Solusi dari Hambatan Program Reading Group pada Siswa Kelas 2B.

78 program reading group kelas 2B seharusnya tetap dibuat dalam lesson plan sehingga guru memiliki acuan kegiatan pelaksanaan serta kegiatan tersebut dapat juga dilaksanakan di kelas 2A yang memang memilki lesson plan yang sama. Karena kondisi di atas , peneliti tidak dapat melihat dan mendokumentasikan lesson plan untuk program reading group pada kelas 2B SDIT LHI Yogyakarta. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, tahap persiapan yang dilakukan oleh wali kelas 2B sebelum pelaksanaan program meliputi persiapan kegiatan, persiapan materi serta persiapan sarana pendukung. Guru atau wali kelas juga terlihat mempersiapkan diri, baik itu membaca buku yang akan digunakan terlebih dahulu atau pun mengecek perpustakaan untuk melihat koleksi buku dan membuat jadwal kunjung. Akan tetapi peneliti masih melihat kurangnya kerjasama antara wali kelas utama dengan guru pendamping atau patnernya, hal tersebut dapat dilihat dari awal kegiatan tidak ada koordinasi mengenai bagaimana kegiatan akan berlangsung, meskipun menurut wali kelas setiap kegiatan siswa telah dibagi pengawasannya dengan baik. Dalam mempersiapkan siswa, guru berupaya untuk maksimal hal tersebut terlihat dari pengarahan kegiatan oleh guru pada siswa terdengar runtut dan jelas sehingga mudah dipahami. Siswa tidak memerlukan penjelasan yang panjang dan lama karena langsung bisa memahami instruksi dari guru. Pada dasarnya menurut Eillen dan Lynn 2010: 185 siswa usia kelas 2 SD 8 tahun dalam karakteristik perkembangan berbicara dan berbahasa sudah mengerti dan dapat melakukan instruksi beberapa tahap sampai lima tahap. Sehingga 79 Instruksi beberapa tahap yang disampaikan oleh guru pada siswa dapat dipahami dengan baik oleh siswa.

2. Tahapan Pelaksanaan Program Reading Group dalam Pembelajaran

Membaca Permulaan melalui Program Reading Group di Kelas 2B Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa pelaksanaan program reading group di kelas 2B berjalan 2 atau 3 kali dalam satu minggu. Dalam pelaksanaan program tersebut ada dua jenis kegiatan pada intinya, yaitu siswa membaca secara berkelompok secara mandiri bagi siswa yang telah lancar atau dengan batuan guru bagi siswa yang belum lancar serta guru menarasikan sebuah cerita dalam buku kemudian siswa menyimak. Kegiatan siswa membaca dalam kelompok-kelompok dilaksanakan pada dua pertemuan sedangkan kegiatan guru membacakan atau menarasikan cerita dilakukan pada pertemuan ketiga. Pada kegiatan siswa membaca secara mandiri ada beberapa hal yang peneliti temukan dalam penelitian. Pada saat penelitian pembentukan kelompok reading group terlihat sangat sederhana, karena guru hanya membagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang telah lancar membaca dan kelompok yang masih kurang lancar membaca. Pengelompokkan yang dilakukan oleh guru sangat mudah karena siswa telah mengerti sendiri pada tahap mana kemampuan membaca mereka dan masuk dalam kelompok mana. Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh Havighurst Desmita, 2014: 35 yang menyebutkan bahwa pada usia tersebut tugas perkembangan anak adalah mencapai kemandirian pribadi.