Optimasi Simpang Bersinyal Usulan Aksi Mitigasi Sektor Transportasi

LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 140 No. Permasalahan Penyebab Usulan Aksi Mitigasi separator dan arus lalu lintas kendaraan pribadi, AUP TransJogja masih bercampur. feeder; • Tarif disesuaikan dengan komponen biayapendapatan yang didapat sebelumnya; • Penataan seluruh sistem transporasi di Provinsi DIY

6. Pola

mengemudi kendaraan yang tidak tertib dan membahayakan pengguna jalan lainnya • Perilaku pengguna kendaraan bermotor • Pengawasan dan Pembinaan; • Penindakan; • Pendidikan dan pelatihan Smart Driving. Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Dari beberapa aksi mitigasi diatas terdapat beberapa komponen yang pada dasarnya dapat disimulasikan dengan menggunakan beberapa pemodelan untuk mendapatkan nilai mitigasi dari penurunan Gas Rumah Kaca di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, diantaranya adalah sebagai berikut :

4.2.1.1 Optimasi Simpang Bersinyal

Simulasi dilakukan dengan menggunakan software trafficware dimana arus lalu lintas dihitung pada lokasi tipikal intersection tertentu di Kawasan Perkotaan Yogyakarta, salah satunya adalah pada lokasi Kawasan Jogja Expo Center. Simpang yang dihitung adalah beberapa simpang yang belum dilakukan optimasi dan koordinasi. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Gambar 4.32 Gambaran Simpang Pada Kawasan Jogja Expo Center LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 141 Arus lalu lintas pada kawasan tersebut secara lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Gambar 4.33 Kondisi Lalu Lintas Kawasan JEC Kondisi lalu lintas yang didapatkan berbeda, dimana pada simpang bersinyal Nomor Simpang 13 yang dapat dilihat pada gambar sebelumnya dilakukan optimasi dan didapat beberapa hasil, sebagai berikut : Tabel 4.64 Hasil Pemodelan Simpang Kondisi Eksisting dan Setalah Melalui Optimasi No. Rekapitulasi Kondisi Arus Lalu Lintas Eksisting Optimasi Selisih 1 Total Delay hr 55.3 27.8 27.5 2 DelayVehicle s 471.4 160.6 310.8 3 Stop DelayVehicle hr 52.9 24.3 28.6 4 St DelayVehicle s 450.9 140.1 310.8 5 Total Stops 912 1609 -697 6 StopsVehicle 2.16 2.58 -0.42 7 Travel Dist mi 132.4 210.3 -77.9 8 Travel Time hr 59.3 34 25.3 9 Average Speed mph 5 11 -6 10 Fuel Used gal 19.4 17.1 2.3 11 Fuel Efficiency mpg 6.8 12.3 -5.5 12 Vehicle Entered 430 619 -189 13 Vehicle Exited 414 629 -215 14 Hourly Exit Rate 2482 3774 -1292 15 Input Volume 17041 17041 16 Occupancy veh 161 112 49 Keterangan : 1 Eksisting Tertunda Lebih Lama dalam satuan jam untuk seluruh kendaraan 2 Eksisting TertundaKendaraan Lebih Banyak Tiap Detik 3 Eksisting Kendaraan Terhenti Lebih Banyak Tiap Jam LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 142 4 Eksisting Kendaraan Terhenti Lebih Banyak Tiap Detik 5 Eksisting Total Terhenti akan semakin sedikit namun jumlah kendaraan terhenti semakin besar 6 Eksisting Terhenti Tiap Kendaraan 7 Eksisting Panjang Perjalanan mi 8 Eksisting Waktu Perjalanan Lebih Lama Jam 9 Eksisting Kecepatan rata-rata lebih rendah KmJam 10 Eksisting Bahan Bakar yang Dikonsumsi Menjadi Lebih Tinggi 11 Eksisting Efisiensi Bahan Bakar Lebih Rendah gal 12 Eksisting Kendaraan masuk menjadi lebih sedikit karena tertunda 13 Eksisting Kendaraan keluar menjadi lebih sedikit karena tertunda 14 Eksisting Rata-rata kendaraan dapat keluar lebih sedikit tiap jamnya 15 Eksisting Sama dengan Setelah dilakukan Optimasi 16 Eksisting Lebih tinggi dalam tiap simpang sebelum dilakukan optimasi Apabila melihat dari tingkat konsumsi bahan bakar, maka dapat dijelaskan bahwa dengan melakukan optimasi simpang, maka 2,3 galon bahan bakar yang dapat dihemat dan pada kondisi eksisting tanpa optimasi ada 6,8 mpg bagan bakar yang dapat diefisienkan, sedangkan setelah dilakukan optimasi terdapat 12,3 mpg bahan bakar yang dapat dihemat. Apabila dilihat dari komposisi lalu lintas dapat dihitung jumlah bahan bakar per kendaraan dalam satu kawasan simpang koordinasi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.65 Hasil Perhitungan Bahan Bakar dengan Pendekatan Pemodelan Pada Simpang Eksisting dan Setelah Optimasi Fuel Used Komp. Lalin Eksisting Optimasi Satuan Ktb 3.3299 no no KL Sepeda Motor 79.6043 5.85 5.15 KL Mobil Penumpang Bensin 11.8214 0.87 0.77 KL Mobil Penumpang Diesel 3.5464 0.26 0.23 KL Bus Sedang 1.3687 0.10 0.09 KL Bus Besar 0.0881 0.01 0.01 KL Truk 0.2286 0.02 0.01 KL Truk Gandeng 0.0117 0.00 0.00 KL Truk Tempel 0.0008 0.00 0.00 KL Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Sehingga berdasaran komposisi lalu lintas jika dikonversi kedalam hasil perhitungan gas rumah kaca di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, maka dalam 1 satu jam pada 1 satu buah simpang didapat kondisi, sebagai berikut : Tabel 4.66 Hasil Perhitungan Emisi Tiap Jam Pada Simpang Eksisting dan Setelah Optimasi JENIS KENDARAAN CO2 EKS Gg CO2 OPT Gg CH4 EKS Gg CH4 OPT Gg NO2 EKS Gg NO2 OPT Gg Ktb no no no no no no Sepeda Motor 0.0006278885 0.0005534481 0.0000002990 0.0000002635 0.0000000018 0.0000000000 Mobil Penumpang Bensin 0.0000926116 0.0000816319 0.0000000441 0.0000000389 0.0000000003 0.0000000000 Mobil Penumpang Diesel 0.0000290327 0.0000255907 0.0000000015 0.0000000013 0.0000000001 0.0000000000 Bus Sedang 0.0000112046 0.0000098762 0.0000000006 0.0000000005 0.0000000000 0.0000000000 Bus Besar 0.0000007213 0.0000006357 0.0000000000 0.0000000000 0.0000000000 0.0000000000 Truk 0.0000018715 0.0000016496 0.0000000001 0.0000000001 0.0000000000 0.0000000000 LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 143 JENIS KENDARAAN CO2 EKS Gg CO2 OPT Gg CH4 EKS Gg CH4 OPT Gg NO2 EKS Gg NO2 OPT Gg Truk Gandeng 0.0000000961 0.0000000847 0.0000000000 0.0000000000 0.0000000000 0.0000000000 Truk Tempel 0.0000000063 0.0000000055 0.0000000000 0.0000000000 0.0000000000 0.0000000000 Jumlah 0.0007634326 0.0006729226 0.0000003454 0.0000003044 0.0000000022 0.0000000000 Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Sedangkan dalam satu tahun akan akan didapatkan emisi gas rumah kaca dalam 1 satu buah simpang, sebagai berikut : Tabel 4.67 Hasil Perhitungan Emisi Tahunan Pada Simpang Eksisting dan Setelah Optimasi JENIS KENDARAAN CO2 EKS Gg CO2 OPT Gg CH 4 EKS Gg CH 4 OPT Gg NO 2 EKS Gg NO 2 OPT Gg Ktb no no no no no no Sepeda Motor 1.8233882 1.6072133 0.0008683 0.0007653 0.0000051 0.0000000 Mobil Penumpang Bensin 0.2689442 0.2370591 0.0001281 0.0001129 0.0000008 0.0000000 Mobil Penumpang Diesel 0.0843110 0.0743154 0.0000044 0.0000039 0.0000003 0.0000000 Bus Sedang 0.0325381 0.0286805 0.0000017 0.0000015 0.0000001 0.0000000 Bus Besar 0.0020945 0.0018462 0.0000001 0.0000001 0.0000000 0.0000000 Truk 0.0054349 0.0047906 0.0000003 0.0000003 0.0000000 0.0000000 Truk Gandeng 0.0002792 0.0002461 0.0000000 0.0000000 0.0000000 0.0000000 Truk Tempel 0.0000183 0.0000161 0.0000000 0.0000000 0.0000000 0.0000000 Jumlah 2.2170084 1.9541672 0.0010029 0.0008840 0.0000063 0.0000000 Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Dapat disimpulkan bahwa dalam 1 tahun 1 buah simpang bersinyal dengan kondisi serupa pemodelan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta jika dilakukan aksi mitigasi melalui optimasi, maka akan dapat direduksi : • Gas CO 2 sebanyak 0,63 Gg; • Gas CH 4 sebanyak 0,00012 Gg; • Gas N 2 O sebanyak 0,0000063 Gg. Hasil optimasi tersebut tentunya akan berbeda jika diterapkan pada tiap-tiap simpang, namun dapat menjadi satu acuan terutama pada area perkotaan Yogyakarta. Jika dikalikan dengan jumlah simpang bersinyal yang ada di Area Perkotaan Yogyakarta kurang lebih 59 simpang bersinyal yang diasumsikan pada kondisi yang sama dengan hasil pemodelan, maka dapat direduksi gas rumah kaca sejumlah : • Gas CO 2 sebanyak 15.507 Gg; • Gas CH 4 sebanyak 0.007015 Gg; • Gas N 2 O sebanyak 0.000373 Gg. Artinya jika dilihat dari angka total gas rumah kaca sektor transportasi yang dikeluarkan, maka gas rumah kaca dengan penerapan optimasi simpang diperkirakan mampu mereduksi gas rumah kaca sebesar 8,31 dari Total Emisi di DIY dengan mitigasi yang dilakukan hanya untuk Area Perkotaan Yogyakarta APY. Namun penerapan optimasi tersebut dilakukan dengan Catatan : “Optimasi dilakukan dan diikuti dengan penerapan simpang koordinasi melalui pengembangan Area Traffic Control System ATCS diseluruh Area Perkotaan Yogyakarta dan dapat diikuti seluruh wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 144

4.2.1.2 Penanganan Persilangan Tidak Sebidang Pada Jalur Kereta Api