Area Terdampak Aktivitas Bangkitan-Tarikan Perjalanan Eksisting di Provinsi DIY Analisis Asal-Tujuan Perjalanan Probabilistik Tahun 2020 di Provinsi DIY

LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 115 Hasil analisis diatas kemudian dapat dilakukan overlay dan dapat memberikan justifikasi yang mengarah pada pengaruh kontur terhadap terjadinya penurunan waktu tempuh perjalanan dan kecepatan perjalanan. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini, dimana lahan dengan konstur rapat dan bervariasi banyak terdapat di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Gambar 4.22 Overlay Kinerja Ruas Jalan di Provinsi DIY dengan Kontur Secara umum apabila dikaitkan dengan perhitungan gas rumah kaca peran ruas jalan dan kontur ini akan memberikan pengaruh signfikan yang tentunya berkaitan dengan jumlah emisi kendaraan yang dikeluarkan akan berbeda antara kendaraan yang melaju pada ruas jalan dengan terrain datar dengan kendaraan yang melaju pada kondisi ruas jalan ber- terrain pegunungan. Namun perhitungan kea rah kondisi tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut, mengingat data yang dibutuhkan akan lebih spesifik dan terkait dengan Biaya Operasional Kendaraan yang dikeluarkan oleh tiap unit kendaraan dengan parameter tidak hanya menggunakan jumlah konsumsi Bahan Bakar Minyak BBM.

4.1.5.4 Area Terdampak Aktivitas Bangkitan-Tarikan Perjalanan Eksisting di Provinsi DIY

Berdasarkan hasil analisis bangkitan-tarikan perjalanan dapat diketahui dampak lalu lintas dan dampak bangkitan-tarikan perjalanan antar zona tidak hanya memberikan pengaruh signifikan terhadap wilayah lokal di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, namun juga memberikan pengaruh terhadap wilayah sekitarnya. Artinya dapat diidentifikasi bahwa ada ketertarikan pengguna kendaraan untuk melakukan perjalanan menuju Daerah Istimewa Yogyakarta. Daya tarik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terjadi karena potensi dan aktivitas yang dimiliki oleh Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai : 1. Pusat Pendidikan; LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 116 2. Pusat Budaya; 3. Pusat Kegiatan Wisata; 4. Pusat Pengembangan di wilayah tengah Pulau Jawa bagian Selatan; 5. Jalur transit perjalanan regional wilayah Selatan. Apabila menilik lebih lanjut Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki pengaruh terhadap sistem pergerakan regional dan memberikan pengaruh dalam sistem distribusi barang dan manusia di wilayah-wilayah sekitarnya, seperti Purworejo, Magelang, Wonogiri, Klaten sampai dengan wilayah regional yang lebih jauh, seperti Solo. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Gambar 4.23 Analisis Dampak Aktivitas Bangkitan-Tarikan Perjalanan di Provinsi DIY terhadap Pergerakan Regional

4.1.5.5 Analisis Asal-Tujuan Perjalanan Probabilistik Tahun 2020 di Provinsi DIY

Berdasarkan hasil analisis dan estimasi pertumbuhan kendaraan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dihitung jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan beberapa ketentuan, sebagai berikut : 1. Tidak ada skenario aksi mitigasi terkait dengan penanganan permasalahan transportasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Angka pertumbuhan kendaraan bermotor yang digunakan adalah 8,2 yang merupakan angka pertumbuhan kendaraan bermotor rata-rata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006-2010; LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 117 3. Hasil perhitungan akan bersifat linier dan akan linier pula dengan peningkatan jumlah penduduk di Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta, khususnya jumlah penduduk kategori produktif; 4. Asumsi pertumbuhan kendaraan bermotor adalah pertumbuhan kendaraan pada jaringan