Risiko Pasar Loss Given Default LGD

134 LAPORAN TAHUNAN 2013 BANK BRI AGRO Pembuka Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Laporan Keuangan Tahunan

3. Risiko Operasional

Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, danatau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Penerapan manajemen risiko operasional dilakukan dengan pengukuran metodologi Risk ControlSelf Asessment RCSA ke masing-masing satuan kerja yang bertujuan untuk membantu mengidentiikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan aktivitas fungsionalnya dan melakukan langkah-langkah perbaikan atau tindak lanjut ke depan. Risiko operasional yang telah teridentiikasi disebabkan dari beberapa faktor antara lain organisasi, kegagalan sistemteknologi informasi, informasi, kesalahan manusia dan force majeure seperti bencana alam. RCSA dilaksanakan di 23 satuan kerja dan dilaporkan secara triwulanan ke Bagian Manajemen Risiko Divisi Kepatuhan, Manajemen Risiko dan Hukum sebagai dasar dalam penyusunan proil risiko operasional. Pengendalian risiko operasional menggunakan metodologi RCSA juga bertujuan untuk membangun kesadaran dan budaya risiko risk awareness and risk culture sehingga dapat meningkatkan kualitas pengendalian risiko operasional dan meminimalisasi potensi kerugian operasional. Upaya peningkatan pemahaman atas manajemen risiko difokuskan pada peningkatan budaya sadar risiko risk awareness dilakukan antara lain melalui pengukuran rutin setiap 3 tiga bulanan Manajemen Risiko Operasional MRO melalui Self Assessment, diadakan pelatihan-pelatihan terkait manajemen risiko terhadap seluruh pekerja Bank seperti pelatihan dalam rangka Sertiikasi Manajemen Risiko Lembaga Sertiikasi Profesi PerbankanLSPP atau Badan Sertiikasi Manajemen RisikoBSMR dan dilakukannya rapat RMC setiap 3 tiga bulan dengan Direksi. Sosialisasi dan pelatihan dimaksud untuk mengefektifkan peran satuan kerjarisk owner sebagai irst line of defense, dimana dalam tata kelola manajemen risiko memiliki tanggung jawab untuk mengidentiikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko di satuan kerjanya. Satuan Kerja Manajemen Risiko sebagai second line of defense bertanggung jawab dalam melakukanpengembangan danpengimplementasian kebijakanprosedur dan metodologi, pengawasan, pengkajian dan melakukan pemantauan proses manajemen risiko sebagai pedoman dalam penerapan manajemen risiko. SKMR juga melakukan pemantauan dan penilaian proil risiko Bank, mengkaji dampak risiko suatu produk dan aktivitas baru, serta mendukung satuan kerja operasional dalam mengembangkan kepedulian dan kepatuhan terhadap prinsip- prinsip manajemen risiko dimaksud. Diantaranya dengan memanfaatkan hasil penilaian terhadap konsistensi pelaksanaan proses dan kecukupan pengendalian internal dalam penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh Satuan Kerja Audit Internal SKAI. Penerapan Risk and Control Self Assessment RCSA yang akan dilaksanakan di seluruh satuan kerja di Bank ditujukan untuk membantu satuan kerja sebagai irst line of defense, dimana satuan kerja mengidentiikasi dan mengukur secara independen risiko operasional pada aktivitas fungsionalnya, melakukan pemantauan dan penentuan langkah-langkah perbaikanrencana tindak lanjut ke depan. Seluruh satuan kerja operasional risk owner aktif terlibat dalam melakukan identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko dalam aktivitas fungsional satuan kerja. Perhitungan ATMR risiko operasional dilakukan 135 LAPORAN TAHUNAN 2013 BANK BRI AGRO Profil Perusahaan Pembuka Analisis dan Pembahasan Manajemen Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tata Kelola Perusahaan Laporan Keuangan Tahunan sesuai regulasi BI dengan menggunakan metode Basic Indikator Approach BIA atau Pendekatan Indikator Dasar. Berikut merupakan tabel beban modal dan ATMR risiko operasional dengan metode Basic Indikator Approach. Pengungkapan Risiko Operasional dengan Menggunakan Metode BIA No. Pendekatan yang digunakan 31 Desember 2013 ATMR Pendekatan Bruto Rata-rata 3 tahun terakhir Beban Modal 1 Pendekatan Indikator Dasar 184.451 27.668 345.846

4. Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas danatau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Pengelolaan likuiditas Bank telah ditetapkan dalam kebijakan penerapan manajemen risiko likuiditas. Kebijakan manajemen risiko likuiditas mencakup manajemen likuiditas, penetapan strategi pendanaan, sistem peringatan dini, pengukuran dan penetapan limit risiko likuiditas termasuk pengelolaan aset likuid berkualitas tinggi dan rencana pendanaan darurat contingency plan. Kebijakan tersebut bertujuan untuk memastikan kecukupan dana harian dalam memenuhi kewajiban pada kondisi normal maupun kondisi krisis secara tepat waktu dari berbagai sumber dana tersedia, termasuk memastikan ketersediaan aset likuid berkualitas tinggi. Pengendalian eksposur dan konsentrasi likuiditas, disampaikan melalui rapat Asset and Liability Committee ALCO dan rapat Risk Management Committee RMC dengan limit risiko konsentrasi 25 deposan inti, konsentrasi deposan besar, Primary Reserve, Secondary Reserve, LDR dan PDN. Potensi risiko likuiditas yang akan dihadapi Bank dimasa mendatang diukur melalui analisa Liquidity Gap Analysis dan Repricing Gap, yang merupakan proyeksi kelebihan kekurangan likuiditas atas dasar jatuh tempo asetliabilitas, setelah memperhitungkan kebutuhan untuk ekspansi bisnis. Informasi ini menjadi pertimbangan Bank dalam perencanaan dan pengelolaan likuiditas Bank, termasuk juga kebutuhan ekspansi bisnis Bank yang diharapkan dapat meminimalkan risiko likuiditas di Bank. Berikut adalah tabel mengenai pengungkapan pemetaan aset dan kewajiban keuangan dalam skala waktu tertentu maturity bucket berdasarkan sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo remaining maturity pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012: Pengendalian risiko likuiditas dilakukan oleh Bagian Treasury dan Bagian Manajemen Risiko pada Divisi Kepatuhan,Manajemen Risiko Hukum sebagai tindak lanjut hasil pemantauan kinerja dan kepatuhan unit kerja operasional terhadap limit likuiditas yang telah ditetapkan. Secara khusus, Divisi Treasury juga memperhatikan indikator peringatan dini earlywarning indicators dalam memantau posisi likuiditas sebagai bagian dari proses manajemen likuiditas serta untuk mengetahui peningkatan potensi risiko.