Bantul Gejayan Wirobrajan Godean Medari Semanu

LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 84 memerlukan listrik dalam jumlah yang sangat besar dibanding wilayah Indonesia lainnya, karena Jamali merupakan pusat perekonomian di Indonesia, disamping kepadatan penduduk yang sangat tinggi, dimana jumlah penduduknya sekitar 140 juta atau sekitar 60 penduduk Indonesia, sedangkan luas wilayahnya hanya sekitar 6 dari luas wilayah Indonesia. Oleh karena itu, pengembangan pembangkit listrik yang berefisiensi tinggi dan yang memanfaatkan sumber energi alternatif terutama yang dapat diperbarui harus terus dioptimalkan. Perencanaan kelistrikan di Jamali jangka panjang sangat dibutuhkan sebagai instrumen utama dalam membuat kebijakan kelistrikan di Jamali yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Hasil perencanaan kelistrikan ini akan dapat digunakan sebagai pedoman bagi seluruh masyarakat energi, baik perencana, pengambil keputusan, maupun investor dalam menentukan investasi kelistrikan di Jamali. Perencanaan kelistrikan jangka panjang 2003 s.d. 2020 di Jamali diarahkan untuk dapat memperkirakan besarnya kapasitas dan produksi listrik per jenis pembangkit listrik yang dibutuhkan agar dapat memenuhi kebutuhan listrik per sektor per wilayah pemasaran PLN Jawa-Bali, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur-Bali.

4.1.3.3 Tinjauan Ketenagalistrikan DIY

Sebagai daerah yang tidak memiliki sistem pembangkit berskala besar, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berada dalam sistem interkoneksi JAMALI. DIY juga tidak mempunyai deposit sumber daya energi fosil, meskipun memiliki beberapa potensi energi terbarukan tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Karena kebutuhan tenaga listrik DIY akan dipenuhi oleh sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali JAMALI, maka dalam perencanaan sistem pembangkit juga disesuaikan dengan pengembangan sistem pembangkit yang tergabung pada sistem interkoneksi JAMALI. Dengan sistem interkoneksi tersebut, supplay listrik di Daerah Istimewa Yogyakarta bisa berasal dari berbagai pembangkit yang berada pada sistem interkoneksi tersebut. Saat ini di DIY supplay listrik terpasang di beberapa gardu induk yang tersebar di lima kabupaten dan kota dengan total kapasitas sebesar 616 MVA. Gambaran tersebut bisa dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.25 Jumlah Gardu Induk, Unit yang Disuplay dan Kapasitas No GI Mensuplai Wilayah Kerja UPJ Kapasitas MVA Beban Puncak MVA Kapasitas Jumlah Feeder 1. Keuntungan Sleman, Yk. Utara, Kalasan 60 44,5 74,16 7 60 17,2 28,67 3