jalan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terjadi pada jam puncak, sehingga didapatkan nilai jumlah dalam satuan kendaraanjam Berdasarkan hasil perhitungan angka pertumbuhan kendaraan bermotor di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang didapatkan jumlah kendaraan secara keseluruhan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sekitar 3.970.184 kendaraanjam berdasarkan analisis pemodelan lalu lintas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.42 Analisis Estimasi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor di Provinsi DIY No. Zona 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 1 Srandakan 10,003 10,823 11,711 12,671 13,710 14,834 16,050 17,367 18,791 2 Sanden 10,380 11,231 12,152 13,148 14,226 15,393 16,655 18,021 19,499 3 Kretek 10,201 11,037 11,942 12,922 13,981 15,128 16,368 17,710 19,162 4 Pundong 11,086 11,995 12,978 14,042 15,194 16,440 17,788 19,247 20,825 5 Bambang Lipuro 18,730 20,266 21,928 23,726 25,671 27,776 30,054 32,518 35,185 6 Pandak 16,840 18,221 19,715 21,331 23,081 24,973 27,021 29,237 31,634 7 Bantul 20,979 22,699 24,561 26,575 28,754 31,112 33,663 36,423 39,410 8 Jetis 18,363 19,868 21,498 23,260 25,168 27,232 29,465 31,881 34,495 9 Imogiri 19,876 21,506 23,269 25,177 27,242 29,476 31,893 34,508 37,338 10 Dlingo 12,496 13,521 14,630 15,830 17,128 18,532 20,052 21,696 23,475 11 Pleret 15,232 16,481 17,833 19,295 20,877 22,589 24,441 26,446 28,614 12 Piyungan 17,188 18,597 20,122 21,772 23,558 25,490 27,580 29,841 32,288 13 Banguntapan 42,785 46,294 50,090 54,197 58,641 63,450 68,653 74,282 80,373 14 Sewon 52,711 57,033 61,710 66,770 72,245 78,169 84,579 91,515 99,019 15 Kasihan 39,314 42,537 46,025 49,799 53,883 58,301 63,082 68,255 73,852 16 Pajangan 11,517 12,462 13,484 14,589 15,786 17,080 18,481 19,996 21,636 17 Sedayu 15,672 16,957 18,348 19,852 21,480 23,242 25,148 27,210 29,441 18 Mantrijeron 25,702 27,809 30,090 32,557 35,227 38,115 41,241 44,622 48,281 19 Kraton 14,259 15,428 16,693 18,062 19,543 21,145 22,879 24,755 26,785 20 Mergangsan 24,064 26,037 28,172 30,482 32,981 35,686 38,612 41,778 45,204 21 Umbulharjo 63,422 68,623 74,250 80,338 86,926 94,054 101,767 110,111 119,141 22 Kotagede 25,606 27,706 29,978 32,436 35,096 37,974 41,088 44,457 48,102 23 Gondokusuman 37,336 40,397 43,710 47,294 51,172 55,368 59,908 64,821 70,136 24 Danurejan 14,981 16,209 17,539 18,977 20,533 22,217 24,038 26,009 28,142 25 Pakualaman 7,494 8,109 8,774 9,493 10,272 11,114 12,025 13,011 14,078 26 Gondomanan 10,574 11,441 12,379 13,394 14,493 15,681 16,967 18,358 19,864 27 Ngampilan 13,304 14,395 15,575 16,852 18,234 19,729 21,347 23,098 24,992 28 Wirobrajan 20,371 22,041 23,849 25,804 27,920 30,210 32,687 35,367 38,267 29 Gedong Tengen 14,021 15,171 16,415 17,761 19,218 20,793 22,498 24,343 26,339 30 Jetis 19,221 20,797 22,503 24,348 26,344 28,505 30,842 33,371 36,108 LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 118 No. Zona 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 31 Tegalrejo 28,734 31,090 33,640 36,398 39,383 42,612 46,107 49,887 53,978 32 Moyudan 21,474 23,234 25,140 27,201 29,432 31,845 34,456 37,282 40,339 33 Minggir 20,335 22,002 23,807 25,759 27,871 30,156 32,629 35,305 38,200 34 Seyegan 31,430 34,008 36,796 39,814 43,078 46,611 50,433 54,568 59,043 35 Godean 46,079 49,857 53,945 58,369 63,155 68,334 73,937 80,000 86,560 36 Gamping 67,818 73,379 79,396 85,907 92,951 100,573 108,820 117,744 127,399 37 Mlati 70,778 76,582 82,862 89,656 97,008 104,963 113,570 122,882 132,959 38 Depok 127,330 137,771 149,068 161,291 174,517 188,828 204,312 221,065 239,193 39 Berbah 35,463 38,371 41,518 44,922 48,606 52,592 56,904 61,570 66,619 40 Prambanan 32,701 35,383 38,284 41,423 44,820 48,495 52,472 56,774 61,430 