“Ya, sudah Bu, kalau begitu. Permisi, makasih, ya Bu, selamat siang “Iya, ya ya. Selamat siang”B3

memberi salam terlebih dahulu. Dalam tuturan B2 penutur memberikan tambahan suatu partikel kalimat yaitu “Permisi” yang berfungsi memulai atau mengukuhkan pembicaraan agar lebih sopan. Selisih umur penutur yang cukup jauh dari mitra tutur juga berpengaruh sebagai bentuk rasa hormat. Berdasarkan aktivitas mitra tutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturannya. Tuturan B2 tersebut termasuk ke dalam kategori tindak tutur acknowledgement subkategori basa-basi salam. Ibrahim mendefinisikan basa-basi salam greet berfungsi untuk menyatakan rasa senang karena bertemu dengan seseorang. Dalam tuturan basa basi B2 ini, tergolong basa-basi murni. Hal itu dikarenakan penutur telah mengucapkan suatu salam atau sapaan kepada mitra tutur agar mendapat perhatian dari mitra tutur, sehingga mitra tutur dapat mengetahui keberadaannya.Wujud basa-basi ini sesuai dengan teori Arimi 1998: 171 dalam tesisnya yang menjelaskan basa-basi murni yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai secara otomatis sesuai dengan peristiwa tutur yang muncul, maksudnya apa yang diucapkan oleh penutur selaras dengan kenyataan. Tuturan B3 a4 dan b5 D: “Paling tidak ada background yang bisa menjelaskan gitu, loh. Ya, saya tahu, Pak Tri dulu itu juga dosen saya, ya, saya tau, sih. Eh, apa ya. kemampuannya tahu, tapi kan di sini namanya ahli media. Kamu nanti kalau ujian ditanya misalnya kenapa memilih ahli ini sebagai ahli media misalnya. Penjelasanmu apa? Ini namanya ahli media, loh. Ya, ta? Nah itu kan ada background yang mendukung.” M: “Berarti saya harus tanya-tanya lagi.” D: “Lha, iya”

M: “Ya, sudah Bu, kalau begitu. Permisi, makasih, ya Bu, selamat siang

.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D: “Iya, ya ya. Selamat siang”B3

Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di ruang dosen. Dosen memberikan penjelasan mengenai ahli media untuk penelitian mahasiswa. Mahasiswa berpamitan kepada dosen kemudian berdiri dan meninggalkan ruangan. Tuturan B3 merupakan wujud basa-basi yang dapat dilihat dari konteks tuturannya. Mitra tutur seorang dosen berusia 45 tahun, berjenis kelamin perempuan. Penutur seorang mahasiswa berusia 22 tahu, berjenis kelamin perempuan. Wujud tuturan B3 adalah penutur mengucapkan salam saat akan meninggalkan ruangan setelah melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing. Tuturan tersebut yakni “ya sudah bu kalau begitu. Permisi, makasih ya bu, selamat siang ”. Tuturan B3 melibatkan antara dosen dan mahasiswa yang sedang melakukan bimbingan skripsi. Tuturan ini terjadi di ruang dosen. Tuturan B3 dapat diwujudkan dengan adanya partikel fatis yang digunakan oleh mitra tutur, yaitu partikel “selamat siang”. Partikel fatis “selamat siang” dalam sebuah tuturan dapat berarti untuk mengukuhkan pembicaraan atau memulai pembicaraan. Dalam tuturan B3 penutur memberikan tambahan suatu partikel kalimat yaitu “selamat siang” yang berfungsi memulai atau mengukuhkan pembicaraan agar lebih sopan. Selisih umur penutur yang cukup jauh dari mitra tutur juga berpengaruh sebagai bentuk rasa hormat. Berdasarkan aktivitas mitra tutur yang dipengaruhi oleh konteks tuturannya. Tuturan B3 tersebut termasuk ke dalam kategori tindak tutur acknowledgement subkategori basa-basi salam. Ibrahim mendefinisikan basa-basi salam greet berfungsi untuk menyatakan rasa senang karena bertemu dengan seseorang. Dalam tuturan basa basi B3 ini, tergolong basa-basi murni. Hal itu dikarenakan penutur telah mengucapkan suatu salam atau sapaan kepada mitra tutur agar mendapat perhatian dari mitra tutur, sehingga mitra tutur dapat mengetahui keberadaannya. Wujud basa-basi ini sesuai dengan teori Arimi 1998: 171 dalam tesisnya yang menjelaskan basa-basi murni yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai secara otomatis sesuai dengan peristiwa tutur yang muncul, maksudnya apa yang diucapkan oleh penutur selaras dengan kenyataan.

4.2.1.3 Wujud Tuturan Fatis Terima Kasih