6410 tersebut akan tercapai jika siswa memperkaya khazanah pengetahuannya tidak hanya dari guru melainkan perlu
belajar mandiri.
3. Pembahasan
Pada penelitian ini digunakan dua 2 kelas yang berbeda sebagai kelompok uji. Kelas VIII yang terdiri dari 24 orang siswa diterapkan dengan metode pembelajaran Problem Posing. Selanjutnya setelah dilakukan ujian
pada kelas tersebut diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan pada akhir pertemuan dilakukan ujian.
Dari hasil ujian diperoleh hasil bahwa kemampuan siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC yang tertinggi adalah 90 dan yang terendah adalah 55, dengan rata-rata
x
= 74,70. Sedangkan nilai kemampuan siswa yang menggunakan metode belajar problem posing yang tertinggi adalah 86
dan yang terendah adalah 53, dengan rata-rata
x
= 69,43. Dari hasil pengolahan data secara statistik, temuan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Skor rata-rata tes siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebesar 74,70. 2. Nilai rata-rata kemampuan siswa yang menggunakan teori belajar problem posing adalah sebesar 69,43.
3. Standar deviasi kelompok siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC sebesar 9,42. 4. Standar deviasi kelompok siswa yang menggunakan metode pembelajaran problem posing sebesar 8,49.
Dari uraian data di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kekmampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Dharma Caraka Teluk Dalam yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dengan problem posing. Melihat landasan teoritis dengan hasil penelitian di lapangan, maka dapat diambil kesimpulkan bahwa landasan teoritis dalam penelitian ini tidak bertentangan dengan hasil penelitian di lapangan.
Dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC daya serap siswa akan semakin baik. Hal ini disebabkan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC juga mengajukan suatu model pengajaran dengan cara
mengerjakan soal dengan secara team, sehingga dengan cara berdiskusi siswa lebih cepat tanggap dan tidak malu bertanya kepada teman-temannya yang lebih pintar.
Dengan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC terlihat adanya kemampuan siswa di dalam kelas yang menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan yang menggunakan metode pembelajaran problem posing.
Hal ini disebabkan pada metode belajar kooperatif tipe CIRC keinginan siswa untuk belajar matematika semakin meningkat. Selanjutnya bagi siswa yang kemampuannya rendah terdapat peningkatan keinginan untuk belajar
matematika, yang terlihat dari adanya interaksi pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa terhadap data hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai rata-rata hasil ujian siswa yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebesar
74,70. Nilai rata-rata kemampuan siswa yang menggunakan metode pembelajaran problem posing adalah sebesar 69,43.
6411 2. Kemampuan siswa dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih baik dibandingkan
dengan pembelajaran problem posing. 3. Metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
menyelesaikan soal matematika siswa SMP Negeri 3 Dharma Caraka Teluk Dalam Tahun Pelajaran 20142015.
4.2. Saran
Dari hasil penelitian dapat disarankan : 1. Agar para guru matematika berkenan mencoba menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
2. Kepada guru yang akan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC harus terlebih dahulu mengetahui dengan baik konsep apa yang dimiliki oleh siswa untuk keterkaitan pada konsep yang akan
diajarkan sehingga pembelajaran berjalan dengan baik. 3. Bagi siswa agar dapat mengikuti pembelajaran metode pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan baik.
4. Bagi peneliti selanjutnya, dianjurkan meneliti pengaruh penerapan metode pembelajaran lainnya, sehingga diperoleh perbandingan antara setiap metode pembelajaran.
Daftar Pustaka Abu-Elwan, Reda. The development of mathematical problem posing skills for porspective middle school
teachers. Mathematics
Education, Sultan
Qaboos University.
Tersedia di
: http:www.math.unipa.it~grim EAbu-elwan8.PDF [11 Juli 2007]
Ali, Muhammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa. Anna Marie Farnish. 2006. Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC
– Reading. Baltimore: Center for Social Organization of Schools, The Johns Hopkins University. Tersedia di:
http:www.ed.govpubsEPTWeptw4eptw4c.html [April 2006] Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Praktek.
Arifin, Zaenal. 1991. Evaluasi Instruksional: prinsip-teknik-prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ibrahim, Muslimin dkk. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.
Junaidi, Syamsul dan Eko Siswono. 2004. Matematika untuk SMK Kelas VIIII. Semarang: Esis. Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta:
Grasindo. Leung, Shuk-kwan S. 2001. The Integration of Problem
–Posing Research into Mathematics Teaching Case of Prospective
and In-service
Elementary School
Teacher. Tersedia
di: http:www.math.ntnu.edu.tw~cycprivate mathedume1me1_2001sksl.doc [11 Juli 2007]
Lowrie, Tom. 2002. Designing a Framework for Problem Posing: young children generating open-ended tasks. Charles
Sturt University,
Australia. Tersedia
di: http:www.merga.net.audocumentsmerj142.lowrie.pdf [11 Juli 2007]