“Hayo? D3 Maksud Tuturan Fatis Mengundang

sebagai pertimbangan mahasiswa dalam menentukan dimensi penelitian. Tuturan terjadi di ruang dosen. Tuturan basa-basi D2 dibuktikan adanya partikel fatis yang digunakan o leh mitra tutur, yaitu partikel „hah‟. Kategori fatis “hah” adalah penanda basa- basi berbahasa yang dimaknai sebagai pengungkapan untuk menunjukkan pengulangan pernyataan. Tuturan D3 a1 dan b1 M: “Sebelum multikulinear itu lho, Pak?” D: “Hah?” M: “Multi...” D: “Hayo? D3 M: “Nanti saya cari, Pak, bukunya. Haha lupa, Pak.” Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Mahasiswa tidak menguasai materi tentang multikulinear. Maksud tuturan D3 adalah penutur meminta mitra tutur dengan tuturan yang mengandung harapan baik. Penutur seorang dosen berusia 55 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Penutur pengucapkan kalimat mengundang dengan mengekspresikan harapan baik ketika sesuatu yang berhubungan dengan masa depan sesorang yang akan terjadi. Tuturan D3 yang berbunyi “hayo”. Tuturan tersebut melibatkan dosen dan mahasiswa. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Mahasiswa tidak menguasai materi tentang multikulinear. Tuturan terjadi di ruang dosen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tuturan basa-basi D1 dibuktikan dengan adanya partikel fatis yang digunakan oleh mitra tutur, yaitu partikel „hayo‟. Makna kategori fatis “hayo” pada umumnya adalah menakut-nakuti atau mengancam sang mitra tutur atas tindakan yang telah, sedang, bahkan akan dilakukannya. Pada umumnya, tindakan yang dilakukan oleh mitra tutur itu bertentangan dengan tindakan yang dikehendaki oleh penutur. Oleh karena itu, penutur menggunakan “hayo” sebagai semacam peringatan atau ancaman untuk tidak melakukan tindakan tersebut. Tuturan D4 a3 dan b6 D: “membaca Sekarang kalau saya malas belajar akuntansi karena situasi berisik, kalau kamu jawab sangat setuju gitu. Itu artinya apa? M: “Ya berarti kalo kelas yang berisik itu mempengaruhi saya, jadi saya males gitu, Pak.” D: “Jadi, saya males, karena kelasnya rame. Faktor dari luar itu. Nah kalo saya jawab e sangat tidak setuju saya tidak males, gitu? ” D4 M: “Saya tidak males, walaupun dia berisik.” D: “He‟e, nah yang mendukung pernyataan yang positif itu artinya gini, ketika kita akan memberikan skor tertinggi itu adalah yang mendukung pernyataan, yang paling besar yang mana? Saya malas belajar akuntansi karena situasi berisik, jadi malas. Tapi kalau saya jawab saya sangat setuju berarti e saya sangat terpengaruhi situasi.” D: “He‟e, nah yang mendukung pernyataan yang positif itu artinya gini, ketika kita akan memberikan skor tertinggi itu adalah yang mendukung pernyataan, yang pa;ing besar yang mana? Saya malas belajar akuntansi karena situasi berisik, jadi malas. Tapi kalau saya jawab saya sangat setuju berarti eh saya sangat terpengaruhi situasi.” Konteks tuturan: T uturanterjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen berdiskusi dengan mahasiswa dengan memberikan pernyataan-pernyataan mengenai hubungan sebab-akibat, kemudian mahasiswa menyimpulkan sendiri. Maksud tuturan D4 adalah penutur meminta mitra tutur dengan tuturan yang mengandung harapan baik. Penutur seorang dosen berusia 45 tahun, berjenis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelamin laki-laki. Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Penutur pengucapkan kalimat mengundang dengan mengekspresikan harapan baik ketika sesuatu yang berhubungan dengan masa depan sesorang yang akan terjadi. Tuturan D4 yang berbunyi “Jadi saya males, karena kelasnya rame. Faktor dari luar itu. Nah kalo saya jawab e sangat tidak setuju saya tidak males”. Tuturan tersebut melibatkan dosen dan mahasiswa. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen berdiskusi dengan mahasiswa dengan memberikan pernyataan-pernyataan mengenai hubungan sebab-akibat, kemudian mahasiswa menyimpulkan sendiri. Tuturan terjadi di ruang dosen. Tuturan basa-basi D4 dibuktikan dengan adanya partikel fatis yang digunakan oleh mitra tutur, yaitu partikel „Nah‟. Nah selalu terletak pada awal kalimat dan bertugas untuk minta supaya kawan bicara mengalihkan perhatian ke hal lain. Seperti menurut Kridalaksana 1994: 117, kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara. Tuturan D5 a1 dan b1 D: “Pernah membandingkan tulisanmu yang awal dengan yang terakhir ndak, Mbak ?” D5 M: “Pernah, Pak, jelek banget, Pak. Yang proposal yang kemarin yang itu lho, Pak yang proposal waktu semin ar itu lho, Pak. Jelek banget.” D: “Beda, ya?” M: “Yang proposal waktu saya seminar presentai itu lho, Pak,” D: “Gimana?” M: “Jelek banget.” D: “Terus?” M: “Nggak nge-dhong maksudnya gimana.” D: “Terus sekarang.” M: “Ya lumayanlah, Pak. Ada perbaikan. Setiap saya bimbingan pasti ada perbaikan kok Pak. Berarti ini udah di ACC ya Pak? Ya, Pak, ya?” D: “Ngopo di ACC? M: “tertawa nggih, Pak. Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen menanyakan perbedaan proposal skripsi mahasiswa, sebelum dan sesudah beberapa kali melakukan bimbingan. Maksud tuturan D5 adalah penutur meminta mitra tutur dengan tuturan yang mengandung harapan baik. Penutur seorang dosen berusia 55 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Penutur pengucapkan kalimat mengundang dengan mengekspresikan harapan baik ketika sesuatu yang berhubungan dengan masa depan sesorang yang akan terjadi. Tuturan D5 yang berbunyi “Pernah membandingkan tulisanmu yang awal dengan yang terakhir ndak mbak?”. Tuturan tersebut melibatkan dosen dan mahasiswa. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen menanyakan perbedaan proposal skripsi mahasiswa, sebelum dan sesudah beberapa kali melakukan bimbingan.. Tuturan terjadi di ruang dosen. Tuturan D6 a1 dan b2 M: “Karyawan bagian kebersihan itu predikatnya, kan dia menyatakan eh, jadi subjeknya itu Lun, kemudian predikatnya itu karyawan bagian kebersihan terus objeknya eh sebentar-sebentar, Lun ini eh subjeknya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terus eh menyapu itu, eh ini predikatnya menyapu, terus objeknya di hotel Samarinda.” D: “Sudah ini kalo kamu mbaca gimana? Coba dibaca” M: membaca dan mencoba

D: “Ini baru dua alinea lho, ini ketok e baru dua halaman lho iki.” D6