Alamat input memori untuk saklar S2
I3 : Alamat input memori untuk saklar S3 K : Alamat output untuk Kontaktor. Jika kontaktor aktif, mesin press
akan mulai bekerja 00, 01: nomor rang
392
Program PLC tsb diatas dalam Ladder Diagram mempunyai 2 rang, dengan instruksi input di sebelah kiri dan instruksi output di sebelah
kanan. Instruksi input pada rang 00 dan 02 terdapat alamat data I1, I2 dan I3, sehingga tegangan input terminal 1,2 dan 3 akan menentukan
apakah instruksi diteruskan jika benar atau tidak diteruskan jika salah. Kontaktor merupakan internal memory bit yang difungsikan
sebagai internal relay. Dalam PLC, jumlah virtual relay yang di- gunakan akan sesuai dengan jumlah instruksi untuk alamat virtual
relay, dan jumlah ini dibatasi oleh ukuran memori PLC.
11.4.2. Diagram Fungsi Function Block Diagram
Program PLC seperti Ladder Diagram dapat digambarkan dalam bentuk aliran daya atau aliran sinyal dalam rang, dengan meng-
gunakan blok-blok diagram fungsi logik Gerbang Logik.
Pada dasarnya terdapat 3 macam blok fungsi logik, yaitu AND, OR dan NOT INVERSE. Sedangkan fungsi logik lainnya dapat dibangun
dengan meng-kombinasikan ketiga fungsi logika dasar tsb. Tabel 12-4: menunjukkan standar simbol blok fungsi logik dasar dan
karakteristik masing-masing fungsi, yang ditunjukkan melalui tabel kebenaran serta ekspresi Aljabar Boolean
Operasi Dasar dan Gerbang Logik sertaTabel Kebenaran
Logik 1 dapat diartikan sebagai: aktifnya komponen, adanya te- gangan atau sinyal pada suatu terminal, aktifnya saklar, ber-
putarnya motor, dsb. Sedangkan Logik 0 dapat diartikan hal yang sebaliknya Saklar tidak aktif, tidak ada tegangan, motor tidak
berputar, dan seterusnya.
393
Tabel 11.3: Im plem entasi Gerbang Logik, Diagram Ladder dan Waktu
Gerbang Logik
Im plem entasi dalam Rangkaian
Diagram Ladder Diagram Waktu
AND Rangkaian seri
OR Rangkaian
Paralel
NOT Rangkaian
Inverter
Tabel 11.2a: Dasar Dasar Gerbang Logika Tabel 12-.2b: Tabel Kebenaran
AND OR
NOT AND
OR NOT
Sim bol Standar DIN 40900-12
Sim bol Standar Am erika A
B X
A
B X
A 1
X
A B
X
A X
A B
X A B X
0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 1
A B X 0 0 0
1 0 1 0 1 1
1 1 1 A X
0 1 1 0
X = A . B = A B
X = A + B = A v B
X = Ą
X = A . B = A B
X = A + B = A v B
X = Ą
X = A . B = A B
X = A + B = A v B
X = Ą
Implementasi Gerbang Logik, Diagram Ladder dan Diagram Waktu
A B X
A B
X A
B X
t t
t A
X A
t X
t A
B X
t t
t
394
Tabel 11.4: Rangkaian Relay Konfigurasi Logik
Logika AND Rangkaian Relay
Ladder Diagram Gerbang Logik
Logika OR Rangkaian Relay
Ladder Diagram Gerbang Logik
Logika NOT Rangkaian Relay
Ladder Diagram Gerbang Logik
Logika ANDOR Rangkaian Relay
Ladder Diagram Gerbang Logik
Logika ORAND Rangkaian Relay
Ladder Diagram Gerbang Logik
R LS1
LS2 PL
A B X
A B
X X = A .B
R LS1
LS2 PL
A B
X
A B
X X = A + B
PL R
CR A
X A
X X =
Ą
R LS1
LS2 PL
LS3 LS4
A B
X C D
A B
C D
X
X = A.B + C.D
R LS1
LS2 PL
LS3 LS4
A B
X C D
A B
C D
X
X = A+B C+D
395
Tabel 11.4: Rangkaian Relay Konfigurasi Logik
Logika Umpan-balik Rangkaian Relay
Ladder Diagram Gerbang Logik
Tabel 11.5: Simbol Notasi Teks untuk Pemrograman PLC
Fungsi Logik Struktur Teks
DIN EN 61131-3 Struktur Teks
STEP 5 and 7
LD I 2.0 AND I 2.1
ST Q 6.0 U E 2.0
U E 2.1 = A 6.0
LD I 2.0 OR I 2.1
ST Q 6.1 O E 2.0
O E 2.1 = A 6.1
LDN I 2.0 ST Q 6.2
UN E 2.0 = A 6.2
11.4.3. Teks atau Daftar Instruksi
Penulisan program PLC juga dapat dilakukan dengan daftar teks atau notasi. Berikut ini adalah contoh program PLC yang ditulis sesuai
dengan Standar DIN EN 61131-3, dan standar Program STEP 5 atau STEP 7, untuk operasi dasar logik.
