Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan E9 merupakan tuturan fatis murni. Tuturan fatis murni yang dimaksud bukan basa-basi, karena di dalam
tuturan fatis murni mengandung pesan penting yang disampaikan untuk mencapai tujuan komunikasi.
Tuturan E10 a2 dan b4
D: “Oh, sing penelitian bersama?” M: “Berarti nggak kepake?”
D: “Apanya?” M: “Penelitian bersamanya.”
D: “Itu nanti yang ngembangin aku. Nah nanti, instrumen yang aku kembangkan bisa direfer tapi ya jangan direfer semua.”
M: “Oke oke” E10
D: “Maksudku tak kon latian sik. Paling nggak, kalian harus ngalami. Ngerti? Oke tanggal 7, tapi boleh takon sebelum tanggal 7. Besok saya
f ree. Dari jam 10 sampe malam saya free.”
Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di
ruang dosen. Dosen menjelaskan instrument penelitian. Mahasiswa menyetujui penjelasan dosen.
Tuturan E10 yang berbunyi “Oke oke”. Tuturan tersebut melibatkan dosen
dan mahasiswa. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Mitra tutur seorang dosen berusia 40 tahun, berjenis
kelamin laki-laki. Penutur seorang mahasiswa berusia 21-22 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa
berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen memberikan penjelasan bagaimana membuat paragraf yang baik. Mahasiswa berusaha
memahami apa yang dijelaskan dosen. Tuturan terjadi di ruang dosen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tuturan E10 merupakan bentuk tuturan fatis, karena memiliki persamaan karakteristik dengan basa-basi. Malinowski 1923: 315 dalam tesis Arimi
mendefinisikan phatic communion atau komunikasi fatis digunakan dalam suasana ramah tamah dan dalam ikatan personal antarpeserta komunikasi. Situasi
tersebut diciptakan dengan pertukaran kata-kata dalam pembicaraan ringan yang disertai dengan perasaan untuk membentuk hidup bersama yang menyenangkan.
Tuturan E10 bukan merupakan wujud basa-basi meskipun mengandung unsur fatis, karena pernyataan pada tuturan E10 mengandung pesan penting untuk
mencapai tujuan komunikasi. Tuturan E10 ditandai dengan adanya partikel fatis yang digunakan oleh
mitra tutur, yaitu partikel „oke‟. Partikel fatis „oke‟ hampir sama dengan fungsi penanda fatis „ya‟ digunakan untuk mengukuhkan atau membenarkan apa yang
dikatakan oleh lawan bicara. Partikel fatis di atas tidak mempengaruhi makna dalam sebuah kalimat E10, hanya saja digunakan untuk membenarkan perkataan
dari lawan bicara sebelumnya. Tuturan E10 sesuai denganteori yang dikemukakan Kridalaksana 1994: 117, kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai,
mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.
Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan E10 merupakan tuturan fatis murni. Tuturan fatis murni yang dimaksud bukan basa-basi, karena di dalam
tuturan fatis murni mengandung pesan penting yang disampaikan untuk mencapai tujuan komunikasi.
4.2.1.6 Wujud Tuturan Fatis Menolak