Ketentuan: Ho  =    Peningkatan  nilai  hasil  belajar  siklus  I  ke  siklus  II  tidak
signifikan H1  =  Peningkatan  nilai  hasil  belajar  dari  siklus  I  ke  siklus  II
signifikan Ho ditolak jika t hitung  t tabel
Dari  perhitungan  uji  t  berdasarkan  SPSS,  dapat  dijelaskan bahwa t hitung 4,921  t tabel 28; 0,025 adalah 2,048 sehingga
Ho  ditolak  dan  H1  diterima.  Jadi,  peningkatan  hasil  belajar  dari siklus I ke siklus II signifikan.
C. Hasil Penelitian
1. Peningkatan Keaktifan Siswa
Hasil  penelitian  pengamatan  keaktifan  kelas  VIII  B  semester  2  SMP Pangudi  Luhur  1  Kalibawang  Kulonprogo  dalam  pembelajaran
keterampilan  menyimak  pada  pokok  bahasan  mengemukakan  kembali  isi berita dapat dilihat mulai dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Secara
umum, hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini sebagai beikut.
Tabel 4.15 Peningkatan Persentase Keaktifan Siswa Kelas VIII B
Keaktifan Siswa Kelas VIII B
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II Afektif  Psikomotorik
Afektif Psikomotorik  Afektif  Psikomotorik
26,3 19,7
55,4 33,1
65,3 66,6
Keaktifan Siswa Peningkatan
Aspek KA
SI SII
KA-SI SI-SII
Afektif 122 atau
26,3 257 atau
55,4 303 atau
65,3 135
atau 47,5
46 atau
84,8 Psikomotorik
57 atau 19,7
96 atau 33,1
193 atau 66,6
39 atau 59,4
97 atau 49,7
Keterangan : KA: Kondisi Awal
SI  : Siklus I SII : Siklus II
Grafik 4.3 Peningkatan Persentase Keaktifan Siswa Kelas VIII B SMP Pangudi
Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo Yogyakarta Tahun Ajaran 2012 2013
Berdasarkan  tabel  dan  grafik  di  atas,  dapat  dijelaskan  secara keseluruhan  bahwa  keaktian  yang  diperoleh  siswa  dalam  pembelajaran
keterampilan  menyimak  pada  pokok  bahasan  mengemukakan  kembali  isi berita siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang Kulonprogo
Tahun  Ajaran  2012  2013  mengalami  peningkatan  yang  cukup  signifikan untuk  aspek  afektif  dan  psikomotorik.  Persentase  keaktifan  kelas  pada
kondisi  awal  untuk  aspek  afektif  sebesar  122  atau  26,3  memenuhi
26.3 19.7
55.4 33.1
65.3  66.6
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
80.0 90.0
100.0
A fek
tif
P sik
o m
o to
rik A
fek tif
P sik
o m
o to
rik A
fek tif
P sik
o m
o to
rik
Kondisi awal Siklus I
Siklus II Kondisi awal Afektif
Kondisi awal Psikomotorik
Siklus I Afektif Siklus I Psikomotorik
Siklus II Afektif Siklus II Psikomotorik
kriteria  sangat  rendah,  meningkat  menjadi  257  atau  55,4  memenuhi kriteria cukup di siklus I  dan pada siklus II meningkat menjadi 303 atau
65,3  memenuhi  kriteria  tinggi.  Persentase  keaktifan  kelas  aspek psikomotorik  kondisi  awal  adalah  57  atau  19,7  memenuhi  kriteria
sangat rendah meningkat pada siklus I menjadi 96 atau 33,1 memenuhi kriteria  rendah,  dan  di  siklus  II  meningkat  menjadi  193  atau  66,6
memenuhi kriteria tinggi.
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa