6486 untukmemberikan pemecahan yang lebih mendalam kepada siswa tentang produk sastra yang berbentuk puisi.
Dengan demikian, siswa memiliki pengetahuan dan konsep yang jelas tentang puisi.
6. Pengertian Kemampuan Menulis Puisi
Menurut Depdiknas 2007:1 07, “ Kemampuan dikatakan sebagai kesanggupan, kekuatan, dan kenyataan.
Menurut Taringan 2010:14 mengatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang –lambang
grafik yang mengagambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang- lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menurut Depdiknas dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga 2007:903 menyatakan, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Ataupun gubahan dalam bahasa yang bentuknya
dipilih dan ditata secaraa cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman an membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus
”. Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi adalah
kesanggupan pengungkapan perasaan, gagasan ide terhadap sesuatu yang dialami, dirasakan, didengar, dan lihat. Semuanya dituangkan secara tertulis dalam bentuk puisi dengan mempertimbangkan aspek ketepatan pilihan kata,
penggunaan majas, persajakan, serta keindahan bahasa.
7. Langkah-Langkah Menulis Puisi.
Untuk menulis sebuah puisi lebih dahulu harus mengetahui langkah-langkah dalam menulis puisi. Adapun langkah-langkah menulis puisi adalah sebagai berikut :
1. Landasan Teori Landasan penyusunan puisi secara teoritis tidak jauh berbeda dibandingkan langkah menulis fiksi.
2. Praktik. Tema merupakan pokok persoalan yang ingin dikemukakan oleh seseorang penyair. Pokok persoalannya
yang bisa diangkat menjadi tema. 3. Menetukan Tujuan
Tujuan dalam sebuah puisi merupakan amanat yang ingin disampaikan oleh penyair. 4. Membuat Kerangka
Adapun beberapa tahap dalam kerangka menulis puisi yaitu 1. Pada bait mana yang merupakan kata pengantar.
2. Pada bait mana yang merupakan inti. 3. Pada bait mana yang merupakan penutup.
5. Mencari dan mengumpulkan kata-kata yang akan dipakai. 6. Memilih dan menentukan kata-kata yang akan dipakai yang sesuai dengan tema dan tujuan.
7. Merangkai kata-kata. Kata-kata yang sudah dipilih dapat dirangkaikan secara kasar dalam baris dan bait.
8. Memberi isi pantun
6487 Ada tahapan ini permaknaan sebuah puisi ditentukan agar peristiwa atupun mungkin jalan cerita dan
suasananya dapat dengan mudah dibayangkan. 9. Mengatur irama.
Pada tahap ini kata-kata dalam baris atau bait puisi mulai diatur sedemikian rupa sehingga terjelma suatu irama.
10. Menghidupkan Puisi.
Agar puisi terasa lebih hidup sesuai dengan suasana yang dikehendaki, maka langkah yang dapat ditempuh dengan cara memilih majas tertentu.
11. Peninjauan Kembali. Setelah rangkaian langkah terpenihu maka perlu dikaji ulang untuk dapat menyempurnakan karya puisi
terebut. 12. Model menulis puisi dalam kegiatan operasional.
Pada tahap ini siswa diajak untuk menempatkan kata-kata pada bait-bait sesuai dengan kerangka yang ditetapkan
13. Pelaksanaan dalam menulis puisi.
8. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menulis Puisi
Menurut Waluyo 2002:103 menuliskan bahwa ada hal –hal yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi
yaitu sebagai berikut : 1. Puisi diciptakan dalam suasana perasaan yang damai yang menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan
padat. Dalam puisi, seseorang berbicara dan mengungkapkan dirinya sendiri secara ekspresif. 2. Penulis puisi hendaknya berdasarkan masalah atau berbagai hal yang menyentuh kesadaran penulis itu sendiri.
Tema yang kita tulis untuk puisi hendaknya berangkat dari inspirasi diri sendiri yang khas, sekecil dan sederhana apapun inspirasi itu.
3. Dalam menulis puisi kita memikirkan cara penyampaiannya. Cara penyampain ide tau perasaan dalam berpuisi disebut gaya bahasa atau gaya majas.
1. Gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis dan mampu menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca.
2. Gaya bahasa dapat membuat kalimat – kalimat dalam puisi menjadi hidup, bergerak, dan merangsang pembaca untuk memberi reaksi tertentu dan berkontemplasi atas apa yang dikemukakan penyair.
9. Penggunaan Gaya Bahasa Dalam Penulisan Puisi.
Menurut Henry Guntur Taringan 1942:53, seorang pakar bahasa Indonesia menjelaskan bahwa majas dibedakan menjadi empat bagian. Adapun gaya bahasa yang dimaksud sebagai berikut :
1. Majas Perbandingan. 2. Majas Pertentangan.
3. Majas Pertautan. 4. Majas Perulangan.