Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan E5 merupakan tuturan fatis murni. Tuturan fatis murni yang dimaksud bukan basa-basi, karena di dalam
tuturan fatis murni mengandung pesan penting yang disampaikan untuk mencapai tujuan komunikasi.
Tuturan E6 a3 dan b6
M: “Berarti nanti kalau udah selesai saya input itu, saya kasih Bapak dulu atau langsung sa
ya analisis?” D: “Langsung kamu anu aja, eh langsung kamu setelah ditabulasi atau
langsung kamu deskripsi menurut itu aja. Ya sejauh tidak banyak memberikan respon langsung deskripsikan saja atau dipersentase nanti
yang mau diubah yang mana. Daripada belum kamu pub nanti kamu tunjukkan ke saya, nanti ya saya belum bisa mbaca, paling nanti saya
hanya ngecek satu kuisioner itu nanti bener ndak masuknya gitu”
M: “Ya udah Pak, itu dulu aja.” E6
Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen dan mahasiswa duduk berhadapan di
ruang dosen. Dosen meminta mahasiswa untuk mendeskripsikan data yang telah didapat. Mahasiwa merasa penjelasan dosen sudah cukup jelas. Setelah
itu mahasiswa berdiri dan meninggalkan ruang dosen.
Tuturan E6 yang berbunyi “Ya udah Pak, itu dulu aja.”. Tuturan tersebut
melibatkan dosen dan mahasiswa. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Mitra tutur seorang dosen
berusia 45 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Penutur seorang mahasiswa berusia 21 tahun, berjenis kelamin perempuan. Tuturan terjadi pada saat mahasiswa
berkonsultasi kepada dosen dalam penyusunan skripsi. Dosen meminta mahasiswa untuk mendeskripsikan data yang telah didapat. Mahasiwa merasa
penjelasan dosen sudah cukup jelas. Tuturan terjadi di ruang dosen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tuturan E6 merupakan bentuk tuturan fatis, karena memiliki persamaan karakteristik dengan basa-basi. Malinowski 1923: 315 dalam tesis Arimi
mendefinisikan phatic communion atau komunikasi fatis digunakan dalam suasana ramah tamah dan dalam ikatan personal antarpeserta komunikasi. Situasi
tersebut diciptakan dengan pertukaran kata-kata dalam pembicaraan ringan yang disertai dengan perasaan untuk membentuk hidup bersama yang menyenangkan.
Tuturan E6 bukan merupakan wujud basa-basi meskipun mengandung unsur fatis, karena pernyataan pada tuturan E6 mengandung pesan penting untuk mencapai
tujuan komunikasi. Tuturan E6 ditandai dengan adanya partikel fatis yang digunakan oleh
mitra tutur, yaitu partikel „ya‟. Partikel fatis dalam tuturan E4 yaitu ya. Partikel fatis ya digunakan untuk mengukuhkan atau membenarkan apa yang dikatakan
oleh lawan bicara. Partikel fatis di atas tidak mempengaruhi makna dalam sebuah kalimat E6, hanya saja digunakan untuk membenarkan perkataan dari lawan
bicara sebelumnya. Tuturan E6 sesuai denganteori yang dikemukakan Kridalaksana 1994: 117, kategori fatis adalah kategori yang bertugas memulai,
mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara.
Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan E6 merupakan tuturan fatis murni. Tuturan fatis murni yang dimaksud bukan basa-basi, karena di dalam
tuturan fatis murni mengandung pesan penting yang disampaikan untuk mencapai tujuan komunikasi.
Tuturan E7 a3 dan b6
D: “Ya berarti anu, perijinan yang untuk itu diurus sekalian saja.” M: “O jadi sekalian sambil ngerjain ini sambil ngurus aja.”
D: “Iya, daripada kamu ngerjain ini, mending kamu ngurus perijinan yang sesungguhnya, sekali
an kamu ngurus itu.” M: “Ya udah kalau gitu. Makasih ya, Pak, ya”
D: “Oke oke” E7