Kajian Literatur Jurnal Kultura | Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

6438 dan bermakna bagi usia dewasa: siswa SMA, mahasiswa, atau pelatihan tradisional untuk membangun kerja. Behizadeh 2014 menyatakan ada lima kriteria pembelajaran berbasis proyek yaitu keterpusatan centralita, berfokus pada pertanyaan atau masalah, investigasi konstruktif atau desain, otonomi siswa, dan realisme. Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mendorong menjalani konsep dan prinsip serta melibatkan siswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi ini dapat berupa desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, penemuan atau proses pembangunan model. Agar dapat disebut proyek yang memenuhi kriteria pembelajaran berbasis proyek, aktivitas tersebut harus meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan pada pihak siswa Wena, 2011. Hal ini berarti bahwa model PjBL mendorong siswa mendapatkan pengalaman belajar sampai tingkat signifikan. Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan waktu kerja yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab siswa. Proyek adalah realistik. Proyek memberikan keotentikan pada siswa. Karakteristik ini meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan siswa, konteks di mana proyek dilakukan, kolaborator yang bekerja sama dengan siswa, produk yang dihasilkan, sasaran bagi produk yang dihasilkan dan unjuk kerja atau kriteria di mana produk – produk dinilai.

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental research. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN 1 Stabat dan SMAN 1 Pantai Cermin. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil dengan teknik purposif sampling sebanyak empat kelas, yaitu masing-masing dua kelas untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Siswa pada kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran problem based learning dilengkapi dengan media audio visual. Sedangkan siswa pada kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran project based learning dilengkapi dengan media audio visual. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas independent variable dalam penelitian ini adalah model pembelajaran PBL yang dilengkapi media virtual dan model pembelajaran PjBL yang dilengkapi media virtual. Sedangkan variabel terikat dependent variable dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik pada materi Asam Basa di kelas XI. Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan instrumen tes. Teknik dokumentasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang relevan, sedangkan instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar kimia siswa yakni pretest dan posttest. Pretest diberikan kepada sampel sebelum perlakuan treatment dengan tujuan untuk mengetahui homogenitas dan kenormalan ataupun kesamaan karakteristik kemampuan awal siswa. Posttest diberikan setelah selesai proses perlakuan treatment dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar kimia siswa adalah pilihan berganda, yang disusun dengan lima pilihan jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Butir tes dirancang mencakup empat kawasan kognitif menurut taksonomi Bloom yaitu aspek pengetahuan C 1 , pemahaman C 2 , penerapan C 3 , dan analisis C 4 . Analisis instrumen penelitian menurut 6439 Silitonga 2011 dilakukan dengan dua cara yaitu analisis secara kualitatif dan analisis secara kuantitatif. Analisis secara kualitatif adalah validitas logis validitas isi yaitu penelaahan instrumen tes dari segi teknis, isi, dan editorial.

4. Hasil Dan Pembahasan

Data hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tes awal pretest, yang diberikan sebelum perlakuan dan tes akhir posttest yang diberikan setelah perlakuan pada masing-masing kelas eksperimen I PBL dan kelas eksperimen II PjBL. Data hasil pretest yang telah dilakukan ditunjukkan Tabel 1 Tabel 1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Kel. Siswa Statistik Kelas Eksp.I PBL- AV Eksp. II PjBL- AV SMAN 1 P.Cermin Rata-rata 32,66 34,63 Standar Deviasi 10,79 5,19 Varians 116,48 26,97 Minimum 13,60 27,27 Maksimum 54,50 50,00 Nilai Total 1045,20 1268,18 MAN 1 Stabat Rata-rata 31,11 30,12 Standar Deviasi 9,86 6,07 Varians 97,29 36,91 Minimum 13,60 18.18 Maksimum 54,50 40,90 Nilai Total 995,60 900,00 Dari data pretest pada Tabel 1 terlihat bahwa sebelum pembelajaran dilakukan, penguasaan siswa pada materi asam basa termasuk rendah, baik untuk siswa SMAN 1 P.Cermin maupun MAN 1 Stabat. Untuk Siswa SMAN 1 P. Cermin, yaitu pada Kelompok Eksp.I 32,66±10,79 dan Kelompok eksp. II 34,63±5,19. Sedangkan untuk Siswa MAN 1 Stabat, yaitu pada kelompok Eksp. I 31,11±9,86 dan Kelompok eksp. II 30,12±6,07. Hasil uji t keduia kelompok menunjukkan kedua kelompok sampel tidak berbeda signifikan. Hal ini berarti kemampuan awal siswa pada materi asam basa untuk kedua kelompok sampel relatif sama. Hasil belajar mahasiswa setelah proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan posttest. Data hasil posttest yang telah dilakukan ditunjukkan Tabel 2 Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kedua kelas perlakuan memperlihatkan kemampuan penguasaan siswa pada materi Asam-Basa secara umum mengalami peningkatan dibandingkan hasil pretest. Hasil belajar siswa kelas eksperimen I yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan media audio visual adalah 83,94±6,83 untuk SMAN 1 P.Cermin dan 79,60±7,67 untuk MAN 1 Stabat, lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelas eksperimen II yang menggunakan pembelajaran berbasis projek dengan media audio visual yaitu