Bagaimana pelaksanaan program reading group di kelas 2B?

139 kalaupun dalam satu pecan reading group tidak terlaksana ya tetap anak-anak bisa tetap termotivasi membacanya dengan bantuan program ini termotivasi membacanya dengan bantuan program ini. 17. Bagaimanakah penjadwalan dan alokasi waktu untuk pelaksanaan program reading group? H.M. 16 Untuk penjadwalannya itu selang seling dengan morning math, jadi seminggu 2 atau 3 kali. Dan aktivitas pagi itu sangat padat, ada murojaah, morning motivation, BTHCQ, reading group yang sering disampaikan oleh wali kelas adalah mereka “keponthal-ponthal”. Belum lagi ada anak yang hafalannya sulit jadi butuh waktu lebih lama agar bisa sama hafalannya dengan yang lain. Jadi itu juga yang membuat reading group masih belum berjalan maksimal dibeberapa kelas. Dulu, sebelum target hafalan bertambah dan ada program lain reading group itu setiap hari. Meskipun waktu sudah dibagi namun kondisinya kadang masih bercampur, sambil nunggu setor hafalan ada yang diminta membaca. Untuk penjadwalannya itu selang seling dengan morning math, jadi seminggu 2 atau 3 kali Untuk kelas 2B penjadwalannya itu 15 menit setelah sholat dhuha, dan diselingi dengan morning math. Jadi kalau hari ini morning math, tidak ada reading group begitu pula sebaliknya. Satu Pada awalnya penjadwalan dan alokasi waktu untuk pelaksanaan program reading group adalah setiap hari. Namun seiring berjalannya waktu ad program lain yaitu morning math sehingga dalam satu minggu bergantian. Jadi dalam satu minggu ada 2-3 kali pelaksanaan. Untuk alokasi waktunya adalah 30menit berbagi dengan murojaah atau hafalan Al- Qur’an. Untuk kelas 2B dilaksanankan seminggu 2-3 kali dengan alokasi waktu 15 menit setelah sholat dhuha. Beberapa kelas dicampur dengan program murojaah. K. R. 16 Idealnya harapannya setiap hari namun dalam perkembangannya seiring dengan berjalannya waktu kita juga ada program morning math, kemudian di bagi waktu, 2 kali untuk reading group, 2 kali untuk morning math dalam satu minggu. Dan aktivitas pagi itu sangat padat, ada murojaah, morning motivation, BTHCQ, reading group yang sering disampaikan oleh wali kelas adalah mereka “keponthal-ponthal”. Belum lagi ada anak yang hafalannya sulit jadi butuh waktu lebih lama agar bisa sama hafalannya dengan yang lain. Jadi itu juga yang membuat reading group masih belum berjalan maksimal dibeberapa kelas. Dulu, sebelum target hafalan bertambah dan ada program lain reading group itu setiap hari. Meskipun waktu sudah dibagi namun kondisinya kadang masih bercampur, sambil nunggu setor hafalan ada yang diminta membaca. K.W. 16 Untuk penjadwalan memang kita serahkan ke setiap angkatan kelas, namun program ini wajib diadakan, biasanya bergantian dengan program morning math. Namun memang kenyataan di lapangan tidak semua kelas bisa melaksanakan jadwal dengan tepat terutama kelas atas yang kondisi jadwalnya lebih padat. 140 minggu itu dibagi itu. Bisa minggu ini 3 kali reading group, bisa 2 kali reading group. W. K. 9 Untuk penjadwalannya itu 15 menit setelah sholat dhuha, dan diselingi dengan morning math. Jadi kalau hari ini morning math, tidak ada reading group begitu pula sebaliknya. Satu minggu itu dibagi itu. Bisa minggu ini 3 kali reading group, bisa 2 kali reading group. 18. Bagaimanakah langkah-langkah dalam program reading group? H. M. 15 Jadi kelas bawah lebih ke dibacakan oleh guru, sebuah bacaan kemudian anak bisa menggali informasi bacaan yang dibacakan oleh guru. Misalnya kamu jadi tokoh dalam buku tersebut apa yang akan kamu lakukan, apa yang paling kamu sukai dari cerita tersebut. Lebih kepada anak bisa mengungkapkan idenya dari bacaan . Dalam pelaksanaan reading group kelompok pada kelas bawah itu sesuai level kemampuan anak. Ada level yang sudah lancar maka lebih kepada pemahaman bacaan, sedangkan yang masih kurang maka fungsi dari reading group ini untuk meng-upgrade kemampuan membaca. Kalau untuk kelas awal, kelas 1 dan 2 itu masih di bacakan, ada sesi di mana guru membacakan cerita kemudian anak-anak diberi feedback. Lebih kepada