41 Kalasan 53,296 57,666 62,395 67,511 73,047 79,037 85,518 92,530 100,118 42 Ngemplak 41,201 44,579 48,235 52,190 56,470 61,100 66,110 71,531 77,397 43 Ngaglik 71,380 77,233 83,566 90,418 97,833 105,855 114,535 123,927 134,089 44 Sleman 43,880 47,478 51,372 55,584 60,142 65,074 70,410 76,183 82,430 45 Tempel 34,427 37,250 40,304 43,609 47,185 51,054 55,241 59,770 64,671 46 Turi 23,033 24,921 26,965 29,176 31,568 34,157 36,958 39,988 43,267 47 Pakem 24,135 26,114 28,255 30,572 33,079 35,791 38,726 41,902 45,338 48 Cangkringan 19,588 21,195 22,933 24,813 26,848 29,049 31,431 34,009 36,798 49 Temon 14,432 15,615 16,896 18,281 19,780 21,402 23,157 25,056 27,111 50 Wates 26,144 28,288 30,607 33,117 35,833 38,771 41,950 45,390 49,112 51 Panjatan 19,774 21,396 23,150 25,049 27,103 29,325 31,730 34,332 37,147 52 Galur 17,216 18,628 20,156 21,808 23,597 25,532 27,625 29,891 32,342 53 Lendah 21,594 23,365 25,281 27,354 29,597 32,024 34,650 37,492 40,566 54 Sentolo 26,452 28,621 30,967 33,507 36,254 39,227 42,444 45,924 49,690 55 Pengasih 26,841 29,042 31,424 34,000 36,788 39,805 43,069 46,601 50,422 56 Kokap 18,454 19,968 21,605 23,377 25,293 27,368 29,612 32,040 34,667 57 Girimulyo 12,881 13,937 15,080 16,317 17,654 19,102 20,669 22,363 24,197 58 Nanggulan 16,086 17,405 18,832 20,376 22,047 23,855 25,811 27,928 30,218 59 Kalibawang 15,837 17,136 18,541 20,061 21,706 23,486 25,412 27,496 29,750 60 Samigaluh 14,547 15,740 17,031 18,428 19,939 21,574 23,343 25,257 27,328 61 Panggang 17,845 19,308 20,892 22,605 24,458 26,464 28,634 30,982 33,522 62 Purwosari 12,970 14,034 15,185 16,430 17,777 19,235 20,812 22,519 24,365 63 Paliyan 19,600 21,208 22,947 24,828 26,864 29,067 31,450 34,029 36,820 64 Sapto Sari 23,138 25,035 27,088 29,309 31,712 34,313 37,126 40,171 43,465 65 Tepus 21,514 23,278 25,187 27,252 29,487 31,905 34,521 37,352 40,414 66 Tanjungsari 17,292 18,710 20,244 21,904 23,700 25,644 27,746 30,022 32,483 67 Rongkop 18,112 19,597 21,204 22,943 24,825 26,860 29,063 31,446 34,024 68 Girisubo 14,898 16,120 17,442 18,872 20,419 22,094 23,906 25,866 27,987 69 Semanu 35,049 37,923 41,033 44,398 48,038 51,977 56,240 60,851 65,841 70 Ponjong 33,730 36,496 39,489 42,727 46,231 50,022 54,123 58,561 63,363 71 Karangmojo 33,025 35,733 38,663 41,833 45,263 48,975 52,991 57,336 62,038 72 Wonosari 53,469 57,853 62,597 67,730 73,284 79,293 85,795 92,831 100,443 LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 119 No. Zona 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 73 Playen 36,928 39,956 43,233 46,778 50,613 54,764 59,254 64,113 69,370 74 Patuk 20,455 22,132 23,947 25,911 28,035 30,334 32,821 35,513 38,425 75 Gedang Sari 23,816 25,769 27,882 30,168 32,642 35,319 38,215 41,349 44,739 76 Nglipar 20,012 21,653 23,429 25,350 27,429 29,678 32,111 34,744 37,593 77 Ngawen 21,332 23,081 24,974 27,021 29,237 31,635 34,229 37,035 40,072 78 Semin 33,200 35,923 38,869 42,056 45,504 49,236 53,273 57,641 62,368 Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Berdasarkan hasil estimasi pertumbuhan kendaraan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat disusun pemodelan bangkitan dan tarikan perjalanan antar zona di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Gambar 4.24 Hasil Estimasi Bangkitan-Tarikan Perjalan di Provinsi DIY Tahun 2020 Berdasarkan hasil pemodelan bangkitan dan tarikan perjalanan antar zona di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diatas dapat disusun pula model bangkitan-tarikan perjalanan dalam bentuk pie chart. Secara bih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 120 Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Gambar 4.25 Hasil Estimasi Bangkitan-Tarikan Perjalan dalam Bentuk Pie Chart Diagram di Provinsi DIY Tahun 2020 Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat bahwa : 1. Bangkitan-Tarikan perjalanan antar zona yang terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan; 2. Arah pergerakan kendaraan yang berasal dari zona-zona bangkitan menjadi tidak menentu yang disebabkan karena tingginya aktivitas penduduk, serta persebaran penduduk sebagai dampak dari perkembangan jumlah penduduk dan kepemilikan kendaraan mengalami peningkatan dan distribusi yang tidak merata; 3. Pola pergerakan yang mengarah ke Area Perkotaan Yogyakarta menunjukkan kondisi yang semakin padat dan arah pergerakan yang semakin rapat berkembang bukan hanya pada Area Perkotaan Yogyakarta saja, melainkan mengalami peningkatan kepadatan kea rah Kabupaten Bantul. Begitu juga dengan wilayah-wilayah pusat pertumbuhan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga mengalami tingkat kerapatan yang lebih tinggi sebagai representasi dari peningkatan aktivitas bangkitan- tarikan perjalanan antara zona di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti di Wilayah Wonosari, Wates Kulonprogo, Sleman, dan terutama pada wilayah Kabupaten Bantul. Untuk Area Perkotaan Yogyakarta bangkitan-tarikan perjalanan antar zona dapat dilihat pada gambar berikut ini. LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 121 Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Gambar 4.26 Hasil Estimasi Bangkitan-Tarikan Perjalan dalam Bentuk Pie Chart Diagram di Area Perkotaan Yogyakarta Tahun 2020 4.1.5.6 Analisis Konsumsi Bahan Bakar Minyak dan Emisi Kendaraan Bermotor 4.1.5.7 Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Eksisting di Provinsi DIY Berdasarkan hasil pemodelan lalu lintas, serta perhitungan prosentase jumlah kendaraan pada beberapa titik sampel hasil survei yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dapat dihitung komposisi lalu lintas untuk tiap-tiap jenis kendaraan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, meliputi : 1. Kendaraan Tidak Bermotor : 3,33 2. Sepeda Motor : 79,60 3. Mobil Penumpang Bensin : 11,82 4. Mobil Penumpang Diesel : 3,55 5. Bus Sedang : 1,37 6. Bus Besar : 0,09 7. Truk : 0,23 8. Truk Gandeng : 0,01 9. Truk Tempel : 0,00077 Hasil perhitungan didapatkan bahwa dominasi komposisi lalu lintas untuk tiap jenis kendaraan di Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta secara eksisting adalah sepeda motor, sedangkan paling sedikit adalah truk tempel. Komposisi lalu lintas ini dominasi untuk kendaraan pribadi berupa sepeda motor maupun mobil penumpang berupa kendaraan yang melakukan perjalanan didalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan untuk bus sedang, bus besar, truk, truk gandeng, dan truk temple merupakan kendaraan yang beberapa diantaranya melakukan aktivitas pergerakan regional berasal dari luar DIY atau sebagaian hanya melakukan transit di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara lebih jelasnya komposisi lalu lintas dapat dilihat pada tabel berikut ini. LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 122 Tabel 4.43 Analisis Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar LiterJamKm JENIS KENDARAAN BBM KENDARAAN JAM PANJANG KM KEND. JAMKM KONSUMSI BBM LTRJAMKM Kendaraan Tidak Bermotor no 60,114 4,711.83 13 no Sepeda Motor Bensin 1,437,059 4,711.83 305 39.10 Mobil Penumpang Bensin Bensin 213,407 4,711.83 45 5.81 Mobil Penumpang Diesel Solar 64,022 4,711.83 14 3.77 Bus Sedang Solar 24,708 4,711.83 5 1.46 Bus Besar Solar 1,590 4,711.83 0.09 Truk Solar 4,127 4,711.83 1 0.24 Truk Gandeng Solar 212 4,711.83 0.01 Truk Tempel Solar 14 4,711.83 0.00 Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun Berdasarkan hasil perhitungan jumlah kendaraan tersebut dapat dihitung jumlah konsumsi bahan bakar berdasarkan jarak tempuh perjalanan kendaraan. Jumlah