Pembahasan Jurnal Kultura | Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah
6341 ilmuwan dari Medical University of South Carolina Children’s Hospital. Hasilnya telah dipresentasikan dalam
pertemuan tahunan Pediatric Academic Societies di Denver awal bulan ini. Dalam peneletian tersebut, siswa kelas 1 hingga kelas 6 diwajibkan mengikuti tambahan jam olahraga
selama 40 menithari sebanyak 5 kali tiap pekan. Sebelumnya seperti dikutip dari Medicinenet, siswa hanya berolahraga sekali dalam sepekan dengan durasi sama yakni 40 menit. Jenis olahraganya sengaja dipadukan
dengan aktivitas belajar siswa. Misalnya kelas 1-2 belajar berhitung dengan naik turun tangga yang diberi warna, sementara kelas 3-6 diajak jogging di atas treadmill sambil membuka-buka materi pelajaran geografi. Sebelum
dan sesudah eksperimen tersebut, ilmuwan mengukur kemampuan para siswa menerima pelajaran. Hasilnya, setelah jam olahraga ditingkatkan menjadi 5 kali sepekan maka prestasi belajar meningkat cukup signifikan yakni
antara 55 hingga 68,5 persen. Temuan ini menunjukkan bahwa makin sering siswa melakukan aktivitas fisik maka prestasi belajar akan
meningkat. Peningkatannya akan lebih efisien jika aktivitas fisik tersebut juga dipadukan dengan proses belajar,
sehingga tidak membutuhkan waktu tersendiri. Berbagai penelitian sebelumnya memang menunjukkan, aktivitas fisik terbukti bisa meningkatkan fungsi otak. Menurut penelitian tahun 2010, jalan kaki 40 menit sehari sebanyak
5 kali sepekan bisa menjaga fungsi kognitif atau kecerdasan pada lansia maupun kaum muda.Namun juga harus
tetap menjaga kebugaran tubuh artinya olahraga di lakukan minimal 3 kali sepekan dan 5 kali sepekan 65 - 85 kekuatan tubuh., karena apabila terlalu berlebihan dampaknya juga tidak baik untuk tubuh atau terjadi overload
training prinsip latihan berlebih.
4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan
Dari kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa segala kehidupan manusia selalu dimulai melalui proses gerak, gerak untuk bertahan hidup dan untuk mempersiapkan kehidupan dimasa yang akan datang, dimana gerak
tersebut selanjutnya berkembang menjadi kegiatan olahraga yang bermanfaat untuk perkembangan jasmani maupun rohani. Bahkan menurut studi yang dilakukan oleh peneliti Universitas Illinois menunjukkan hubungan
yang kuat antara kebugaran dan prestasi akademik di antara anak-anak sekolah dasar. Berolahraga dapat mendorong anak lebih percaya diri, mampu bekerja secara tim, dan berjiwa kepemimpinan.
Sejarah juga mencatat bahwa sekolah pada mulanya merupakan tempat untuk melakukan kegiatan berolahraga dan berdiskusi. Seiring dengan tuntutan belajar anak dan berkembangnya IPTEK kegiatan olahraga
menjadi terpinggirkan , dikalahkan oleh tuntutan akademik yang terlalu menjadi momok bagi masyarakat. Seakan akan setiap orang melupakan bahwa kegiatan olahraga merupakan pondasi segala aktivitas manusia , yang dapat
berdampak pada peningkatan produkvitas kerja untuk mendapatkan hasil optimal. Bahkan terkadang tekanan belajar yang terlalu besar, membuat peserta didik tidak mempunyai kesempatan mengeksplorasi dirinya untuk
mengembangkan potensi dalam diri mereka karena dikalahkan kepentingan orang tua, dan kepentingan sekolah yang cenderung melihat nilai kesuksesan dari besar kecilnya nilai nilai hasil belajar di sekolah.
6342