“Iya, Pak maaf Pakmaaf, orang udah sampe sini.”sambil tertawa A1

menolak, selamat, dan berduka cita. Subkategori inilah yang digunakan oleh peneliti untuk mengklasifikasikan dan membahas data tuturan fatis yang diperoleh. Berikut ini merupakan pengklasifikasian dan pembahasan mengenai wujud data tuturan fatis yang peneliti temukan dalam wacana konsultatif antara dosen dan mahasiswa pada program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam proses pembimbingan skripsi semester genap tahun akademik 20152016.

4.2.1.1 Wujud Tuturan Fatis Meminta Maaf

Tuturan fatis meminta maaf merupakan kategori acknowledgment. Wujud tuturan fatis berupa tuturan lisan. Tuturan fatis yang dimaksud bisa dilihat dalam tabulasi dengan kode A. Berikut ini adalah analisis tuturan yang termasuk dalam kategori tersebut. Tuturan A1 a1 dan b1 D: “Uji linearitas, terus setelah itu multilinearitas, terus setelah itu multinitas. Terus multikolinearitas. Terus heteroseganisitas.” M: “Kalo nggak ada gimana, Pak?” D: “Ha, ya, konsekuensi arep ngganggo regresi ya ngono, ra gelem ya wis ra sah.”

M: “Iya, Pak maaf Pakmaaf, orang udah sampe sini.”sambil tertawa A1

D: “Ra gelem ya ra pa-pa kok ya.” M: “Iya, Pak, iya” Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan dalamruang dosen. Dosen memberikan penjelasan metode penelitian yang akan dilakukan. Tuturan A1 merupakan wujud basa-basi yang dapat dilihat dari konteks tuturannya. Dosen berusia 55 tahun berjenis kelamin laki-laki. Dosen sedang duduk di ruangannya. Mahasiswa berusia 21 tahun berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi ruang dosen. Dosen dan mahasiswa sudah saling kenal meskipun tidak terlalu paham dengan mahasiswanya. Dosen memberikan penjelasan mengenai materi dalam skripsinya. Dosen memberikan pilihan suapaya mahasiswa bisa mempertimbangkan metode penelitian yang akan dipakai. Akan tetapi mahasiswa tidak berinisiatif untuk mencari materinya, sehingga dosen memberikan pilihan dengan sedikit kesal. Mahasiwa meminta maaf karena telah membuat dosen tersinggung. Tuturan A1 yang dituturkan oleh mahasiswa memiliki wujud basa-basi karena mahasiswa ingin menarik perhatian dosen dengan meminta maaf karena sudah menyinggung perasaannya, sehingga dosen tertarik untuk berbicara dengan mahasiswa. Tuturan A1 merupakan wujud basa-basi murni. Hal itu dikarenakan ungkapan maaf yang digunakan oleh penutur sesuai dengan apa yang sedang terjadi. Mahasiswa meminta maaf karena sudah menyinggung perasaan dosen yang sudah memberikan arahan dan penjelasan. Wujud basa-basi ini sesuai dengan teori Arimi 1998: 171 dalam tesisnya yang menjelaskan basa-basi murni yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai secara otomatis sesuai dengan peristiwa tutur yang muncul, maksudnya apa yang diucapkan oleh penutur selaras dengan kenyataan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan aktivitas penutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturannya, tuturan A1 termasuk dalam kategori akcnowledgements subkategori basa-basi meminta maaf. Hal itu disebabkan mahasiswa mengekspresikan penyesalan terhadap dosen karena sudah menyinggung perasaannya. Penyesalan mahasiswa terhadap dosen diekspresikan dengan meminta maaf pada dosen. Ibrahim menjelaskan acknowledgement subkategori meminta maaf adalah apabila sesorang mengekspresikan penyesalannya karena telah melakukan sesuatu yang bisa disesalkan atau mitra tutur menyikapi ujaran penutur untuk memnuhi harapan sosial berupa tuturan meminta maaf Ibrahim, 1993: 38.

4.2.1.2 Wujud Tuturan Fatis Salam