75
c. Perpustakaan yang sempit yaitu dengan ukuran luas 75 meter persegi
dengan kurang lebih 3000 buku yang didisplay pada tiga sisi tembok dan berisi meja peminjaman serta meja petugas sehingga tidak banyak
menampung siswa untuk leluasa membaca. d.
Target hafalan Al-Qur’an di kelas 2B yang mencapai dua juz membuat wali kelas atau guru lebih mengutamakan program murojaah sehingga
program reading group sering tidak terlaksana dengan baik. e.
Di kelas 2B yang memegang peranan dalam pelaksanaan program reading group adalah wali kelas utama sedangkan guru pendamping atau patner
tidak memegang peran, sehingga ketika wali kelas cuti program reading group di kelas 2B tidak berjalan.
7. Solusi dari Hambatan Program Reading Group pada Siswa Kelas 2B.
Hambatan secara umum yang dialami, beberapa sudah ada solusi namun beberapa baru rencana untuk dilakukan di tahun ajaran depan. Pertama untuk
alokasi waktu akan semakin diperjelas dan ditambah. Dari kurikulum akan berusaha mengalokasikan waktu untuk reading group dan program murojaah
sendiri sehingga tidak bercampur atau berbenturan jadwal. Alokasi waktu yang pada awalnya hanya 30 menit untuk dua program, mulai semester depan akan
diupayakan ditambah. Alokasi waktu menjadi masing-masing program 30 menit, sehingga diharapkan program reading group dapat berjalan dengan
maksimal. Setiap pagi ada alokasi untuk program reading group atau morning math bergantian hari.
76
Untuk kendala buku, perpustakaan terus mengupayakan melevelkan buku dari Indonesia dan terus menambah koleksi baik dari dalam maupun luar
negeri. Selama ini penggunaan perpustakaan selalu dijadwalkan, dan rencananya tahun depan perpustakaan akan dipindah dan dibangun ruang yang
lebih besar, sehingga memadahi kapasitasnya. Untuk SOP yang rigid akan terus disusun semoga tidak membutuhkan waktu lama lagi dari pihak sekolah
untuk menyusun SOP yang jelas terkait program ini. Sehingga setiap kelas memliki patokan untuk melaksanakan program reading group.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan program reading group dalam pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas 2B SDIT LHI Yogyakarta,
peneliti menemukan beberapa kondisi berbeda dalam setiap pelaksanaanya. Adapun kondisinya yaitu sebagai berikut.
1. Persiapan Pelaksanaan Program Reading Group di Kelas 2B
Dalam tahap persiapan program reading group di SDIT LHI pada umumnya, sekolah memberikan beberapa sarana dan prasarana. Diantaranya
adalah alokasi waktu untuk penjadwalan reading group, buku yang sesuai dengan level siswa, serta dukungan pelatihan dan pengarahan guru sebagai
pembekalan pelaksanaan program sekolah. Sekolah memberikan alokasi waktu pada setiap kelas untuk melaksanakan program reading group seminggu 2-3
kali pertemuan, namun dalam pelaksanaannya masih bercampur dengan program lain sehingga membuat program ini memiliki alokasi waktu yang tidak
jelas dan diserahkan kepada ,masing-masing wali kelas.
77
Selain alokasi waktu, sekolah juga memberikan dukungan untuk program tersebut berupa pembekalan guru. Pembekalan tersebut berupa
pengarahan program dan pembekalan materi serta pemantauan pelaksanaan program, namun dalam pelaksanaanya masih belum rutin dan jelas. Kegiatan-
kegiatan tersebut tidak dijadwalkan secara jelas, hanya saja pengarahan yang pasti diberikan oleh sekolah kepada guru adalah setiap awal semester. Melihat
kondisi di atas persiapan program dari sekolah sangat dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya program reading group dengan baik. Persiapan
maupun pengawasan dari sekolah yang kurang maksimal membuat program tidak berjalan ideal.
Pada kelas 2B sendiri tahap persiapan yang dilakukan oleh guru yang paling awal adalah merencanakan kegiatan reading group yang masuk dalam
pembahasan lesson plan ketika forum angkatan wali kelas setiap minggunya. Perumusan lesson plan oleh forum angkatan wali kelas bertujuan untuk
membuat rencana pembelajaran selama satu minggu ke depan termasuk pelaksanaan program-program sekolah untuk siswa, namun menurut penuturan
wali kelas 2B perencanaan reading group tidak detail dan rinci serta tidak terdokumentasi dalam lesson plan yang dibuat.
Persiapan dalam sebuah program merupakan hal yang sangat diperlukan karena akan mempengaruhi dalam pelaksanaannya. Eko Putro Widoyoko
2009: 8 dalam bukunya juga menyebutkan bahwa unsur pokok untuk dapat dikategorikan sebuah program yang pertama adalah kegiatan yang
direncanakan atau dirancang dengan seksama. Perincian kegiatan pelaksanaan