E 2.0 A 6.0
E 2.1
E 2.0
E 2.1 A 6.1
AND
OR
E 2.0 A 6.2
NOT
PL R
PL Stop B
Start A A
B X
X A
B X
396
Tabel 11.5: Simbol Notasi Teks untuk Pemrograman PLC
Fungsi Logik Struktur Teks
DIN EN 61131-3 Struktur Teks
STEP 5 and 7
LD 2.0 LD 2.1
OR LD 2.3
LD 2.4 ST Q 6.3
U E 2.0 U E 2.1
O U E 2.3
U E 2.4 = A 6.3
OR 2.0 OR 2.3 OR 2.1 OR 2.4
LD ST 6.4 U O E 2.3
O E 2.0 O E 2.4 O E 2.1
= A 6.4 U
LD 2.1 OR 2.0
OR 6.5 ST 6.5
U E 2.1 O E 2.0
O A 6.5 = A 6.5
E 2.0 A 6.3
ANDOR
E 2.1 E 2.3
E 2.4
E 2.0 E 2.1
E 2.3 E 2.4
A 6.4
OR AND
E 2.0 E 2.1
A 6.5
11.5. Kelistrikan dan Keamanan PLC
Sangatlah penting untuk memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan terhadap penggunaan sumber energi listrik yang
digunakan setiap hari, misalnya catu daya listrik, khususnya yang berkaitan dengan keamanan pemakai dan alat yang dipakai.
Hal terpenting ialah kita harus mengetahui sifat sumber energi itu sendiri dan mengetahui bagaimana cara aman bekerja atau meng-
gunakan energi tersebut, agar kecelakaan atas penggunaan energi listrik dapat dihindari.
Dilihat dari pengaruh listrik terhadap pengguna listrik, terdapat be- berapa komponen penting yang berkaitan dengan keamanan
penggunaan kelistrikan:
397
Jika arus listrik melewati tubuh, resistansi dalam jaringan otot akan
mengubah sebagian besar energi dalam otot menjadi panas. Kejutan
listrik DC dapat mengakibatkan kerja otot tidak terkendali. Jika
sumber arus berupa arus AC, maka akan mengakibatkan fibrilasi
debar jantung berlebih. Jika arus yang mengalir ke tubuh cukup
tinggi lebih besar dari 50 mA, maka bisa mengakibatkan kema-
tian.
Sum ber Energi
RL Ground
Pipa Air yang digroundkan
Arus Kejut
11.5.2. Sifat Dasar dari Kejutan Listrik
Kejutan listrik terjadi jika sebagian dari tubuh menjadi pembawa arus dari rangkaian listrik Gambar 11.8: Kejutan Listrik. Besarnya arus
yang mengalir dalam kondisi kejut tergantung dari resistansi tubuh terhadap sumber listrik.
Hasil penelitian menunjukkan, besarnya resistansi kontak antara bagian tubuh dengan titik kontak rangkaian listrik adalah seperti
ditunjukkan pada Tabel : Resistansi Kontak Bagian Tubuh. - Kejutan Listrik electrical Shock
- Sifat Alami dari Kejutan Listrik - Safe Electrical Practices
- Respon to
Shock victim
398
Resistansi Kontak Bagian Tubuh yang kontak Sumber Listrik
Kering : Basah :
x Tangan atau kaki yang terisolasi dengan karet
20 M umum x Kaki bersepatu kulit
100 k – 500 k
5 k – 20 k x Jari kontak dengan kabel listrik
40 k – 1 M 4 k – 15 k
x Kabel yang tergenggam tangan 15 k – 50 k
3 k – 5 k x Tang logam di tangan
5 k – 10 k 1 k – 3 k
x Telapak tangan
3 k – 8 k 1 k – 2 k
x Pipa 1,5 inc dalam genggaman 1 k – 3 k
1 k – 2 k x Tangan tercelup cairan konduktif
200 – 500 x Kaki tercelup cairan konduktif
100 - 300 Tabel 11.6: Resistansi Kontak Bagian Tubuh
11.5.3. Keamanan Listrik dalam Praktik
Sistem yang dikontrol oleh PLC mempunyai berbagai macam sumber daya:
x Sumber tegangan, x Pemampatan pegas compressed spring,
x Cairan bertekanan tinggi, x Energi potensial dari berat,
x Energi kimia yang mudah terbakar dan substansi reaktif, x Energi nuklir aktifitas radio.
