LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
115
Hasil  analisis  diatas  kemudian  dapat  dilakukan  overlay  dan  dapat  memberikan  justifikasi yang  mengarah  pada  pengaruh  kontur  terhadap  terjadinya  penurunan  waktu  tempuh
perjalanan  dan  kecepatan  perjalanan.  Secara  lebih  jelasnya  dapat  dilihat  pada  gambar berikut ini, dimana lahan dengan konstur rapat dan bervariasi banyak terdapat di Kabupaten
Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012
Gambar 4.22 Overlay Kinerja Ruas Jalan di Provinsi DIY dengan Kontur
Secara umum apabila dikaitkan dengan perhitungan gas rumah kaca peran ruas jalan dan kontur  ini  akan  memberikan  pengaruh  signfikan  yang  tentunya  berkaitan  dengan  jumlah
emisi kendaraan yang dikeluarkan akan berbeda antara kendaraan yang melaju pada ruas jalan  dengan  terrain  datar  dengan  kendaraan  yang  melaju  pada  kondisi  ruas  jalan  ber-
terrain  pegunungan.  Namun  perhitungan  kea  rah  kondisi  tersebut  masih  memerlukan penelitian  lebih  lanjut,  mengingat  data  yang  dibutuhkan  akan  lebih  spesifik  dan  terkait
dengan  Biaya  Operasional  Kendaraan  yang  dikeluarkan  oleh  tiap  unit  kendaraan  dengan parameter tidak hanya menggunakan jumlah konsumsi Bahan Bakar Minyak BBM.
4.1.5.4  Area Terdampak Aktivitas Bangkitan-Tarikan Perjalanan Eksisting di Provinsi DIY
Berdasarkan  hasil  analisis  bangkitan-tarikan  perjalanan  dapat  diketahui  dampak  lalu  lintas dan  dampak  bangkitan-tarikan  perjalanan  antar  zona  tidak  hanya  memberikan  pengaruh
signifikan  terhadap  wilayah  lokal  di  Provinsi  Daerah  Istimewa  Yogyakarta,  namun  juga memberikan  pengaruh  terhadap  wilayah  sekitarnya.  Artinya  dapat  diidentifikasi  bahwa  ada
ketertarikan  pengguna  kendaraan  untuk  melakukan  perjalanan  menuju  Daerah  Istimewa Yogyakarta.  Daya  tarik  Provinsi  Daerah  Istimewa  Yogyakarta  terjadi  karena  potensi  dan
aktivitas yang dimiliki oleh Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai :
1.  Pusat Pendidikan;
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
116
2.  Pusat Budaya; 3.  Pusat Kegiatan Wisata;
4.  Pusat Pengembangan di wilayah tengah Pulau Jawa bagian Selatan; 5.  Jalur transit perjalanan regional wilayah Selatan.
Apabila  menilik  lebih  lanjut  Provinsi  Daerah  Istimewa  Yogyakarta  memiliki  pengaruh terhadap  sistem  pergerakan  regional  dan  memberikan  pengaruh  dalam  sistem  distribusi
barang dan manusia di wilayah-wilayah sekitarnya, seperti Purworejo, Magelang, Wonogiri, Klaten sampai dengan wilayah regional yang lebih jauh, seperti Solo. Secara lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012
Gambar 4.23 Analisis Dampak Aktivitas Bangkitan-Tarikan Perjalanan di Provinsi
DIY terhadap Pergerakan Regional
4.1.5.5  Analisis Asal-Tujuan Perjalanan Probabilistik Tahun 2020 di Provinsi DIY
Berdasarkan  hasil  analisis  dan  estimasi  pertumbuhan  kendaraan  di  Provinsi  Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dihitung jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan beberapa ketentuan, sebagai berikut :
