Analisis Frame Faktor Frame Factors Analysis

6403 plus diperkenalkan pada pertemuan pertama dan diaplikasikan pada tiap-tiap pertemuan di masing-masing siklus. Keterampilan berbicara siswa dapat ditingkatkan dengan penerapan metode debat plus. Peningkatan ini dapat dilihat dengan membandingkan hasil tes keterampilan berbicara siklus I yang mengalami peningkatan. Peningkatan nilai tes keterampilan berbicara ini meliputi seluruh aspek keterampilan berbicara yang dijadikan kriteria penilaian. Ketepatan berbahasa siswa yang mengalami peningkatan mencakup peningkatan pelafalan kata-kata bahasa Inggris, tata bahasa dan kosa-kata bahasa Inggris. Dari segi pelafalan ditemukan: a adanya ketepatan pelafalan bunyi [f], [v], b ketepatan pengucapan bunyi. Dari aspek penguasaan tata bahasa ditemukan: a Adanya kesesuaian bentuk kata penunjuk dengan kata benda, [b] adanya penanda ja mak suffiks ’s’-es, c pemakaian kata kerja bantu, d penggunaan to be pada kata nonverbal pada kata benda jamak. Dari aspek pemilihan kosa-kata ditemukan adanya ketepatan dalam pemilihan kosa kata seperti kata-kata: meaning, harmonious, dan seriously.

4.2. Saran

Saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini yaitu pembelajaran keterampilan berbicara dengan metode debat plus secara teoretis dapat bermanfaat untuk pengembangan teori bahasa, khususnya yang berkenaan dengan pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas XI. Namun, tidak menutup kemungkinan masih ada teori yang perlu dikaji ulang. Terkait dengan upaya peningkatan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris di kelas, guru diharapkan merubah kurikulum pembelajaran terutama pada kegiatan pembelajarannya sehingga proses pembelajaran akan menjadi semakin efektif, oleh karena itu melalui penelitian tindakan kelas ini telah dirancang kurikulum, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disarankan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris. Daftar Pustaka Alice Omaggio Hadley, Teaching Language in Context, Universiti of Illinois: Hainlehainle Publishers. 1993. Inc. Bostan, Massachusetts. Cyir Weir,1990. Communicative Language Testing, New York: Prentice Hall Dionn Byrne,1981 “Integrating Skills” dalam Johnson Keith dk.Peny., Communication in the Classroom Brunt Hill: Longman. Depdiknas, 2003. UU. No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta E. Sadtono,1987. Antologi Pengajaran Bahasa Asing Khususnya Bahasa Inggris Jakarta: Depdikbud. Finocchiro, M. C. Brumfit. 1983 The Functional Nasional Approach: From Theory to Practice. New York: Oxford University Press. Keith Morrow, 1981.“Principle of Communicative Method” dalam Johnson Keith dk. Ed, Commonication in the Classroom Burnt Hill: Longman, 1981., pp. 89-104. Kenneth Chastain,1978. Developing Second Language Skills: Theory and Practice Chicago: Rand McNally College Publishing Co. Nana Sudjana. 1988. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru. Sri Utari Subiyakto, N.,1988. Metodologi Pengajaran Bahasa Jakarta:Depdikbud. Subiyakto, Ibid, p. 145.