PLC biasanya bekerja dengan catu daya AC 110V atau 220 V, sedangkan modul-modul output mungkin mempunyai tegangan
sumber 5 V – 440 V, serta mempunyai valve sebagai saklar bagi sistem bertekenan udara atau bertekanan cairan sangat tinggi.
399
PERHATIAN
Jangan menyentuh korban yang sedang terkena aliran listrik. Matikan sumber listrik secepat mungkin, baru berikan pertolongan darurat
kepada korban.
11.5.4. Prosedur Keamanan Industri
Sedangkan Keamanan di Industri terutama menggunakan lock-out tag-out
tandatulisan ”sedang diperbaiki” , lalu ukur tegangan dengan
prosedur sbb: 1. Periksa dan pastikan bahwa meter masih bekerja dengan
cara mengukur sumber tegangan yang diketahui. 2. Gunakan meter untuk menguji rangkaian
3. Sekali lagi pastikan bahwa meter masih bekerja dengan cara mengukur sumber tegangan yang diketahui.
Jika seseorang kontakmenyentuh konduktor listrik suatu rangkaian dan tidak dapat melepaskan diri dari rangkaian tsb, maka langkah
pertama yang harus dilakukan adalah melepaskanmemutus sumber daya dari rangkaian secepat mungkin. Lalu panggil tim
medisambulance untuk menindaklanjuti penanganan kesehatan korban.
11.5.5. Respon pada Korban Kejutan Listrik
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC
400
11.6.1. Saklar-saklar Industri
Saklar manual yang dipasang pada input PLC berfungsi sebagai pe- nyambung ON atau pemutus arus Off, dimana cara mengope-
rasikannya ialah dengan memindahkan tuas saklar secara mekanis. Ukuran, bentuk dan cara pemasangannya sangat bervariasi. Saklar
yang digunakan sebagai komponen input PLC biasanya berjenis:
Toggle, Push Button, Selektor, dan Push wheel .
Saklar Toggle
1. SAKLAR MANUAL
Gambar 11.12a: Saklar Toggle Gambar 11.12b: Gambar
Potongan Saklar Toggle
11.2. Modul-modul InputOutput IO
Modul input yang dipasangkan pada PLC berfungsi sebagai antar- muka interface, yaitu bagian yang menjembatani antara besaran fisik
yang diukur panas, tekanan, kuat cahaya, suara, dan sebagainya dengan prosesor PLC. Modul output yang dipasangkan pada PLC
berfungsi sebagai antarmuka antara prosesor PLC dengan aktuator output mesin, lampu, motor, dann sebagainya.
Pengetahuan tentang prinsip kerja dan cara pengawatan wiring komponen-komponen tersebut pada PLC sangat diperlukan, agar ti-
dak melakukan kesalahan pada saat mengoperasikan dan melakukan pelacakan kerusakan atau kegagalan sistem yang menggunakan
komponen-komponen tersebut.
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC
401
Contoh 11-1:
Konfigurasi saklar manakah yang harus dipilih untuk mengontrol sebuah motor startor yang memerlukan catu daya 220
VAC dan dua buah lampu indikator 28 VDC. Lampu merah akan menyala jika motor tidak mendapatkan catu daya dan sebaliknya,
lampu hijau akan menyala jika motor mendapat catu daya.
Solusi
Karena dalam waktu yang bersamaan harus ada satu lampu yang me- nyala, maka dilipih saklar Double Pole Double Throw DPDT, seperti
pada Gambar 11.14.
