Tujuan Membaca Permulaan Kajian tentang Membaca Permulaan

16 Yusuf Munawir 2005: 159 menjelaskan bahwa terdapat dua macam pendekatan dalam mengajarkan membaca permulaan pada anak, yaitu pendekatan berdasarkan simbol dan pendekatan berdasarkan makna. Pendekatan berdasarkan makna ini lebih menguntungkan anak dalam mengembangkan keterampilan pemahaman dalam membaca, sedangkan pendekatan berdasarkan simbol lebih menguntungkan anak dalam mengembangkan keterampilan dalam membaca teknis. Ritawati 1996: 51 mengungkapkan langkah-langkah membaca permulaan sebagai berikut: a. mengenal huruf; b. merangkai huruf menjadi suku kata; c. merangkai suku kata menjadi kata; dan mengenal unsur kalimat. Darmiyati Zuchdi dan Budiarsih 1997: 50-51 mengemukakan bahwa membaca permulaan meliputi dua tahap, yaitu tahap pramembaca dan tahap membaca. Tahap pramembaca meng ajarkan; 1 sikap duduk yang baik saat membaca, 2 cara meletakkan buku di meja, 3 cara memegang buku, 4 cara membuka dan membalik halaman buku, 5 melihat dan memperhatikan tulisan. Pada tahap membaca siswa diajarkan tentang pengenalan huruf, suku kata, kata dan kalimat.

4. Metode Pembelajaran Membaca Permulaan

Menurut Endang Supartini 2001: 62 metode pembelajaran bahasa merupakan langkah-langkah kerja pembelajaran bahasa yang harus dikuasai oleh guru; mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis 17 bahan yang diajarkan. Metode pembelajaran ditetapkan berdasarkan tujuan dan materi pembelajaran serta karakteristik siswa sehingga dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran. Sabarti Akhadiah 1992: 32-37 mengemukakan bahwa dalam pembelajaran membaca permulaan, ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut. a. Metode Abjad Metode ini merupakan metode yang dimulai dengan pengenalan abjad, “a”. “be”, “ce”, dan seterusnya. Penggunaan metode ini menimbulkan kecenderungan mengeja, yaitu membaca huruf demi huruf. Kecenderungan ini memperlambat proses penguasaan kemampuan membaca permulaan. b. Metode Bunyi Metode ini pelaksanaanya hampir sama dengan metode abjad, tetapi huruf- huruf tidak disebut dengan nama abjadnya, melainkan dengan bunyinya. Bunyi-bunyi konsonan dirangkaikan dengan bunyi vokalsehingga membentuk suku kata. Contoh: ma-ma na-na ru-sa