Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Program Reading Group di Kelas

72 a. Pada tahap persiapan siswa berkumpul mendengarkan instruksi dan pengarahan dari guru. Guru menjelaskan bahwa program reading group hari ini adalah mendengarkan cerita dari buku yang akan dibacakan oleh guru. Hampir semua siswa memperhatikan penjelasan guru tapi ada satu siswa yang kurang memperhatikan pengarahan dari guru. b. Siswa mendengarkan guru membaca buku cerita yang berjudul “The Mouse and I” dengan dua bahasa yaitu bahasa Inggris terlebih dulu kemudian diartikan dalam bahasa Indonesia. Siswa menyimak dengan antusias karena gaya dan cara bercerita guru menarik perhatian siswa. c. Siswa berinteraksi dengan guru yang sering membuat siswa melanjutkan kalimat dari guru dan mencari arti dari kosa kata bahasa Inggris. Misalnya guru menyebutka n kata “cheese” sambil menunjuk gambar “keju” serta memberikan kode kepada siswa untuk mengartikan, kemudian beberapa siswa menyebutkan “keju”. d. Setelah selesai mendengarkan cerita siswa mulai mengajukan pendapat terkait isi cerita maupun mengaitkan cerita tersebut dengan dengan kejadian yang telah mereka alami di rumah. Mereka mengemukakan pendapat dibantu pengarahan dari guru.

5. Evaluasi Pelaksanaan Program Reading Group pada Siswa Kelas 2B

Terdapat dua jenis evalauasi terkait pelaksanaan program reading group di SDIT LHI Yogyakarta yaitu evaluasi dari sudut pandang sekolah dan evaluasi dari sudut pandang guru. Evaluasi dari sudut pandang sekolah biasanya diadakan pada saat awal semester atau evaluasi tahunan. Evaluasi 73 tersebut diawali dengan evaluasi berkala yang dilakukan pada saat forum subjek mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam forum subjek mata pelajaran Bahasa Indonesia, wali kelas kelas awal atau guru subjek kelas atas menyampaikan laporan dan evaluasi tentang berjalannya program, kemudian dari head subjek menyampaikan hasilnya kepada waka kurikulum yang selanjutnya akan disampaikan juga kepada kepala sekolah untuk dijadikan bahan evaluasi program secara besar ketika evaluasi awal semester atau awal tahun, namun evaluasi ini belum berjalan dengan pasti dan berkala. Jadwal forum mata pelajaran sudah ada setiap bulan sekali namun tidak selalu terlaksana dengan baik, sehingga banyak evaluasi program reading group SDIT LHI Yogyakarta yang tidak tersampaikan. Evaluasi siswa sendiri dilakukan oleh wali kelas secara langsung dengan mengamati kondisi kemampuan membaca siswa, untuk evaluasi yang menghasilkan nilai biasanya dilakukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, karena memang program ini mendukung pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari wali kelas 2B sebagai berikut. “Kalau untuk bentuk evaluasinya dalam kelas itu memang tidak ada evaluasi khusus untuk program ini yang diberikan kepada siswa. Jadi kalau saya sendiri itu bisa mengamati secara langsung tingkat kemampuan membaca anak, sudah masuk dalam kategori apa. Kalau untuk kemampuan membaca itu sendiri evaluasinya memang masuk di subjek Bahasa, jadi nanti penilaiannya ya di subjek. Jadi memang selama ini program ini mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia, jadi belum ada evaluasi tersendiri.” W. K 18 74 Berdasarkan pendapat di atas, dalam program reading group di kelas 2B tidak ada evaluasi siswa secara langsung dalam program tersebut. Beberapa pihak yang berperan dalam evaluasi program reading group adalah yang pertama guru subjek untuk kelas atas dan wali kelas untuk kelas awal sebagai penanggung jawab pelaksana lapangan, memberikan laporan terkait berjalannya program dalam forum subjek Bahasa Indonesia. Pihak kedua adalah pihak kurikulum waka kurikulum yang menerima hasil evaluasi dalam forum subjek, biasanya disampaikan pada saat forum guru oleh head subjek. Pihak ketiga dari kesiswaan yang sering mendampingi ketika forum subjek maupun forum guru karena berkaitan dengan kegiatan siswa di SDIT LHI Yogyakarta. Pihak keempat adalah Head Master atau Kepala Sekolah mendapat laporan yang kemudian laporan akan dibawa dalam evaluasi besar tahunan sehingga dihasilkan kebijakan untuk perbaikan program.

6. Hambatan Pelaksanaan Program Reading Group pada Siswa Kelas 2B.

Bentuk kendala dalam pelaksanaan program reading group selama ini adalah sebagai berikut. a. Alokasi waktu yang kurang dan belum jelas sehingga membuat program ini berbenturan dengan program lain seperti program murojaah menghafalkan Al- Qur’an. b. Sumber buku yang masih terbatas pelevelannya dan lebih banyak berasal dari luar negeri, sehingga siswa kadang berulang kali membaca buku yang sama dalam program reading group. 75 c. Perpustakaan yang sempit yaitu dengan ukuran luas 75 meter persegi dengan kurang lebih 3000 buku yang didisplay pada tiga sisi tembok dan berisi meja peminjaman serta meja petugas sehingga tidak banyak menampung siswa untuk leluasa membaca. d. Target hafalan Al-Qur’an di kelas 2B yang mencapai dua juz membuat wali kelas atau guru lebih mengutamakan program murojaah sehingga program reading group sering tidak terlaksana dengan baik. e. Di kelas 2B yang memegang peranan dalam pelaksanaan program reading group adalah wali kelas utama sedangkan guru pendamping atau patner tidak memegang peran, sehingga ketika wali kelas cuti program reading group di kelas 2B tidak berjalan.

7. Solusi dari Hambatan Program Reading Group pada Siswa Kelas 2B.

Hambatan secara umum yang dialami, beberapa sudah ada solusi namun beberapa baru rencana untuk dilakukan di tahun ajaran depan. Pertama untuk alokasi waktu akan semakin diperjelas dan ditambah. Dari kurikulum akan berusaha mengalokasikan waktu untuk reading group dan program murojaah sendiri sehingga tidak bercampur atau berbenturan jadwal. Alokasi waktu yang pada awalnya hanya 30 menit untuk dua program, mulai semester depan akan diupayakan ditambah. Alokasi waktu menjadi masing-masing program 30 menit, sehingga diharapkan program reading group dapat berjalan dengan maksimal. Setiap pagi ada alokasi untuk program reading group atau morning math bergantian hari.