Beberapa konfigurasi saklar Toggle
Satu Kutub Satu Arah SPST
Gambar 11.13: Konfigurasi Kontak
Dua Kutub Satu Arah DPST
Tiga Kutub Satu Arah TPST
Satu Kutub Dua Arah SPDT
Tiga Kutub Dua Arah TPDT
Dua Kutub Dua Arah DPDT
Dua Kutub Dua Arah DPDT dg
Posisi Netral OFF
OFF OFF
OFF OFF
Tiga Kutub Dua Arah TPDT dg Posisi Netral
OFF Satu Kutub Dua
Arah SPDT dg Posisi Netral
Pole adalah konduktor internal dalam saklar yang dioperasikan de- ngan cara meng-gerakkannya secara mekanis. Saklar yang digunakan
pada PLC kebanyakan mempunyai satu hingga dua pole
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC
402
Pada umumnya saklar push button adalah tipe saklar NO Normally Open yang hanya kontak sesaat saja ketika pertama kali ditekan.
Sedangkan untuk mengembalikan ke kondisi NO lagi, maka perlu ditekan sekali lagi.
Terdapat 4 konfigurasi saklar push button: tanpa-pengunci no guard, pengunci –penuh full guard, extended guard, dan mushroom button.
Saklar Push Button PB
Gambar 11.15 : Saklar-saklar Push Button
R G
G ~
Gambar 11.14: Rangkaian Kontrol Lampu dan Motor
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC
403
Saklar jenis ini pada umumnya tersedia dua, tiga atau empat pilihan posisi, dengan berbagai tipe knop, seperti ditunjukkan pada Gambar
12-16 : Saklar Pemilih Selector Switch
Saklar mekanik akan ON atau OFF secara otomatis oleh sebuah pro- ses perubahan parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur.
Saklar akan On atau Off jika set titik proses yang ditentukan telah tercapai.
Terdapat beberapa tipe saklar mekanik, antara lain: Limit Switch, Flow Switch, Level Switch, Pressure Switch dan Temperatur Switch
Saklar Pemilih Selector Switch, disngkat SS
2. SAKLAR MEKANIK
Limit Switch LS
Gambar 11-16: Saklar Pemilih Selector Switch
Limit switch termasuk saklar yang banyak digunakan di industri. Pada
dasarnya limit switch bekerja ber- dasarkan sirip saklar yang memutar
tuas karena mendapat tekanan plunger atau tripping sirip wobbler.
Konfigurasi yang ada dipasaran adalah: a.Sirip roller yang bisa di-
atur, b plunger, c Sirip roller stan- dar, d sirip wobbler, e sirip rod
yang bisa diatur.
Gambar 11-17: Limit Switch
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC
404
Gambar 11.18 : Flow Switch dalam Aliran zat Cair melalui Pipa
Saklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas di dalam pipa, tersedia untuk berbagai viskositas. Skema dan
simbol dapat dilihat pada Gambar 12- 18. .
Flow Switch FL
Level Switch atau Float Switch FS
Saklar level atau float switch, merupakan saklar diskret yang di- gunakan untuk mengontrol level permukaan cairan di dalam tangki.
Posisi level cairan dalam tangki digunakan untuk mentrigger per- ubahan kontak saklar. Kontak akan tersambung dan terputus dengan
cepat membentuk histerisis.
Gambar 11.19a c: Level Switch atau Float Switch FS dengan kon-figurasi tangki terbuka terhadap tekanan udara; b FS dengan
konfigurasi tertutup; d simbol rangkaian saklar NO dan NC a b
c d NO NC
James A. Rehg, 2007
James A. Rehg, 2007
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC
405
Histerisis merupakan pemisah antara titik aktivasi dengan titik deaktivasi saklar. Histerisis digunakan untuk mempertahankan saklar
agar tetap pada kondisi ON ketika terjadi kejutan, goncangan, atau perubahan level permukaan cairan, hingga saklar mencapai titik
deaktivasinya. FS tersedia dua konfigurasi, yaitu open tank Gambar 11.19 a dan c
dan closed tank Gambar 11.19 b. Open tank digunakan untuk tanki terbuka sehingga terbuka juga terhadap tekanan atmosfir. Sedangkan
closed tank digunakan untuk tanki tertutup dan bertekanan.
Secara fisik saklar ini terdiri dari dua komponen, yaitu bagian yang bergerak bergeser digerakkan oleh tekanan dan bagian kontak.
Bagian yang bergerak dapat berupa diafragma atau piston. Kontak elektrik biasanya terhubung pada bagian yang bergerak, sehingga jika
terjadi pergeseran akan menyebabkan perubahan kondisi On ke Off atau sebaliknya.
Pressure switch merupakan saklar dis- krete yang kerjanya tergantung dari
tekanan pada perangkat saklar. Tekan- an tersebut berasal dari air, udara atau
cairan lainnya, misalnya oli. Terdapat dua macam Pressure Switch:
absolut trigger terjadi pada tekanan tertentu dan konfigurasi diferensial
trigger terjadi karena perbedaan tekanan.