anak bisa mengungkapkan idenya dari bacaan . Dalam pelaksanaan reading group kelompok pada kelas awal itu sesuai level kemampuan anak. Guru lebih banyak menceritakan, agar anak exited untuk membaca, sehingga kemampuan membaca anak terus bisa diasah. Apabila ada anak yang sudah pada level lancar maka lebih kepada pemahaman bacaan, sedangkan yang masih kurang maka fungsi dari reading group ini untuk meng-upgrade kemampuan membaca. Untuk kelas atas mereka harus sudah membaca buku sendiri dan bacaannya juga berbeda ketentuannya dengan kelas awal. Bisa jadi sewaktu-waktu membaca buku fiksi, atau non fiksi Secara umum langkah-langkah dalam program reading group berbeda konsep antara kelas awal dengan kelas atas. Di kelas awal ada sesi di mana guru membacakan cerita kemudian anak-anak diberi feedback agar anak bisa mengungkapkan idenya dari bacaan . Guru lebih banyak menceritakan, agar anak exited untuk membaca, sehingga kemampuan membaca anak terus bisa diasah. Apabila ada anak yang sudah pada level lancar maka lebih kepada pemahaman bacaan, sedangkan yang masih kurang maka fungsi dari reading group ini untuk meningkatkan kemampuan membaca. Untuk kelas atas mereka harus sudah membaca buku sendiri dan bacaannya juga berbeda ketentuannya dengan kelas awal. Bisa jadi sewaktu- waktu membaca buku fiksi, atau non fiksi tergantung kebutuhan kelas. K. R. 15 Kalau untuk kelas awal, kelas 1 dan 2 itu masih di bacakan, ada sesi di mana guru membacakan cerita kemudian anak-anak diberi feedback. Tadi ceritanya tentang apa, menurutmu menarik atau tidak, tokohnya siapa saja, karakternya seperti apa. Baru anak-anak diminta membaca sendiri, kemudian anak-anak diminta mengungkapkan judulnya apa, tentang apa, karakternya siapa saja, diawali dengan dibacakan. Guru lebih banyak menceritakan, agar anak exited untuk membaca, sehingga kemampuan membaca anak terus bisa diasah. Karena memang dari awal tidak ada tes seleksi masuk untuk baca 141 tulis. Untuk kelas atas mereka harus sudah membaca buku sendiri dan bacaannya juga berbeda ketentuannya dengan kelas awal. Bisa jadi sewaktu- waktu membaca buku fiksi, atau non fiksi tergantung kebutuhan kelas. tergantung kebutuhan kelas. Untuk pelaksannan di kelas 2B yang pertama anak dikondisikan dulu, kemudian setelah itu biasanya saya Tanya “ada yang membawa buku?”. Biasanya beberapa anak itu suka membawa buku. Nanti saling bertukar buku. Tapi lebih sering dan banyak anak-anak yang tidak membawa buku, akhirnya kita ke perpustakaan. Sebelumnya booking dulu perpustakaan, sehingga anak-anak ke perpustakaan jangan sampai bentrok dengan kelas lain. Anak yang lancar nanti kita mandirikan, yang masih kurang lancar kita dampingi. Biasanya dikelompok yang kurang lancar setiap anak- anak membaca satu-satu yang lain mendengarkan, dan nanti kita koreksi missal hurufnya, tanda bacanya sampai intonasinya. Itu waktunya sangat singkat, jadi nanti ketika ada di pelajaran Bahasa Indonesia, ketika mengawali pelajaran anak-anak saya minta mengungkapkan apa buku yang sudah dibaca. Kadang lewat cerita satu-satu, kadang lewat tulisan, nanti kalau lewat tulisan sekalian untuk saya cek keterampilan menulis anak, seperti itu. Meskipun memang ada Secara khusus langkah-langkah reading group di kelas 2B adalah sebagai berikut: 1. Siswa dikondisikan agar siap mengikuti kegiatan, 2. Guru “booking” perpustakaan untuk mendukung kegiatan reading group 3. Siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan membaca 4. Bagi siswa yang sudah lancar, di mandirikan 5. Bagi yang belum lancar didampingi oleh guru 6. Setelah selesai siswa mengungkapkan informasi dari bacaan 7. Biasanya dilakukan diawal pembelajaran Bahasa Indonesia karena mengingat waktu reading group tidak cukup 8. Anak-anak bisa bercerita lewat lisan maupun tulisan Namun adakalanya waktu yang sangat terbatas tidak guru gunakan untuk langkah-langkah sesuai di atas, namun guru membacakan buku cerita secara klasikal kemudian anak-anak diminta feedback tentang isis bacaan, hal tersebut juga bertujuan untuk K. W. 15 Untuk langkah-langkah seperti yang say sebutkan tadi memang untuk langkah-langkah yang rigid itu belum ada SOP nya, jadi masih menjadi PR kami. Tapi yang pasti anak-anak memang diminta membaca kemudian menggali pemahaman mereka tentang yang mereka baca. Adapun di kelas rendah memang biasanya masih dibacakan kalau belum bisa atau lancar membaca. W. K. 10 Yang pertama anak dikondisikan dulu, kemudian setelah itu biasanya saya Tanya “ada yang membawa buku?”