6439 Silitonga 2011
dilakukan dengan dua cara yaitu analisis secara kualitatif dan analisis secara kuantitatif. Analisis secara kualitatif adalah validitas logis validitas isi yaitu penelaahan instrumen tes dari segi teknis, isi, dan editorial.
4. Hasil Dan Pembahasan
Data hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tes awal pretest, yang diberikan sebelum perlakuan dan tes akhir posttest yang diberikan setelah perlakuan pada masing-masing kelas eksperimen I PBL
dan kelas eksperimen II PjBL. Data hasil pretest yang telah dilakukan ditunjukkan Tabel 1 Tabel 1 Nilai Pretest
Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Kel. Siswa
Statistik Kelas
Eksp.I PBL-
AV Eksp.
II PjBL-
AV
SMAN 1 P.Cermin
Rata-rata 32,66
34,63 Standar
Deviasi 10,79
5,19 Varians
116,48 26,97
Minimum 13,60
27,27 Maksimum
54,50 50,00
Nilai Total 1045,20 1268,18
MAN 1 Stabat
Rata-rata 31,11
30,12 Standar
Deviasi 9,86
6,07 Varians
97,29 36,91
Minimum 13,60
18.18 Maksimum
54,50 40,90
Nilai Total 995,60
900,00 Dari data pretest pada Tabel 1 terlihat bahwa sebelum pembelajaran dilakukan, penguasaan siswa pada materi asam
basa termasuk rendah, baik untuk siswa SMAN 1 P.Cermin maupun MAN 1 Stabat. Untuk Siswa SMAN 1 P. Cermin, yaitu pada Kelompok Eksp.I 32,66±10,79 dan Kelompok eksp. II 34,63±5,19. Sedangkan untuk Siswa
MAN 1 Stabat, yaitu pada kelompok Eksp. I 31,11±9,86 dan Kelompok eksp. II 30,12±6,07. Hasil uji t keduia kelompok menunjukkan kedua kelompok sampel tidak berbeda signifikan. Hal ini berarti kemampuan awal siswa
pada materi asam basa untuk kedua kelompok sampel relatif sama. Hasil belajar mahasiswa setelah proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan posttest. Data hasil
posttest yang telah dilakukan ditunjukkan Tabel 2 Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kedua kelas perlakuan memperlihatkan kemampuan penguasaan
siswa pada materi Asam-Basa secara umum mengalami peningkatan dibandingkan hasil pretest. Hasil belajar siswa kelas eksperimen I yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan media audio visual adalah
83,94±6,83 untuk SMAN 1 P.Cermin dan 79,60±7,67 untuk MAN 1 Stabat, lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelas eksperimen II yang menggunakan pembelajaran berbasis projek dengan media audio visual yaitu
6440 78,65±12,43 untuk SMAN 1 P. Cermin dan 73,92±7,56 untuk MAN 1 Stabat. Hasil uji t menunjukkan kedua
kelas sampel berbeda signifikan. Tabel 2 Nilai Posttest
Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Kel. Siswa
Statistik Kelas
Eksp.I PBL-
AV Eksp.
II PjBL-
AV
SMAN 1 P.Cermin
Rata-rata 83,94
78,65 Standar
Deviasi 6,83
12,43 Varians
46,64 154,50
Minimum 68,20
54,68 Maksimum
95,40 95,45
Nilai Total 2686,50 2520,60
MAN 1 Stabat
Rata-rata 79,60
75,92 Standar
Deviasi 7,67
7,56 Varians
58,83 57,23
Minimum 54,50
50,20 Maksimum
95,40 89,47
Nilai Total 2549,20 2325,40 Hasil belajar juga dianalisa untuk membandingkan hasil belajar siswa dari kelompok SMAN 1 P. Cermin
dengan siswa dari kelompok MAN 1 Stabat untuk masing-masing kelas eksperimen. Dari data hasil belajar terlihat bahwa untuk kelas eksperimen I PBL-AV, hasil belajar untuk siswa SMAN 1 P. Cermin 83,94±6,83 lebih tinggi
dibandingkan hasil belajar siswa MAN 1 Stabat 79,60±7,67, dan hasil uji t, menunjukkan kedua Kelompok berbeda signifikan. Hasil yang sama diperoleh untuk kelas eksperimen II PjBL-AV, hasil belajar untuk siswa
SMAN 1 P.Cermin 78,65±12,43 lebih tinggi dibandingkan siswa MAN 1 Stabat 73,92±7,56 dan hasil uji t menunjukkan kedua Kelompok berbeda signifikan.
Berdasarkan data yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, maka dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran baik PBL maupun PjBL yang disertai media Audio Visual menunjukkan pengaruh
yang baik. Skor rata-rata hasil belajar siswa berada di atas nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan pihak sekolah, yaitu nilai 75,00. Hal ini memperlihatkan bahwa secara rata-rata, siswa telah mencapai kompetensi
pembelajaran yang telah ditentukan. Perbedaan hasil belajar siswa pada materi Asam-Basa antara kelompok eksp. I dan eksp. II, baik untuk
siswa dari SMAN 1 P. Cermin maupun MAN 1 Stabat, disebabkan penggunaan model pembelajaran yang diterapkan di masing-masing kelompok. Namun demikian peningkatan hasil belajar yang terjadi melalui penerapan
model PBL maupun PjBL dengan dilengkapi media Audio Visual disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : a Model pembelajaran problem based learning menggunakan media audio visual dirancang untuk membantu
siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan menyelesaikan masalah menggunakan bantuan video yang mengandung unsur suara dan gambar.