1.  Tidak  ada  skenario  aksi  mitigasi  terkait  dengan  penanganan  permasalahan transportasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
2.  Angka  pertumbuhan  kendaraan  bermotor  yang  digunakan  adalah  8,2  yang merupakan  angka  pertumbuhan  kendaraan  bermotor  rata-rata  di  Provinsi  Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2006-2010;
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
117
3.  Hasil perhitungan akan bersifat linier dan akan linier pula dengan peningkatan jumlah penduduk  di  Provinsi  Daerah  istimewa  Yogyakarta,  khususnya  jumlah  penduduk
kategori produktif; 4.  Asumsi  pertumbuhan  kendaraan  bermotor  adalah  pertumbuhan  kendaraan  pada
jaringan jalan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terjadi pada jam puncak, sehingga didapatkan nilai jumlah dalam satuan kendaraanjam
Berdasarkan hasil perhitungan angka pertumbuhan kendaraan bermotor di Provinsi Daerah Istimewa  Yogyakarta  yang  didapatkan  jumlah  kendaraan  secara  keseluruhan  di  Provinsi
Daerah  Istimewa  Yogyakarta  sekitar  3.970.184  kendaraanjam  berdasarkan  analisis pemodelan lalu lintas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.42 Analisis Estimasi Pertumbuhan Kendaraan Bermotor di Provinsi DIY
No. Zona
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 1
Srandakan 10,003
10,823 11,711
12,671 13,710
14,834 16,050
17,367 18,791
2 Sanden
10,380 11,231
12,152 13,148
14,226 15,393
16,655 18,021
19,499
3 Kretek
10,201 11,037
11,942 12,922
13,981 15,128
16,368 17,710
19,162
4 Pundong
11,086 11,995
12,978 14,042
15,194 16,440
17,788 19,247
20,825
5 Bambang
Lipuro 18,730
20,266 21,928
23,726 25,671
27,776 30,054
32,518 35,185
6 Pandak
16,840 18,221
19,715 21,331
23,081 24,973
27,021 29,237
31,634
7 Bantul
20,979 22,699
24,561 26,575
28,754 31,112
33,663 36,423
39,410
8 Jetis
18,363 19,868
21,498 23,260
25,168 27,232
29,465 31,881
34,495
9 Imogiri
19,876 21,506
23,269 25,177
27,242 29,476
31,893 34,508
37,338
10 Dlingo
12,496 13,521
14,630 15,830
17,128 18,532
20,052 21,696
23,475
11 Pleret
15,232 16,481
17,833 19,295
20,877 22,589
24,441 26,446
28,614
12 Piyungan
17,188 18,597
20,122 21,772
23,558 25,490
27,580 29,841
32,288
13 Banguntapan
42,785 46,294
50,090 54,197
58,641 63,450
68,653 74,282
80,373
14 Sewon
52,711 57,033
61,710 66,770
72,245 78,169
84,579 91,515
99,019
15 Kasihan
39,314 42,537
46,025 49,799
53,883 58,301
63,082 68,255
73,852
16 Pajangan
11,517 12,462
13,484 14,589
15,786 17,080
18,481 19,996
21,636
17 Sedayu
15,672 16,957
18,348 19,852
21,480 23,242
25,148 27,210
29,441
18 Mantrijeron
25,702 27,809
30,090 32,557
35,227 38,115
41,241 44,622
48,281
19 Kraton
14,259 15,428
16,693 18,062
19,543 21,145
22,879 24,755
26,785
20 Mergangsan
24,064 26,037
28,172 30,482
32,981 35,686
38,612 41,778
45,204
21 Umbulharjo
63,422 68,623
74,250 80,338
86,926 94,054  101,767  110,111  119,141
22 Kotagede
25,606 27,706
29,978 32,436
35,096 37,974
41,088 44,457
48,102
23 Gondokusuman
37,336 40,397
43,710 47,294
51,172 55,368
59,908 64,821
70,136
24 Danurejan
14,981 16,209
17,539 18,977
20,533 22,217
24,038 26,009
28,142
25 Pakualaman
7,494 8,109
8,774 9,493
10,272 11,114
12,025 13,011
14,078
26 Gondomanan
10,574 11,441
12,379 13,394
