Teknik Pengumpulan Data Jurnal Kultura | Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

6460

2. Hasil Uji-t Kemampuan Penalaran Matematika Siswa

Tabel 2.1 Hasil Uji-t Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Independent Samples Test Penalaran Equal variances assumed Equal variances not assumed Levenes Test for Equality of Variances F .242 Sig. .624 t-test for Equality of Means T 3.563 3.563 Df 72 71.495 Sig. 2-tailed .001 .001 Mean Difference .12973 .12973 Std. Error Difference .03641 .03641 95 Confidence Interval of the Difference Lowe r .05714 .05713 Upper .20232 .20233 Berdasarkan Tabel 2.1diperoleh t hitung sebesar 3,563 dan berdasarkan perhitungan di dapat t tabel sebesar 1,993. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel 3,563 1,993 karena uji-t satu sisi ini maka nilai signifikan = nilai signifikan tersebut lebih kecil dari 0,005 0,05 sehingga hipotesis H ditolak dan H a diterima sehingga selanjutnya dapat disimpulkan bahwa perbedaan kemampuan penalaran matematika siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran secara konvensional.

3. Analisis statistik ANAVA dua Jalur

Tabel 3.1 Uji ANAVA Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Dependent Variable:PenalaranMatematika Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Corrected Model 1.048 a 5 .210 11.707 .000 Intercept 15.169 1 15.169 847.092 .000 Kelas .072 1 .072 4.044 .048 KAM .736 2 .368 20.561 .000 Kelas KAM .044 2 .022 1.228 .299 Error 1.218 68 .018 Total 26.709 74 Corrected Total 2.266 73 a. R Squared = ,463 Adjusted R Squared = ,423 b. Computed using alpha = ,05 6461 Berdasarkan hasil uji ANAVA pada Tabel 3.1 maka perbedaan kemampuan penalaran matematika siswa dengan F hitung adalah 4,044 dengan signifikansi α = 0,048. Karena taraf nilai signifikan kemampuan penalaran matematika lebih kecil dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematika siswa yang diajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah PBM dan Pembelajaran Konvensional. Sedangkan untuk interaksi dari Tabel 3.1 terlihat bahwa untuk faktor pembelajaran dan KAM, diperoleh nilai F untuk interaksi pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa sebesar 1,228 dan nilai signifikansi sebesar 0,299. Karena nilai signifikansi lebih besar dari nilai taraf signikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tolak Ha dan terima H , yang berarti tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan KAM terhadap kemampuan penalaran matematika siswa dapat diterima. Hal ini juga dapat diartikan, tidak terdapat pengaruh secara bersama yang diberikan oleh pendekatan pembelajaran dan KAM terhadap kemampuan penalaran matematika siswa. Lebih jelasnya, tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap kemampuan penalaran matematika siswa, disajikan pada disajikan pada Gambar 5.1 berikut : Gambar 3.1 Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Pembahasan Pembahasan hasil penelitian berikut ini adalah berdasarkan analisis data dan temuan-temuan di lapangan. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil belajar sebelum eksperimen dilakukan, ternyata tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. Dengan demikian pengambilan sampel secara acak dapat dilakukan. Sedangkan analisis terhadap faktor yang terkait dalam penelitian ini, yaitu faktor pembelajaran, kemampuan penalaran matematika, interaksi antara pembelajaran yang digunakan, interaksi antara pembelajaran yang digunakan dengan kemampuan awal terhadap kemampuan penalaran matematika siswa. Selanjutnya untuk memberikan kontribusi kearah perbaikan jika menerapkan strategi atau pendekatan dalam pembelajaran matematika di sekolah, perlu dikemukakan hal-hal yang positif untuk menunjang keberhasilan dan mengatasi hambatan-hambatan yang ditemukan pada saat penelitian tentang pembelajaran yang menerapkan pendekatan PBM. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah menimbulkan interaksi antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa yang merupakan hal terpenting dalam pengukuran kemampuan penalaran matematika siswa. Bantuan guru peneliti kepada siswa dalam bentuk scaffolding di awal pembelajaran termasuk sering dilakukan guna memfasilitasi