Blok Generator Modulasi Blok Output Penguat Output

354 Peredam Output Output Attenuator Bagian ini digunakan untuk mengurangi amplitudo output dengan faktor peredaman yang dapat dipilih: 0 dB, 20 dB, 40 dB atau 60 dB.

9.9.2. Mengidentifikasi Jalur Kontrol Sederhana

Setelah mengetahui fungsi blok yang ada pada sebuah sistem, langkah berikutnya ialah mengetahui jalur kontrol dari sistem tersebut.

1. Jalur Kontrol Linier

Jalur kontrol linier merupakan sederet blok fungsi dimana masing-masing hanya mempunyai sebuah input dan sebuah output. Blok-blok fungsi tsb dihubungkan secara seri, sehingga output sebuah blok akan menjadi input blok berikutnya. Gambar 9.21 adalah contoh sebuah kontrol linier untuk Gripper motor pada sebuah robot. Jalur sinyal kontrol dimuali dari sistem pewaktu Timer. Pada saat catu daya diaktifkan, pembangkit sinyal osilator akan menghasilkan sinyal referensi dengan frekuensi sebesar 1024 Hz. Sinya ini diumpankan ke rangkaian interrupt untuk menghasilkan sinyal interupsi IRQ. Sinyal IRQ akan dikirimkan ke mikroprosesor. Selanjutnya mikroprosesor akan memerintahkan penggerak motor melalui isolator optikal. Motor dapat bergerak mengikuti 4 pola-bit yang berbeda. Osilator referensi Rangkaian Interupsi Mikro- prosesor Term inal output Lengan Isolator optic Transistor Current Sink Motor Gambar 9.21: Blok Diagram Gripper 355

2. Metode Pelacakan Jalur Kontrol

Teknik pelacakan kerusakan jalur kontrol yang sering digunakan ialah dengan Membagi dan Mengurutkan Devided and Conquer. Sebagai contoh, ambil Gambar 9.21: Blok Diagram Gripper, lalu membagi blok fungsi menjadi dua bagian. Pelacakan dimulai dari bagian tengah. Periksa sinyal output di salah satu blok bagian kiri. Jika hasilnya baik, maka pindahkan pemeriksaan pada output blok disebelah kanan. Lakukan pemeriksaan sinyal outputnya. Jika hasilnya baik, lanjutkan ke blok sebelah kanan, demikian seterusnya. Jika pada suatu blok terdapat ketidaksesuaian, maka keruskan terjadi pada blok tsb. Jika blok yang rusak telah dapat dilokalisasi, lanjutkan dengan pemeriksaan rangkaian. Secara umum rangkaian dapat dibagi menjadi dua: Rangkaian Analog atau Rangkaian Digital. Teknik pelacakan kerusakan untuk masing- masing rangkaian dapat dilihat dipelajari pada Bab-6 Pelacakan Kerusakan Sistem Analog dan Bab-5 Pelacakan Kerusakan Sistem Digital.

3. Lup Kontrol Sederhana dan Pemutusan Lup

Dalam sebuah lup kontrol, output suatu blok menjadi input blok berikutnya. Metode pelacakan kerusakan yang paling efektif ialah dengan pemutusan lup. Dengan metode ini, lup kontrol di-interupsi dan sinyal dibuat simulasinya. Setelah lup diputus menjadi jalur kontrol linier, metode Membagi dan Mengurutkan dapat digunakan.

9.9.3. Pelacakan Kerusakan Jalur Kontrol yang

Pada kenyataannya, jalur kontrol sistem yang ada dilapangan lebih kompleks daripada contoh pada Gambar 9.20. Secara prinsip, langkah yang harus dilakukan untuk pelacakan kerusakan jalur kontrol yang kompleks adalah sama dengan langkah untuk pelacakan kerusakan jalur kontrol sederhana, yaitu: pertama, dengan mengidentifikasi diagram blok fungsional sistem, lalu dilanjutkan dengan mengisolasi daerah kerusakan dengan metode yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelum ini, misalnya dengan Membagi Mengurutkan.