konsumsi bahan bakar dominan adalah sepeda motor dengan nilai konsumsi mencapai 1.390.745,20 liter atau sekitar 1.390,75 Kiloliter KL. Nilai konsumsi tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumsi bahan bakar dalam 1 satu bulan dimana konsumsi bahan bakar akan dikalikan dengan faktor pengali hari 22 dua puluh dua hari sebagai faktor umum dimana kebanyakan penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan aktivitas penuh antara hari Senin-Jumat, sedangkan Sabtu-Minggu adalah hari libur, meskipun secara umum tidak semua pegawai libur pada hari sabtu. Hasil perhitungan didapatkan bahwa dalam 1 satu bulan konsumsi bahan bakar 35.574,49 Kiloliter KL dengan jumlah konsumsi Bahan Bakar dominan adalah Sepeda Motor, yaitu 30.596,39 Kiloliter KL. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.44 Analisis Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar HarianBulanan dalam Kiloliter KL JENIS KENDARAAN AVR. JARAK TEMPUH KM KONSUMSI BBM LITER KONSUMSI BBM KL KONSUMSI BBMBLN KL Kendaraan Tidak Bermotor 5.00 no no no Sepeda Motor 10.00 1,390,745.20 1,390.75 30,596.39 Mobil Penumpang Bensin 15.00 201,366.05 201.37 4,430.05 Mobil Penumpang Diesel 15.00 23,313.95 23.31 512.91 Bus Sedang 30.00 1,158.37 1.16 25.48 Bus Besar 60.00 386.97 0.39 8.51 Truk 60.00 51.58 0.05 1.13 Truk Gandeng 60.00 0.17 0.00 0.00 Truk Tempel 60.00 0.00 0.00 0.00 Asumsi : Jarak tempuh adalah harian Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun Perlu diperhatikan pula bahwa hasil perhitungan tersebut tentunya tidak mutlak konsumsi dan pengisian Bahan Bakar Minyak BBM dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Asumsi dalam perhitungan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi dari wilayah internal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 20 yang didapat dari perkiraan LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 123 jumlah kendaraan yang berasal dari luar kota atau melakukan perjalanan regional adalah sekitar 20 dari total perhitungan kendaraan, sehingga kemungkinan jumlah kendaraan yang melakukan pengisian bahan bakar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki nilai konsumsi mendapai 28.021,16 Kiloliter KL untuk bensin dan 438,43 Kiloliter KL untuk Solar, sedangkan hasil analisis estimasi penggunaan Bahan Bakar Minyak BBM untuk kendaraan yang melintas diluar Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan asumsi kendaraan tersebut mengisi Bahan Bakar Minyak BBM diluar Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebesar 7.114 Kiloliter KL. Biaya konsumsi Bahan Bakar Minyak BBM diprediksi mencapai Rp 160.085.207.559,03 dengan nilai paling tinggi untuk konsumsi bahan bakar adalah Sepeda Motor, yaitu mencapai biaya sebesar Rp 137.683.775.063,79. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.45 Analisis Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar HarianBulanan dalam Kiloliter KL JENIS KENDARAAN BBM BBM LUAR DIY KL TOTAL KEB BBM DIY KL PENGGUNAAN BBM BIAYA BBM RP Kendaraan Tidak Bermotor no no no no no Sepeda Motor Bensin 6,119.28 24,477.12 86.01 Rp 137,683,775,063.79 Mobil Penumpang Bensin Bensin 886.01 3,544.04 12.45 Rp 19,935,238,967.64 Mobil Penumpang Diesel Solar 102.58 410.33 1.44 Rp 2,308,081,044.80 Bus Sedang Solar 5.10 20.39 0.07 Rp 114,678,884.28 Bus Besar Solar 1.70 6.81 0.02 Rp 38,310,192.18 Truk Solar 0.23 0.91 0.00 Rp 5,106,245.64 Truk Gandeng Solar 0.00 0.00 0.00 Rp 17,160.69 Truk Tempel Solar 0.00 0.00 0.00 Rp - Total Bahan Bakar 7,114.90 28,459.59 100.00 Rp 160,085,207,559.03 20 kendaraan berasal dari luar kota Dimana 20 kendaraan bisa jadi megisi Bahan Bakar BBM Diluar Kota Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012

4.1.5.8 Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Estimasi Tahun 2020