“Iya, Pak” E3 Wujud Tuturan Fatis Menerima

Tuturan E3 a1 dan b1 D: “Ndak usah nanti, nek iki dingenekke ya ra pa-pa. Ora baiknya, ora pantasnya, kabeh ki pantas. Begitu ya, dianu, kowe meh ya mung kari iki wae. Dadi aku melihat bahwa bah asamu itu lemah, gitu ya.”

M: “Iya, Pak” E3

D: “Ha, nek bahasamu lemah ki repot, karena hidup itu harus dengan bahasa. Wis apa meneh ki?” Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen memberikan penjelasan agar mahasiswa membuat kalimat yang baik dan benar. Tuturan E3 yang berbunyi “Iya, Pak”. Tuturan tersebut melibatkan dosen dan mahasiswa. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Mitra tutur seorang dosen berusia 55 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Penutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen memberikan penjelasan agar mahasiswa membuat kalimat yang baik dan benar. Tuturan terjadi di ruang dosen. Tuturan E3 merupakan bentuk tuturan fatis, karena memiliki persamaan karakteristik dengan basa-basi. Malinowski 1923: 315 dalam tesis Arimi mendefinisikan phatic communion atau komunikasi fatis digunakan dalam suasana ramah tamah dan dalam ikatan personal antarpeserta komunikasi. Situasi tersebut diciptakan dengan pertukaran kata-kata dalam pembicaraan ringan yang disertai dengan perasaan untuk membentuk hidup bersama yang menyenangkan. Tuturan E3 bukan merupakan wujud basa-basi meskipun mengandung unsur fatis, karena pernyataan pada tuturan E3 mengandung pesan penting untuk mencapai tujuan komunikasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tuturan E3 ditandai dengan adanya partikel fatis yang digunakan oleh mitra tutur, yaitu partikel „iya‟. Partikel fatis dalam tuturan E3 yaitu iya. Partikel fatis iya digunakan untuk mengukuhkan atau membenarkan apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Partikel fatis di atas tidak mempengaruhi makna dalam sebuah kalimat E3, hanya saja digunakan untuk membenarkan perkataan dari lawan bicara sebelumnya. Tuturan E3 sesuai denganteori yang dikemukakan Kridalaksana 1994: 117, kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan E3 merupakan tuturan fatis murni. Tuturan fatis murni yang dimaksud bukan basa-basi, karena di dalam tuturan fatis murni mengandung pesan penting yang disampaikan untuk mencapai tujuan komunikasi. Tuturan E4 a1 dan b1 D: “Jadi gini lho, satu alinea itu kan satu topik pembicaraan, perbedaan, berarti perbedaan itu kalau mau yang berbeda, kamu ngomongkan perbedaan penelitiannya. Terus di alinea berikutnya, di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh..” M: “Iya Pak.” D: “Di sisi lain atau di samping itu, selain itu pandangan yang ketiga..”

M: “Emmm, iya, Pak” E4