Hasil dan Pembahasan A. Hasil

6369 menerangkan, tanya jawab dan diskusi. Tetapi tampak dari pengamatan peneliti bahwa siswa masih banyak yang belum serius menanggapi pembelajaran, masih banyak yang bermain-main, tidak semangat dan tidak begitu paham tentang materi tersebut. Selanjutnya sesuai dengan rencana yang telah disusun, peneliti kembali mengajarkan tentang materi pendidikan karakter bangsa dengan menggunakan metode kontekstual atau CTL contextual teaching and learning. Peneliti menerangkan seperlunya tentang metode pembelajaran ini, menerangkan hal-hal yang harus dilakukan, membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil sekitar 4-5 orang dalam satu kelompok, dan memberikan wacana tentang Pendidikan Karakter Bangsa. Siswa terlihat antusias dan menyukai cara yang penulis lakukan, terlihat dari seluruh siswa tidak ada yang tidak mengikuti petunjuk yang peneliti berikan. Peneliti masih tetap menerangkan tentang hal-hal yang sulit dipahami, serta memberikan siswa kesempatan untuk bertanya. Semua berjalan lancar dalam situasi yang hangat dan menyenangkan.

4. Kesimpulan

Metode pembelajaran kontekstual atau CTL contextual teaching and learning dapat meningkatkan pemahaman nilai-nilai karakter bangsa dilihat dari hasil skor penilaian siklus II yaitu 78,9 yang lebih baik dari skor penilaian siklus I yaitu 47,3. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi, 2012, Penelitian Tindakan Kelas , PT. Bumi Aksara, Jakarta Asrori, Mohammad, 2011, Penelitian Tindakan Kelas, CV Wacana Prima, Bandung. Daryanto, H., 2012, Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri, 2005, Guru dan Anak Didik, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Khairtati, 2010, Pendidikan Berkarakter, Makalah Pendidikan dan pelatihan PGSI Kota Medan. Muslich, Masnur, 2011, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Bumi Aksara, Jakarta. Mulyasa, H.E, 2013, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Ngalimun,2011. Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Presindo, Yogyakarta. Prayitno Manullang, Belferik, 2010, Pendidikan Karakter Dalam Pembangunan Bangsa, Penerbit Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Probowati, Yusti, dkk, 2011, Pendidikan Karakter Perspektif Guru dan Psikolog, Penerbit Selaras, Malang. Pidarta, Made, 2011, Manajemen Pendidikan Indonesia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Reality, Tim, 2008, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, Reality Publisher, Surabaya. Rusman, 2013, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Syaodih Sukmadinata, Nana, 2012, Metode Penelitian Pendidikan, PT.Remaja Rosda Karya, Bandung. Suryosubroto,B, 2005, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Sukadi, 2007, Guru Powerful Guru Masa Depan, Diterbitkan oleh Kolbu, Bandung. Trianto, 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif , Kencana Prenada Media, Jakarta. Yamin, Martinis, 2013, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Press Group, Jakarta. 6370 PERANAN HAKIM PENGAWAS DALAM MENYELESAIKAN PERKARA KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS DI PENGADILAN NIAGA MEDAN MENURUT UU NO.37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN PKPU Tri Reni Novita 12 dan M.Faisal Husna 13 ABSTRAK Tugas pengadilan hakim dalam menjaga kepentingan kedua belah pihak yang berperkara agar sungguh-sungguh terjamin dan tidak ada yang dirugikan adalah merupakan tugas pengadilan hakim yang tidak mudah. Tugas tersebut harus sungguh-sungguh dijalankan dalam arti tidak dilakukan dengan begitu saja yaitu dengan memberikan kepada salah satu pihak suatu kewajiban pembuktian. Karena apabila dengan ceroboh tanpa pertimbangan yang sungguh-sungguh memberikan suatu kewajiban untuk membuktikan sesuatu hal kepada satu pihak yang berperkara apalagi terhadap suatu hal yang di luar kemampuannya, akan dapat menimbulkan kerugian yang diderita oleh pihak yang dibebani kewajiban tadi. Kerugian yang dapat timbul itu jikalau ia tidak dapat membuktikan terhadap apa yang dibebankan kepadanya dan hal ini berarti ia kalah setidak-tidaknya ia akan dirugikan dalam berperkara. Dalam hal pembuktian apabila salah satu pihak yang diberi kewajiban hakim untuk membuktikan sesuatu hal ternyata tidak dapat membuktikan, maka pihak yang tidak dapat membuktikan itu akan dikalahkan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kepentingan para pihak yang berperkara agar jangan sampai dirugikan.

A. Pendahuluan.

Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju. Pentingnya pengkajian terhadap kepailitan Perseroan Terbatas PT, di samping untuk kepentingan para pelaku bisnis itu sendiri, juga ada kaitannya dengan pengaruh ekonomi secara makro.Hal ini disebabkan karena pelaku bisnis dalam skala besar hampir dapat dipastikan adalah badan hukum PT. Pemilihan badan hukum PT untuk menjalankan roda bisnisnya dikarenakan terdapat beberapa keuntungan seperti pertanggungjawaban yang terbatas terhadap para pemegang sahamnya, keharusan dalam urusan administratif, dan lain-lainnya. Kepailitan merupakan sarana hukum yang paling efektif, adil dan terpuji untuk menyelesaikan utang- piutang. Seseorang atau badan hukum dalam keadaan tidak mampu membayar utang kepada kreditor orang atau pihak yang memberikan kredit;yang berpiutang dapat mengajukan permohonan untuk dinyatakan dalam keadaan pailit atau penundaan kewajiban pembayaran utang, namun kepada debitor yang bersangkutan masih diberikan waktu untuk melakukan prioritas penundaan pembayaran utang. Dalam ilmu hukum dagang, PKPU dikenal dengan Surseance Van Betaling atau Suspension Of Payment. Tujuan utama kepailitan adalah untuk melakukan pembagian harta antara para Kreditor kekayaan Debitor oleh Kurator. Kepailitan dimaksudkan untuk menghindari terjadinya sitaan terpisah atau eksekusi terpisah oleh kreditor dan menggantikannya dengan mengadakan sitaan bersama sehingga kekayaan debitor dapat dibagikan 12 Dosen Yayasan UMN Al Washliyah Medan 13 Dosen Yayasan UMN Al Washliyah Medan