. Biasanya beberapa anak itu suka membawa buku. Nanti saling bertukar buku. Tapi lebih sering dan banyak anak-anak yang tidak membawa buku, akhirnya kita ke perpustakaan. Sebelumnya booking dulu perpustakaan, jam ini, kelas ini ada jadwal reading group, jadi nanti anak- anak ke sana. Sehingga anak-anak ke perpustakaan jangan sampai bentrok dengan kelas lain. Karena beberpa anak yang sudah lancar itu lebih suka membaca di perpustakaan. Yng lancar nanti kita mandirikan, nah yang masih kurang lancar kita dampingi. Biasanya dikelompok yang kurang lancar setiap anak-anak membaca satu-satu yang lain mendengarkan, dan nanti kita koreksi missal hurufnya, tanda bacanya sampai intonasinya. Itu waktunya sangat singkat, jadi nanti ketika ada di pelajaran Bahasa Indonesia, ketika mengawali 142 pelajaran anak-anak saya minta mengungkapkan apa buku yang sudah dibaca. Kadang lewat cerita satu-satu, kadang lewat tulisan, nanti kalau lewat tulisan sekalian untuk saya cek keterampilan menulis anak, seperti itu. Meskipun memang ada beberapa anak yang kadang ada yang lupa, wah tadi yang say abaca apa, nah itu nanti ada bimbingan lagi. Kemudian langkah yang lain, kalau memang waktunya sedikit, biasanya anak-anak saya kumpulkan, kemudian saya bacakan buku cerita, dan anak-anak merefleksikan. Ini saya menggunakan buku KKPK berbahasa inggris, jadi sekalian menambah vocab untuk anak-anak. Karena memang dari awal kita sudah bilingual. beberapa anak yang kadang ada yang lupa, itu nanti ada bimbingan lagi. Kemudian langkah yang lain, kalau memang waktunya sedikit, biasanya anak-anak saya kumpulkan, kemudian saya bacakan buku cerita, dan anak- anak merefleksikan. Ini saya menggunakan buku KKPK berbahasa inggris, jadi sekalian menambah vocab untuk anak- anak. Karena memang dari awal kita sudah bilingual. menambah vocabulary siswa. 19. Apakah selama ini yang sudah lancar yang tidak didampingi, ketika dimandirikan tetap membaca atau malah mainan? W. K. 11 Alhamdulillah selama ini ya beberapa yang mainan itu ya ada, biasalah anak- anak merasa “lah wong saya sudah lanca r”. Tapi semakin ke sini itu anak- anak cinta bukunya semakin tumbuh, ketika anak- anak menemukan buku yang benar-benar menarik dan mereka sukai ya benar-benar dibaca. Alhamdulillah kalau dalam pendangan saya mereka tetap mengikuti program ini dengan baik. Alhamdulillah selama ini ya beberapa yang mainan itu ya ada, biasalah anak-anak merasa sudah lancar. Tapi semakin ke sini itu anak-anak cinta bukunya semakin tumbuh, ketika anak-anak menemukan buku yang benar- benar menarik dan mereka sukai ya benar-benar dibaca. Alhamdulillah kalau dalam pendangan saya mereka tetap mengikuti program ini dengan baik Siswa yang sudah lancar yang tidak didampingi beberapa memang ada yang bermain, namun semakin hari rasa cinta akan buku semakin tumbuh. Ketika mereka menemukan buku yang menarik mereka pasti membaca. Menurut pemahaman walikelas anak-anak yang sudah lancar mengikuti kegiatan reading group dengan baik. 20. Metode apa yang sering digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan pada saat pelaksanaan program reading group? W. K. 12 Awalnya karena memang banyak yang belum bisa membaca maka saya menggunakan berbagai macam metode membaca permulaan. Dari awal penegenalan huruf, jadi saya pegang papan yang besar seperti kalau ngaji Iqro’ itu ya.. saya sebutkan Awalnya karena memang banyak yang belum bisa membaca maka saya menggunakan berbagai macam metode membaca permulaan. Menggunakan papan Metode membaca permulaan yang sering digunakan oleh guru pada saat pelaksanaan program reading group pada awalnya di kelas satu bermacam-macam.