Saklar Tekanan Pressure Switch
Saklar Temperatur Temperatue Switches
Gambar 11.20: Saklar Tekanan
Saklar diskret temperatur biasanya di- sebut Thermostat, bekerja berdasar-
kan perubahan temperatur. Perubahan kontak elektrik ditrigger dipicu oleh
pemuaian cairan yang ada pada cham- ber yang ter-tutup sealed chmber
Chamber ini terdiri dari tabung kapiler dan silinder yang ter-buat dari stainless
steel.
Gambar 11.21: aklar Temperatur.
James A. Rehg, 2007 James A. Rehg, 2007
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC
406
Dalam sebuah sistem otomasi di industri, sensor merupakan alat pengindra seperti mata telinga, hidung,dll. Perangkat-perangkat peng-
indra dapat dikategorikan menjadi dua:
Perangkat Kontak
: Secara fisik menyentuh parameter yang diukur, dan
Perangkat non-kontak
: Secara fisik tidak menyentuh parameter yang diukur.
Proximity Sensor Induktif.
Sensor ini bekerja mengikuti prinsip kerja induktor dan mendeteksi ada
atau tidaknya logam, jika logam-logam tesebut berada pada pengaruh medan
magnetik yang ditimbulkan oleh koil yang ada pada sensor. Saat bekerja,
sensor hanya memerlukan sedikit bahan yang dapat mengalirkan arus.
Koil Osilator
detektor Target
Medan Magnetik Gam bar 11.23a: Blok Diagram
Proxim ity Sensor Induktif Gam bar 11.23b : Pergeseran Target
pengaruhnya terhadap Medan Magnetik Osilator
detektor Target
Medan Frekuensi Tinggi
Merupakan Sensor non-kontak, biasa digunakan untuk otomasi proses produksi dalam sistem manufaktur.
Terdapat dua macam Proximity Sensor: a Proximity Sensor Induktif
b Proximity Sensor kapasitif
1. Proximity Sensor:
11.6.2. Sensor-sensor Industri
Gambar 11.22: Proximity Sensor Induktif
Cairan di dalam chamber mem-punyai koefisiensi tem-peratur yang tinggi, sehingga jika silinder memanas, cairan akan memuai, dan me-
nimbulkan tekanan pada seluruh lapisan penutup chamber. Tekanan ini menyebabkan kontak berubah status.
Pemeliharaan Sistem Berbasis PLC
407
Proximity Sensor Kapasitif
Sensor ini bekerja mengikuti prin- sip kerja kapasitansi dan mende-
teksi ada atau tidak adanya ba- gian dari obyek jika logam-logam
tersebut berada pada pengaruh medan magnetik yang ditimbul-
kan oleh lempeng-lempeng kapa- sitor yang ada pada sensor.
Gambar 11.25 : Blok Diagram Proximity Sensor Kapasitif
Osilator detektor
Target Medan Elektrik Plat
Kapasitor
Nilai kapasitif sensor ditentukan oleh ukuran plat-plat pembatas, jarak antar plat dan nilai dielektrik antar plat.
Proxim ity Sensor Induktif
Ban berjalan
Gambar 11.24: Contoh Aplikasi Proximity Sensor Induktif
Aplikasi Proximity Sensor Induktif dapat dijumpai pada alat pende-
teksi logam untuk benda di dalam tas atau di dalam kemasan tertutup
lainnya dus, kontainer, paket, dsb; pendeteksi tutup botol yang ter-
buat dari logam pada pabrik mi- numan kemasan botol
Mengingat sifat kapasitor ini, maka sensor kapasitif dapat digunakan
untuk mendeteksi ada atau tidaknya benda, baik benda diam maupun ber-
gerak, baik logam maupun non-lo- gam yang mempunyai dielektrik lebih
besar dari 1,2. Pada Gambar 11.25: Blok Diagram Proximity Sensor
Kapasitif, target berfungsi sebagai plat ke-2.
Gambar 11.26: Contoh Aplikasi Proximity Sensor
Kapasitif
Jika target bergerak memasuki me-dan frekuensi tinggi, arus Eddy ma- suk ke bahan target, dan terjadi transfer energi pada target yang
mengakibatkan amplitudo osilator dropturun. Turunnya amplitudo o- silator akan dideteksi oleh detektor, sehingga menghasilkan output.