6487 Ada tahapan ini permaknaan sebuah puisi ditentukan agar peristiwa atupun mungkin jalan cerita dan
suasananya dapat dengan mudah dibayangkan. 9. Mengatur irama.
Pada tahap ini kata-kata dalam baris atau bait puisi mulai diatur sedemikian rupa sehingga terjelma suatu irama.
10. Menghidupkan Puisi.
Agar puisi terasa lebih hidup sesuai dengan suasana yang dikehendaki, maka langkah yang dapat ditempuh dengan cara memilih majas tertentu.
11. Peninjauan Kembali. Setelah rangkaian langkah terpenihu maka perlu dikaji ulang untuk dapat menyempurnakan karya puisi
terebut. 12. Model menulis puisi dalam kegiatan operasional.
Pada tahap ini siswa diajak untuk menempatkan kata-kata pada bait-bait sesuai dengan kerangka yang ditetapkan
13. Pelaksanaan dalam menulis puisi.
8. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menulis Puisi
Menurut Waluyo 2002:103 menuliskan bahwa ada hal –hal yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi
yaitu sebagai berikut : 1. Puisi diciptakan dalam suasana perasaan yang damai yang menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan
padat. Dalam puisi, seseorang berbicara dan mengungkapkan dirinya sendiri secara ekspresif. 2. Penulis puisi hendaknya berdasarkan masalah atau berbagai hal yang menyentuh kesadaran penulis itu sendiri.
Tema yang kita tulis untuk puisi hendaknya berangkat dari inspirasi diri sendiri yang khas, sekecil dan sederhana apapun inspirasi itu.
3. Dalam menulis puisi kita memikirkan cara penyampaiannya. Cara penyampain ide tau perasaan dalam berpuisi disebut gaya bahasa atau gaya majas.
1. Gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis dan mampu menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca.
2. Gaya bahasa dapat membuat kalimat – kalimat dalam puisi menjadi hidup, bergerak, dan merangsang pembaca untuk memberi reaksi tertentu dan berkontemplasi atas apa yang dikemukakan penyair.
9. Penggunaan Gaya Bahasa Dalam Penulisan Puisi.
Menurut Henry Guntur Taringan 1942:53, seorang pakar bahasa Indonesia menjelaskan bahwa majas dibedakan menjadi empat bagian. Adapun gaya bahasa yang dimaksud sebagai berikut :
1. Majas Perbandingan. 2. Majas Pertentangan.
3. Majas Pertautan. 4. Majas Perulangan.
6488
Kesimpulan
Strategi pembalajaran menulis puisi pikir plus tersebut merupakan suatu pembelajaran yang berbasis kontekstual. Pembelajaran yang berbasis kontekstual merupakan alternatif untuk menciptakan pembelajaran menulis
kreatif puisi yang inovatif. Sebab, dengan pendekatan kontekstual peluang keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat dominan. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan kegiatan curah pendapat. Curah pendapat
dimaksud untuk skemata siswa tentang tema dan objek yang akan ditulisnya kedalam puisi. Selain itu, kegiatan yang dilakukan adalah pemajangan model puisi yang ditulis dengan strategi pikir plus. Pemberian model ini dimaksud
untukmemberikan pemecahan yang lebih mendalam kepada siswa tentang produk sastra yang berbentuk puisi. Dengan demikian, siswa memiliki pengetahuan dan konsep yang jelas tentang puisi. Kemampuan menulis puisi
adalah kesanggupan pengungkapan perasaan, gagasan ide terhadap sesuatu yang dialami, dirasakan, didengar, dan lihat. Semuanya dituangkan secara tertulis dalam bentuk puisi dengan mempertimbangkan aspek ketepatan pilihan
kata, penggunaan majas, persajakan, serta keindahan bahasa.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Rohadi. 1991. Efektivitas Pembelajaran. Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
B, Hamzah. 2010. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.
Budi, Prasetyo dan Marger. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Brown, Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Edisi Kelima ., Jakarta.
Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga . Jakarta : Balai Pustaka. Diktat. 2010. Belajar Pembelajaran. Medan : UMN Al-Washliyah
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Nasution, Ahmad Zaini. 1996. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Medan : Monora. Nurhadi. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarata : Erlangga.
Taringan, Henry Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : FKSS IKIP.
Umry, shafwan Hadi. Langkah – langkah Menulis Puisi. Medan : USU Pers.
Waluyo, Herman. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : Erlangga. Waluyo, Herman. 2005. Apresiasi Puisi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.