14,493 15,681
16,967 18,358
19,864
27 Ngampilan
13,304 14,395
15,575 16,852
18,234 19,729
21,347 23,098
24,992
28 Wirobrajan
20,371 22,041
23,849 25,804
27,920 30,210
32,687 35,367
38,267
29 Gedong
Tengen 14,021
15,171 16,415
17,761 19,218
20,793 22,498
24,343 26,339
30 Jetis
19,221 20,797
22,503 24,348
26,344 28,505
30,842 33,371
36,108
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
118
No. Zona
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 31
Tegalrejo 28,734
31,090 33,640
36,398 39,383
42,612 46,107
49,887 53,978
32 Moyudan
21,474 23,234
25,140 27,201
29,432 31,845
34,456 37,282
40,339
33 Minggir
20,335 22,002
23,807 25,759
27,871 30,156
32,629 35,305
38,200
34 Seyegan
31,430 34,008
36,796 39,814
43,078 46,611
50,433 54,568
59,043
35 Godean
46,079 49,857
53,945 58,369
63,155 68,334
73,937 80,000
86,560
36 Gamping
67,818 73,379
79,396 85,907
92,951  100,573  108,820  117,744  127,399
37 Mlati
70,778 76,582
82,862 89,656
97,008  104,963  113,570  122,882  132,959
38 Depok
127,330  137,771  149,068  161,291  174,517  188,828  204,312  221,065  239,193
39 Berbah
35,463 38,371
41,518 44,922
48,606 52,592
56,904 61,570
66,619
40 Prambanan
32,701 35,383
38,284 41,423
44,820 48,495
52,472 56,774
61,430
41 Kalasan
53,296 57,666
62,395 67,511
73,047 79,037
85,518 92,530  100,118
42 Ngemplak
41,201 44,579
48,235 52,190
56,470 61,100
66,110 71,531
77,397
43 Ngaglik
71,380 77,233
83,566 90,418
97,833  105,855  114,535  123,927  134,089
44 Sleman
43,880 47,478
51,372 55,584
60,142 65,074
70,410 76,183
82,430
45 Tempel
34,427 37,250
40,304 43,609
47,185 51,054
55,241 59,770
64,671
46 Turi
23,033 24,921
26,965 29,176
31,568 34,157
36,958 39,988
43,267
47 Pakem
24,135 26,114
28,255 30,572
33,079 35,791
38,726 41,902
45,338
48 Cangkringan
19,588 21,195
22,933 24,813
26,848 29,049
31,431 34,009
36,798
49 Temon
14,432 15,615
16,896 18,281
19,780 21,402
23,157 25,056
27,111
50 Wates
26,144 28,288
30,607 33,117
35,833 38,771
41,950 45,390
49,112
51 Panjatan
19,774 21,396
23,150 25,049
27,103 29,325
31,730 34,332
37,147
52 Galur
17,216 18,628
20,156 21,808
23,597 25,532
27,625 29,891
32,342
53 Lendah
21,594 23,365
25,281 27,354
29,597 32,024
34,650 37,492
40,566
54 Sentolo
26,452 28,621
30,967 33,507
36,254 39,227
42,444 45,924
49,690
55 Pengasih
26,841 29,042
31,424 34,000
36,788 39,805
43,069 46,601
50,422
56 Kokap
18,454 19,968
21,605 23,377
25,293 27,368
29,612 32,040
34,667
57 Girimulyo
12,881 13,937
15,080 16,317
17,654 19,102
20,669 22,363
24,197
58 Nanggulan
16,086 17,405
18,832 20,376
22,047 23,855
25,811 27,928
30,218
59 Kalibawang
15,837 17,136
18,541 20,061
21,706 23,486
25,412 27,496
29,750
60 Samigaluh
14,547 15,740
17,031 18,428
19,939 21,574
23,343 25,257
27,328
61 Panggang
17,845 19,308
20,892 22,605
24,458 26,464
28,634 30,982
33,522
62 Purwosari
12,970 14,034
15,185 16,430
17,777 19,235
20,812 22,519
24,365
63 Paliyan
19,600 21,208
22,947 24,828
26,864 29,067
31,450 34,029
36,820
64 Sapto Sari
23,138 25,035
27,088 29,309
31,712 34,313
37,126 40,171
43,465
65 Tepus
21,514 23,278
25,187 27,252
29,487 31,905
34,521 37,352
40,414
66 Tanjungsari
17,292 18,710
20,244 21,904
23,700 25,644
27,746 30,022
32,483
