fatis di atas tidak mempengaruhi makna dalam sebuah kalimat E4, hanya saja digunakan untuk membenarkan perkataan dari lawan bicara sebelumnya. Tuturan
E4 sesuai denganteori yang dikemukakan Kridalaksana 1994: 117, kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan
pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan E4 merupakan tuturan fatis
murni. Tuturan fatis murni yang dimaksud bukan basa-basi, karena di dalam tuturan fatis murni mengandung pesan penting yang disampaikan untuk mencapai
tujuan komunikasi.
Tuturan E5 a4 dan b5
D: “Ya idealnya itu diperbaiki diuji lagi, tapi kan ndak mungkin. Ndak mungkin itu kita maksude, ya, apa namanya, kita fokus pengalaman saja
sehingga tidak perlu yang itu kuliah S2 evaluasi, yang penting kan sekarang yang nggak valid buang aja, lalu”
M: “Terus nanti, apa saya memberi skor 12345 itu nanti ditulis di pembahasan juga atau?
D: “Ndak usah itu langsung di excel, itu kan kamu buat tabelnya di excel atau langsung di word juga boleh. Lalu kalau pun di pembahasan, hanya
ditaruh di skripsi saja.”
M: “Oh”E5
Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di
ruang dosen. Dosen memberi masukan kepada mahasiswa dalam menentukan skor nilai dan penulisan pembahasan.
Tuturan E5 yang berbunyi “Oh”. Tuturan tersebut melibatkan dosen dan
mahasiswa. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Mitra tutur seorang dosen berusia 45 tahun, berjenis
kelamin laki-laki. Penutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen memberi masukan kepada mahasiswa dalam
menentukan skor nilai dan penulisan pembahasan. Tuturan terjadi di ruang dosen. Tuturan E5 merupakan bentuk tuturan fatis, karena memiliki persamaan
karakteristik dengan basa-basi. Malinowski 1923: 315 dalam tesis Arimi mendefinisikan phatic communion atau komunikasi fatis digunakan dalam
suasana ramah tamah dan dalam ikatan personal antarpeserta komunikasi. Situasi tersebut diciptakan dengan pertukaran kata-kata dalam pembicaraan ringan yang
disertai dengan perasaan untuk membentuk hidup bersama yang menyenangkan. Tuturan E5 bukan merupakan wujud basa-basi meskipun mengandung unsur fatis,
karena pernyataan pada tuturan E5 mengandung pesan penting untuk mencapai tujuan komunikasi.
Tuturan E5 ditandai dengan adanya partikel fatis yang digunakan oleh mitra tutur, yaitu partikel
„oh‟. Partikel fatis oh digunakan untuk mengukuhkan atau membenarkan apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Partikel fatis di atas
fungsinya hampir sama dengan penanda fatis „emm‟ karena memiliki fungsi bagi
penutur untuk memahami tuturan yang disampaikan oleh mitra tutur. Kategori ini juga digunakan untuk membenarkan perkataan dari lawan bicara sebelumnya.
Tuturan E5 sesuai denganteori yang dikemukakan Kridalaksana 1994: 117, kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, atau
mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan E5 merupakan tuturan fatis murni. Tuturan fatis murni yang dimaksud bukan basa-basi, karena di dalam
tuturan fatis murni mengandung pesan penting yang disampaikan untuk mencapai tujuan komunikasi.
Tuturan E6 a3 dan b6
M: “Berarti nanti kalau udah selesai saya input itu, saya kasih Bapak dulu atau langsung sa
ya analisis?” D: “Langsung kamu anu aja, eh langsung kamu setelah ditabulasi atau
langsung kamu deskripsi menurut itu aja. Ya sejauh tidak banyak memberikan respon langsung deskripsikan saja atau dipersentase nanti
yang mau diubah yang mana. Daripada belum kamu pub nanti kamu tunjukkan ke saya, nanti ya saya belum bisa mbaca, paling nanti saya
hanya ngecek satu kuisioner itu nanti bener ndak masuknya gitu”
M: “Ya udah Pak, itu dulu aja.” E6