“Lha, iya masa di tengah-tengah. Pertimbanganmu apa kemarin?” F10 “Saya pulang awal nanti. Mau ada perlu.” F11
cuma sehari idealnya, ya, kan kalo pas kamu penelitian itu kalo pas mereka ada materi itu, maksudnya dipake, idealnya git
u. Apalagi?” M: “Berarti ini nanti dipindah ke belakang ya, Bu?”
D: “Apanya?” M: “Ininya. Penilaiannya.”
D: “Lha, iya masa di tengah-tengah. Pertimbanganmu apa kemarin?” F10
M: “Hanya melihat.” D: “Jangan hanya melihat begitu, ya dipikir juga, kenapa diletakkan di
sini, misalnya.” Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada
dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen memberi saran untuk membuat soal yang ideal.
Penutur seorang dosen berusia 45 tahun, berjenis kelamin perempuan. Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 22 tahun, berjenis kelamin perempuan.
Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen memberi saran untuk membuat soal yang ideal.
Tuturan terjadi di ruang dosen. Maksud tuturan F10 adalah penutur ingin mitra tutur mampu menjelaskan
penempatan penilaian dalam evaluasi yang akan digunakan untuk penelitiannya. Maksud tuturan dapat dilihat dari pilihan kata yang digunakan dalam tuturan F10
yang berbunyi “Lha iya mosok di tengah-tengah. Pertimbanganmu apa kemarin?”. Kategori fatis “lha” adalah penanda ketidaksantunan berbahasa yang dimaknai
sebagai pengungkapan untuk menunjukkan kekesalan atau kekecewaan. Kridalaksana 1986: 111 memaparkan kategori fatis adalah kategori yang
bertugas untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.
Tuturan F11 a4 dan b5
D: “Saya lupa kalo itu, kecuali kalau ada bukunya yang asli, gitu. Tapi dimana
, kalau pinjem pada nggak dikembalikan.” M: “Ibu nanti ada jam sore?”