67 Rongkop
18,112 19,597
21,204 22,943
24,825 26,860
29,063 31,446
34,024
68 Girisubo
14,898 16,120
17,442 18,872
20,419 22,094
23,906 25,866
27,987
69 Semanu
35,049 37,923
41,033 44,398
48,038 51,977
56,240 60,851
65,841
70 Ponjong
33,730 36,496
39,489 42,727
46,231 50,022
54,123 58,561
63,363
71 Karangmojo
33,025 35,733
38,663 41,833
45,263 48,975
52,991 57,336
62,038
72 Wonosari
53,469 57,853
62,597 67,730
73,284 79,293
85,795 92,831  100,443
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
119
No. Zona
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 73
Playen 36,928
39,956 43,233
46,778 50,613
54,764 59,254
64,113 69,370
74 Patuk
20,455 22,132
23,947 25,911
28,035 30,334
32,821 35,513
38,425
75 Gedang Sari
23,816 25,769
27,882 30,168
32,642 35,319
38,215 41,349
44,739
76 Nglipar
20,012 21,653
23,429 25,350
27,429 29,678
32,111 34,744
37,593
77 Ngawen
21,332 23,081
24,974 27,021
29,237 31,635
34,229 37,035
40,072
78 Semin
33,200 35,923
38,869 42,056
45,504 49,236
53,273 57,641
62,368 Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012
Berdasarkan  hasil  estimasi  pertumbuhan  kendaraan  di  Provinsi  Daerah  Istimewa Yogyakarta  dapat  disusun  pemodelan  bangkitan  dan  tarikan  perjalanan  antar  zona  di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012
Gambar 4.24 Hasil Estimasi Bangkitan-Tarikan Perjalan di Provinsi DIY Tahun 2020
Berdasarkan  hasil  pemodelan  bangkitan  dan  tarikan  perjalanan  antar  zona  di  Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diatas dapat disusun pula model bangkitan-tarikan perjalanan
dalam bentuk pie chart. Secara bih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
120
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012
Gambar 4.25 Hasil Estimasi Bangkitan-Tarikan Perjalan dalam Bentuk Pie Chart
Diagram di Provinsi DIY Tahun 2020
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat bahwa : 1.  Bangkitan-Tarikan  perjalanan  antar  zona  yang  terjadi  di  Provinsi  Daerah  Istimewa
Yogyakarta mengalami peningkatan; 2.  Arah  pergerakan  kendaraan  yang  berasal  dari  zona-zona  bangkitan  menjadi  tidak
menentu  yang  disebabkan  karena  tingginya  aktivitas  penduduk,  serta  persebaran penduduk  sebagai  dampak  dari  perkembangan  jumlah  penduduk  dan  kepemilikan
kendaraan mengalami peningkatan dan distribusi yang tidak merata; 3.  Pola pergerakan yang mengarah ke Area Perkotaan Yogyakarta menunjukkan kondisi
yang  semakin  padat  dan  arah  pergerakan  yang  semakin  rapat  berkembang  bukan hanya  pada  Area  Perkotaan  Yogyakarta  saja,  melainkan  mengalami  peningkatan
kepadatan  kea  rah  Kabupaten  Bantul.  Begitu  juga  dengan  wilayah-wilayah  pusat pertumbuhan  di  Provinsi  Daerah  Istimewa  Yogyakarta  juga  mengalami  tingkat
kerapatan yang lebih tinggi sebagai representasi dari peningkatan aktivitas bangkitan- tarikan  perjalanan  antara  zona  di  Provinsi  Daerah  Istimewa  Yogyakarta,  seperti  di
Wilayah  Wonosari,  Wates  Kulonprogo,  Sleman,  dan  terutama  pada  wilayah Kabupaten Bantul.
Untuk  Area  Perkotaan  Yogyakarta  bangkitan-tarikan  perjalanan  antar  zona  dapat  dilihat pada gambar berikut ini.