2. Bantul

Sedayu, Yk. Selatan, Yk. Utara, Bantul 60 23,7 39,50 4 60 34,6 57,67 8

3. Gejayan

Yk. Utara, Yk. Selatan, Kalasan 60 25 41,67 4 60 25 41,67 4

4. Wirobrajan

Yk. Utara, Yk. Selatan, Sedayu 60 27,5 45,83 5

5. Godean

Sleman, Sedayu 30 8,5 28,33, 3 30 14,1 47,00 3

6. Medari

Sleman 30 21 70,00 6 7. Wates Wates 30 11 36,67 3 16 6,5 40,63 2

8. Semanu

Wonosari 30 21,3 71,00 3 30 12,4 41,33 2 Jumlah 616 292,3 47,45 57 Sumber : PT. PLN Persero APJ Yogyakarta, 2008 LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 85 Sistem ketenagalistrikan untuk wilayah pelayanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta DIY dikelola oleh PT PLN Persero Unit Distribusi Jawa Tengah dan DIY, yang berkedudukan di semarang. Untuk kepentingan pelayanan pelanggan di DIY ditangani langsung oleh PT. PLN Persero area pelayanan dan jaringan APJ Yogyakarta, yang merupakan bagian dari manajemen PT. PLNPersero distribusi jawa tengah dan daerah istimewa yogyakarta. Pasokan tenaga listrik untuk wilayah DIY hampis seluruhnya diperoleh dari sistem interkoneksi JAMALI, ditambah produksi sendiri dengan kapasitas yang relatif masih kecil. Hal ini dikarenakan di provinsi DIY tidak ada pembangkit dalam skala besar yang dapat menyuplai kebutuhan listrik DIY. Untuk memudahkan pelayanan kepada pelanggannya, wilayah kerja PT PLN Persero APJ Yogyakarta untuk selanjutnya di bagi menjadi unit-unit lebih kecil lagi, yaitu 8 Unit Pelayanan Jaringan UPJ seperti yang tercantum pada tabel berikut ini. Tabel 4.26 Unit Pelayanan Jaringan UPJ No Wilayah Kerja Alamat 1 UPJ Kalasan Jl. Solo km 12, Yogyakarta 2 UPJ Wates Jl. Raya Purwerejo-Wates, Kulonprogo 3 UPJ Bantul Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Bantul 4 UPJ Sedayu Jl. Wates km 11, Sedayu, Bantul 5 UPJ Wonosari Jl. Kol. Sugiyono No. 63 Wonosari 6 UPJ Sleman Jl. Parasamya no.12 Beran, Sleman 7 UPJ Yogyakarta Utara Jl. P. Mangkubumi No. 16 Yogyakarta 8 UPJ Yogyakarta Selatan Jl. Gedongkuning No. 3 Rejowinangun, Yk Sistem penyaluran Sistem penyaluran pada terdiri dari sistem transmisi dan sistem distribusi. Sistem transmisi untuk kelistrikan Provinsi DIY merupakan sistem transmisi pada sistem Jamali, dengan demikian penekanan lebih diarahkan pada pembahasan sistem distribusi. Sistem Transmisi Tenaga Listrik Pasokan tenaga listrik ke wilayah DIY disalurkan dengan sistem transmisi 150 kV dan sistem distribusi tegangan menengah 20 kV. Gardu induk dan sistem distribusi Palayanan tenaga listrik untuk pelanggan di DIY dilayani oleh 8 gardu induk dengan kapasitas total 616 MVA, dengan beban puncak untuk DIY sebesar 292.3 MVA. Sistem tersebut disalurkan melalui Jaringan Tegangan Menengah JTM dengan panjang total 4.660,850 kms dan Jaringan Tegangan Rendah JTR dengan panjang total 6.845,523 kms. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan MVA tersambung ke pelanggan adalah 6,56 dengan nilai penambahan rata-rata adalah 45.353,72 kVA. Tabel 4.27 Panjang JTM, JTR, dan Jumlah Trafo No Unit Kerja Panjang Jaringan kms Trafo JTM JTR Jumlah unit kVA 1 Kalasan 548,030 514,251 901 42.360 2 Wates 870,010 1.323,208 1.366 50.380 3 Bantul 627,550 982,908 1.377 60.370 4 Sedayu 348,130 639,940 1.096 53.939 5 Wonosari 1.408,950 1.794,168 2.251 74.130 LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 86 No Unit Kerja Panjang Jaringan kms Trafo JTM JTR Jumlah unit kVA 6 Sleman 413,810 699,334 1.250 60.970 7 Yogyakarta Utara 200,340 357,728 1.091 80.019 8 Yogyakarta Selatan 244,030 515,986 1.225 92.188 Jumlah 4.660,850 6.845,523 10.557 514.356 Sumber : Informasi Perusahaan s.d Triwulan I 2008, PT. PLN Persero APJ Yogyakarta

4.1.4 Analisis Gas Rumah Kaca Sektor Limbah