“Oh, ya, Bu” E8

disertai dengan perasaan untuk membentuk hidup bersama yang menyenangkan. Tuturan E7 bukan merupakan wujud basa-basi meskipun mengandung unsur fatis, karena pernyataan pada tuturan E7 mengandung pesan penting untuk mencapai tujuan komunikasi. Tuturan E7 ditandai dengan adanya partikel fatis yang digunakan oleh mitra tutur, yaitu partikel „oke‟. Partikel fatis „oke‟ hampir sama dengan fungsi penanda fatis „ya‟ digunakan untuk mengukuhkan atau membenarkan apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Partikel fatis di atas tidak mempengaruhi makna dalam sebuah kalimat E7, hanya saja digunakan untuk membenarkan perkataan dari lawan bicara sebelumnya. Tuturan E7 sesuai denganteori yang dikemukakan Kridalaksana 1994: 117, kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan E7 merupakan tuturan fatis murni. Tuturan fatis murni yang dimaksud bukan basa-basi, karena di dalam tuturan fatis murni mengandung pesan penting yang disampaikan untuk mencapai tujuan komunikasi. Tuturan E8 a4 dan b5 D: “Kelas 10 SMA, nah ini sudah benar, tinggal diatur aja biar pemenggalannya betul.” M: “Kalo kaya gini boleh, Bu?” D: “Boleh. Ya, kalo mau lebih bagus ya diatur lagi ta, biar tidak hanya satu, tapi kan ini pemenggalannya kan keliru.”

M: “Oh, ya, Bu” E8

Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen memberikan masukan agar mahasiswa membuat pemenggalan kata yang baik dan benar. Tuturan E8 yang berbunyi “Oh, ya, Bu”. Tuturan tersebut melibatkan dosen dan mahasiswa. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. menyetujui hal itu. Tuturan terjadi di ruang dosen.Mitra tutur seorang dosen berusia 45 tahun, berjenis kelamin perempuan. Penutur seorang mahasiswa berusia 22 tahun, berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen memberikan masukan agar mahasiswa membuat pemenggalan kata yang baik dan benar. Tuturan terjadi di ruang dosen. Tuturan E8 merupakan bentuk tuturan fatis, karena memiliki persamaan karakteristik dengan basa-basi. Malinowski 1923: 315 dalam tesis Arimi mendefinisikan phatic communion atau komunikasi fatis digunakan dalam suasana ramah tamah dan dalam ikatan personal antarpeserta komunikasi. Situasi tersebut diciptakan dengan pertukaran kata-kata dalam pembicaraan ringan yang disertai dengan perasaan untuk membentuk hidup bersama yang menyenangkan. Tuturan E8 bukan merupakan wujud basa-basi meskipun mengandung unsur fatis, karena pernyataan pada tuturan E8 mengandung pesan penting untuk mencapai tujuan komunikasi. Tuturan E8 ditandai dengan adanya partikel fatis yang digunakan oleh mitra tutur, yaitu partikel „oh‟. Partikel fatis oh digunakan untuk mengukuhkan atau membenarkan apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Partikel fatis di atas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fungsinya hampir sama dengan penanda fatis „emm‟ karena memiliki fungsi bagi penutur untuk memahami tuturan yang disampaikan oleh mitra tutur. Tuturan E8 sesuai denganteori yang dikemukakan Kridalaksana 1994: 117, kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan E8 merupakan tuturan fatis murni. Tuturan fatis murni yang dimaksud bukan basa-basi, karena di dalam tuturan fatis murni mengandung pesan penting yang disampaikan untuk mencapai tujuan komunikasi. Tuturan E9 a4 dan b5 D: “Nah ini masih ada salah-salah tulis. Nah ini, ini kan salah nulisnya, ini salah salah tulis. Ini juga belum masuk di daftar pustaka. Ini juga. Kalau depan ya mungkin sudahlah sementara. Mulai bab tiga ini yang masih ada revisi. Sama nanti dicek lagi salah tulis di depan. Sama penulisan daftar pustaka. Itu k an sudah tak beri tau ta?” M: “Kan kemarin saya sudah nyoba, Bu, yang di sininya kan 1.5, yang ini jarak tapi jadi itu,” D: “Ya ndak, yang satu judul, itu satu spasi. Antar judul itu 1.5.”

M: “Oh” E9