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
121
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012
Gambar 4.26 Hasil Estimasi Bangkitan-Tarikan Perjalan dalam Bentuk Pie Chart
Diagram di Area Perkotaan Yogyakarta Tahun 2020
4.1.5.6  Analisis Konsumsi Bahan Bakar Minyak dan Emisi Kendaraan Bermotor 4.1.5.7  Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Eksisting di Provinsi DIY
Berdasarkan  hasil  pemodelan  lalu  lintas,  serta  perhitungan  prosentase  jumlah  kendaraan pada  beberapa  titik  sampel  hasil  survei  yang  dilakukan  oleh  Dinas  Perhubungan  dapat
dihitung  komposisi  lalu  lintas  untuk  tiap-tiap  jenis  kendaraan  di  Provinsi  Daerah  Istimewa Yogyakarta, meliputi :
1.  Kendaraan Tidak Bermotor  : 3,33 2.  Sepeda Motor
: 79,60 3.  Mobil Penumpang Bensin
: 11,82 4.  Mobil Penumpang Diesel
: 3,55 5.  Bus Sedang
: 1,37 6.  Bus Besar
: 0,09 7.  Truk
: 0,23 8.  Truk Gandeng
: 0,01 9.  Truk Tempel
: 0,00077 Hasil  perhitungan  didapatkan  bahwa  dominasi  komposisi  lalu  lintas  untuk  tiap  jenis
kendaraan di Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta secara eksisting adalah sepeda motor, sedangkan  paling  sedikit  adalah  truk  tempel.  Komposisi  lalu  lintas  ini  dominasi  untuk
kendaraan pribadi berupa sepeda motor maupun mobil penumpang berupa kendaraan yang melakukan perjalanan didalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan untuk bus
sedang,  bus  besar,  truk,  truk  gandeng,  dan  truk  temple  merupakan  kendaraan  yang beberapa diantaranya melakukan aktivitas pergerakan regional berasal dari luar DIY atau
sebagaian  hanya  melakukan  transit  di  Provinsi  Daerah  Istimewa  Yogyakarta.  Secara  lebih jelasnya komposisi lalu lintas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
122
Tabel 4.43 Analisis  Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar LiterJamKm
JENIS KENDARAAN BBM
KENDARAAN JAM
PANJANG KM
KEND. JAMKM
KONSUMSI BBM
LTRJAMKM
Kendaraan Tidak Bermotor no
60,114 4,711.83
13
no Sepeda Motor
Bensin
1,437,059 4,711.83
305 39.10
Mobil Penumpang Bensin Bensin
213,407 4,711.83
45 5.81
Mobil Penumpang Diesel Solar
64,022 4,711.83
14 3.77
Bus Sedang Solar
24,708 4,711.83
5 1.46
Bus Besar Solar
1,590 4,711.83
0.09
Truk Solar
4,127 4,711.83
1 0.24
Truk Gandeng Solar
212 4,711.83
0.01
Truk Tempel Solar
14 4,711.83
0.00
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun
Berdasarkan  hasil  perhitungan  jumlah  kendaraan  tersebut  dapat  dihitung  jumlah  konsumsi bahan  bakar  berdasarkan  jarak  tempuh  perjalanan  kendaraan.  Jumlah  konsumsi  bahan
bakar  dominan  adalah  sepeda  motor  dengan  nilai  konsumsi  mencapai  1.390.745,20  liter atau  sekitar  1.390,75  Kiloliter  KL.  Nilai  konsumsi  tersebut  dapat  digunakan  untuk
mengidentifikasi  kebutuhan  konsumsi  bahan  bakar  dalam  1  satu  bulan  dimana  konsumsi bahan  bakar  akan  dikalikan  dengan  faktor  pengali  hari  22  dua  puluh  dua  hari  sebagai
faktor  umum  dimana  kebanyakan  penduduk  Provinsi  Daerah  Istimewa  Yogyakarta melakukan  aktivitas  penuh  antara  hari  Senin-Jumat,  sedangkan  Sabtu-Minggu  adalah  hari
libur, meskipun secara umum tidak semua pegawai libur pada hari sabtu. Hasil perhitungan didapatkan  bahwa  dalam  1  satu  bulan  konsumsi  bahan  bakar  35.574,49  Kiloliter  KL
