12
fonem dan menggabungkan fonem menjadi suku kata atau kata yang diberikan kepada anak kelas I dan II sebagai dasar mempelajari pelajaran selanjutnya
Joko Rahmadi 2015: 29. Tiga istilah yang sering digunakan untuk memberikan komponen dasar
dari proses membaca, yaitu recording, decoding, dan meaning. Proses recording dan decoding biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal, yaitu SD
kelas 1,2 dan 3 yang dikenal dengan istilah membaca permulaan Farida Rahim 2008: 2. Menurut Syafi’ie Farida Rahim 2008: 2 penekanan pada tahap
membaca permulaan ialah proses perseptual, yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa. Siswa bisa membaca lebih cepat
kalau siswa mengetahui bagaimana cara mengatakan serta mengelompokkan bunyi-bunyi tersebut serta tidak tertegun-tegun melakukannya. Oleh karena itu,
penting diingat agar setiap kesulitan yang berkenaan dengan bunyi, urutan bunyi intonasi atau jeda haruslah dijelaskan sebelum siswa mempelajari
membaca pemahaman Tarigan, 1985: 8. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 1997: 50, mengatakan bahwa
keterampilan yang diperoleh siswa pada saat membaca permulaan akan berpengaruh terhadap keterampilan membaca lanjutan mereka. Oleh karena itu,
kegiatan membaca permulaan harus mendapat perhatian guru dan dilaksanakan dengan penuh kesabaran agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat
tercapai. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
membaca permulaan adalah kegiatan belajar membaca tahap awal di mana
13
anak diajarkan tahap awal dalam membaca seperti mengenal huruf, kata, atau kalimat sederhana. Kemampuan membaca permulaan akan sangat berpengaruh
pada kemampuan membaca pada tahap selanjutnya.
2. Tujuan Membaca Permulaan
Menurut Soejono 1983: 19 tujuan membaca permulaan secara singkat
dipaparkan sebagai berikut.
a. Mengenalkan pada siswa huruf-huruf abjad, sebagai tanda suara atau tanda
bunyi. b.
Melatih keterampilan siswa untuk mengubah huruf-huruf dalam kata menjadi suara. Kata adalah lambang pengertian.
c. Pengetahuan huruf-huruf dalam abjad dan keterampilan menyuarakannya
wajib dalam waktu singkat dapat dipraktikkan dalam membaca lanjut. Pendapat lain mengatakan bahwa tujuan membaca permulaan yang lebih
ditekankan adalah siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat Joko Rahmadi, 2015: 30. Darmiyati Zuchdi dan
Budiasih 1997: 50 mengungkapkan bahwa tujuan membaca permulaan pada siswa kelas awal adalah siswa memiliki kemampuan membaca yang akan
menjadi dasar pembelajaran membaca di kelas tinggi. Menurut Sabarti Akhadiah, dkk. 1992: 31 tujuan membaca permulaan ialah agar siswa
memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk membaca lanjut.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang tujuan membaca permulaan maka dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca permulaan adalah
14
siswa dapat memiliki keterampilan membaca permulaan seperti membaca kata atau kalimat sederhana dengan baik dan benar sehingga mempermudah
pembelajaran membaca pemahaman pada tingkat selanjutnya.
3. Langkah-langkah Membaca Permulaan
Henry G. Tarigan 2008: 12 mengatakan bahwa dalam usaha menguasai kemampuan membaca permulaan adalah bersifat teknis yang secara garis besar
dipaparkan sebagai berikut.
a. Pengenalan bentuk huruf.
b. Pengenalan unsur-unsur linguistik fonemgrafem, kata, frase, pola klausa,
kalimat, dan lain-lain. c.
Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi kemampuan menyuarakan bahan tertulis
atau “to bark at print”. d.
Kecepatan membaca ke taraf lambat. M. Shodiq 1998: 126 menjelaskan bahwa pada tahap membaca
permulaan, anak membutuhkan bantuan seperlunya selama membaca, bantuan yang diberikan pada umumnya berupa konkretisasi kata yang dibaca. Menurut
Bader Farida Rahim, 2008: 5 kemampuan membaca awal yang dipelajari oleh anak adalah kemampuan decoding.
Yusuf Munawir 2015: 141 juga mengatakan bahwa proses membaca permulaan menuntut kemampuan dalam; a mengenal huruf kecil dan besar
pada huruf alphabet; b mengucapkan bunyi huruf; c menggabungkan huruf sehingga membentuk suatu kata; d bunyi yang bervariasi; e pemahaman suatu
kata; dan f pemahaman struktur bahasa.