317
8.10.3. Pengontrolan Slip Tingkat Kedua
Pengontrolan slip tingkat kedua ini terjadi apabila sinyal dari transduktor roda slip melebihi harga batas yang telah ditentukan. Pada
saat terjadi pengontrolan slip tingkat kedua, pemasir bekerja bekerja untuk memberikan pasir pada roda-roda yang dilakukan oleh Modul
SA sanding Module dan juga kapasitor pada Modul RCe mengosongkan arus simpannya dengan cepat.
Besar sinyal ini mengakibatkan arus yang mengalir ke Transistor pada Modul WS besar pula. Hal ini menyebabkan arus mengalir ke salah
satu Resistor meningkat dan ini akan menembus sebuah Zener Diode bila tegangan yang mengalir ke Resistor tersebut lebih dari 10 Volt.
Dengan tembusnya Zener Diode maka akan mengerjakan sebuah relay dan selanjutnya akan mengerjaklan Sistim pemasir pada Modul
SA. Bila roda slip telah dapat dihentikan slipnya maka akan kembali normal dan tenaga lokomotip akan kembali secara perlahan smooth
dan pemasiran berhenti.
8.10.4. Pengontrolan Slip Tingkat Ketiga
Keluaran dari detektor-detektor roda slip dipakai sebagai besaran- besaran pada rangkaian detektor yang terdiri dari beberapa Diode,
kapasitor, dan sebuah relay detektor. Relay detektor menanggapi pemagnetan dari sinyal roda slip yang kuat, sesuai dengan besarnya
kenaikan sinyal roda slip. Relay akan bekerja bila sinyal meningkat diatas harga yang telah ditentukan.
Relay WL akan memberi satu umpan yang mengakibatkan lampu WS menyala. Relay L akan bekerja bila sinyal roda slip meningkat diatas
harga yang telah ditentukan. Kerjanya relay RAA dan RAB memberikan pengontrolan pada saat terjadi pengontrolan pada tingkat
kedua. Relay L akan tetap bekerja sampai keadaan slip telah berhenti atau setelah penurunan tenaga telah dapat menurunkan sinyal roda
slip yang dapat menghentikan bekerjanya relay L.
Dengan lepasnya relay L maka relay WL, RAA, RAB akan kembali normal dan akibatnya tenaga lokomotif normal pula.
318
8.10.5. Cara Kerja Modul WS pada Pengereman Dinamik
Transduktor roda selip tidak digunakan untuk mendeteksi roda selip walaupun kenyataannya rangkaian jembatan roda selip terpasang
melalui sepasang angker Traksi Motor yang terpasang sering.
Roda yang mengalami selip tergelincir dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan selisih tegangan melalui salah satu rangkaian
jembatan.
Untuk mendeteksi keadaan seperti ini dilakukan oleh rangkaian jembatan yang bekerja karena bekerjanya relay-relay WS, salah satu
diantaranya 3 relay WS. Dengan bekerjanya relay WS maka akan terjadi pengurangan tenaga lokomotip secara bertahap dengan
memfungsikan tahanan K diantara Modul RCe dengan load regulator. Di samping itu juga memberikan aliran ke WL relay, RAA relay, dan
RAB relay. Masing-masing relay berfungsi WL relay untuk mem- berikan aliran pada lampu WS, RAA relay mengatur pengosongan
cepat kapasitor pada kapasitor pengendali, dan RAB relay mengerjakan Modula pemasir Modul SA.
Transduktor roda selip tidak digunakan untuk mendeteksi roda selip walaupun kenyataannya rangkaian jembatan roda selip terpasang
melalui sepasang angker Traksi Motor yang terpasang sering.
Roda yang mengalami selip tergelincir dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan selisih tegangan melalui salah satu rangkaian
jembatan.
Untuk mendeteksi keadaan seperti ini dilakukan oleh rangkaian jembatan yang bekerja karena bekerjanya relay-relay WS, salah satu
diantaranya 3 relay WS. Dengan bekerjanya relay WS maka akan terjadi pengurangan tenaga lokomotip secara bertahap dengan
memfungsikan tahanan K diantara Modul RCe dengan load regulator. Di samping itu juga memberikan aliran ke WL relay, RAA relay, dan
RAB relay. Masing-masing relay berfungsi WL relay untuk mem- berikan aliran pada lampu WS, RAA relay mengatur pengosongan
cepat kapasitor pada kapasitor pengendali, dan RAB relay mengerjakan Modula pemasir Modul SA.
Apabila peristiwa roda selip telah dapat dihentikan oleh bekerjanya sistem pengaman selip, maka WS relay akan kembali normal