dengan  jumlah  konsumsi  Bahan  Bakar  dominan  adalah  Sepeda  Motor,  yaitu  30.596,39 Kiloliter KL. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.44 Analisis  Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar HarianBulanan dalam
Kiloliter KL
JENIS KENDARAAN AVR. JARAK
TEMPUH KM KONSUMSI BBM
LITER KONSUMSI
BBM KL KONSUMSI
BBMBLN KL
Kendaraan Tidak Bermotor
5.00 no
no no
Sepeda Motor
10.00 1,390,745.20
1,390.75 30,596.39
Mobil Penumpang Bensin
15.00 201,366.05
201.37 4,430.05
Mobil Penumpang Diesel
15.00 23,313.95
23.31 512.91
Bus Sedang
30.00 1,158.37
1.16 25.48
Bus Besar
60.00 386.97
0.39 8.51
Truk
60.00 51.58
0.05 1.13
Truk Gandeng
60.00 0.17
0.00 0.00
Truk Tempel
60.00 0.00
0.00 0.00
Asumsi : Jarak tempuh adalah harian
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun
Perlu  diperhatikan  pula  bahwa  hasil  perhitungan  tersebut  tentunya  tidak  mutlak  konsumsi dan  pengisian  Bahan  Bakar  Minyak  BBM  dilakukan  di  Provinsi  Daerah  Istimewa
Yogyakarta.  Asumsi  dalam  perhitungan  jumlah  bahan  bakar  yang  dikonsumsi  dari  wilayah internal  Provinsi  Daerah  Istimewa  Yogyakarta  adalah  20  yang  didapat  dari  perkiraan
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
123
jumlah  kendaraan  yang  berasal  dari  luar  kota  atau  melakukan  perjalanan  regional  adalah sekitar  20  dari  total  perhitungan  kendaraan,  sehingga  kemungkinan  jumlah  kendaraan
yang  melakukan  pengisian  bahan  bakar  di  Provinsi  Daerah  Istimewa  Yogyakarta  memiliki nilai  konsumsi  mendapai  28.021,16  Kiloliter  KL  untuk  bensin  dan  438,43  Kiloliter  KL
untuk  Solar,  sedangkan  hasil  analisis  estimasi  penggunaan  Bahan  Bakar  Minyak  BBM untuk kendaraan yang melintas diluar Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan asumsi
kendaraan  tersebut  mengisi  Bahan  Bakar  Minyak  BBM  diluar  Provinsi  Daerah  Istimewa Yogyakarta adalah sebesar 7.114 Kiloliter KL.
Biaya  konsumsi  Bahan  Bakar  Minyak  BBM  diprediksi  mencapai  Rp  160.085.207.559,03 dengan  nilai  paling  tinggi  untuk  konsumsi  bahan  bakar  adalah  Sepeda  Motor,  yaitu
mencapai  biaya  sebesar  Rp  137.683.775.063,79.  Secara  lebih  jelasnya  dapat  dilihat  pada tabel berikut ini.
Tabel 4.45 Analisis  Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar HarianBulanan dalam
Kiloliter KL
JENIS KENDARAAN
BBM BBM
LUAR DIY KL
TOTAL KEB BBM
DIY KL PENGGUNAAN
BBM BIAYA BBM RP
Kendaraan Tidak Bermotor
no no
no no
no Sepeda Motor
Bensin 6,119.28
24,477.12 86.01   Rp     137,683,775,063.79
Mobil Penumpang Bensin
Bensin 886.01
3,544.04 12.45   Rp       19,935,238,967.64
Mobil Penumpang Diesel
Solar 102.58
410.33 1.44   Rp          2,308,081,044.80
Bus Sedang Solar
5.10 20.39
0.07   Rp            114,678,884.28 Bus Besar
Solar 1.70
6.81 0.02   Rp              38,310,192.18
Truk Solar
0.23 0.91
0.00   Rp                5,106,245.64 Truk Gandeng
Solar 0.00
0.00 0.00   Rp                     17,160.69
Truk Tempel Solar
0.00 0.00
0.00   Rp                                    - Total Bahan Bakar
7,114.90 28,459.59
100.00
Rp     160,085,207,559.03
20 kendaraan berasal dari luar kota Dimana 20 kendaraan bisa jadi megisi Bahan Bakar BBM Diluar Kota
Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012
4.1.5.8  Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Estimasi Tahun 2020