Green Consumer Konsumen Hijau Waste to Energy Menggunakan energi sampah

LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 172 Sumber : http:www.reefcheck.or.idtagpengelolaan-sampah Gambar 4.57 Pengelolaan Sampah

4.2.6.3 Green Consumer Konsumen Hijau

Konsumen hijau merupakan kelompok konsumen yang menggunakan criteria lingkungan dalam memilih barang-barang atau merupakan konsumen yang menyadari dan peduli betapa pentingnya bertindak ramah terhadap lingkungan. Dampak positif gerakan konsumen hijau ini bukan hanya dalam pola konsumsi sehari-hari dan membangun masyarakat yang sehat semata, karena pendapat opini konsumen hijau juga mempengaruhi keputusan akhir dari sosok produk manufaktur, perilaku bisnis dan kebijakan ekonomi pemerintah, bahkan sering sekali terjadi konsumen hijau memboikot produk yang tidak berwawasan lingkungan. Apabila konsumen hijau dalam isu sampah akan diperoleh manfaat yang besar, di mana sampah akan menjadi sumber daya dan merupakan sumbangan individu dan masyarakat terhadap kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini juga berperan dalam pengurangan gas metan, karena jumlah sampah yang dihasilkan akan berkurang, maka proses pendekomposisian anaerob akan berkurang juga sejalan dengan produksdi sampah. Pengkampanyean dan sosialisai adalah salah satu cara dari penyebarluasan gagasan konsumen hijau, sehingga didapat penyadaran diri individu dan masyarakat dengan tanpa pemaksaan. Konsumen hijau apabila dijalankan akan mampu membangun gaya hidup individu dan masyarakat yang mencintai lingkungan secara alamiah. Konsumen hijau merupakan awal bagi diri kita untuk bertindak menyelamatkan lingkungan. Estimasi melalui cara ini belum dapat didefinisikan nominal reduksi yang dihasilkan.

4.2.6.4 Waste to Energy Menggunakan energi sampah

Sampah memang mengandung energi. Pada sampah organik berupa sisa tumbuhan, energi itu berasal dari matahari yang ditangkap oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis. Sampah non organik berupa plastik mengandung energi yang berasal dari bahan bakar minyak, batubara dan gas yang digunakan dalam proses sintesis zat kimia sederhana menjadi zat kimia yang kompleks. Energi dalam sampah organiknon organik, baik yang berupa sisa tumbuhan maupun sisa bahan berupa zat kimia sintetik dapat dibebaskan lagi dengan pembakaran. Energi yang dibebaskan itu dapat digunakan untuk memanaskan air dalam ketel uap dan uap yang terbentuk dapat digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik. Terjadilah konversi sampah jadi energi waste to energy. Pada prinsipnya sampah itu digunakan sebagai bahan bakar pengganti bahan bakar minyak, gas atau batubara. LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 173 Teknologi sampah menjadi energi adalah dengan pembusukkan sampah secara anaerobik untuk menghasilkan gas metan. Gas metan yang terbentuk dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Dalam proses ini metan diubah menjadi CO 2 yang potensi pemanasan globalnya adalah 120 metan. Pengembangan biogas dalam konteks pengelolaan sampah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta seperti telah dijelaskan sebelumnya baru pada tataran pengembangan melalui penggunaan kotoran ternak, sedangkan untuk sampah dimungkinkan baru dikembangkan pada sebagian kecil wilayah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 4.2.6.5 Estimasi Gas Rumah Kaca Eksisting dan Usulan Aksi Mitigasi Sektor Kehutanan Sampai dengan Tahun 2020 Estimasi hasil perhitungan gas rumah kaca BAU Baseline sampai dengan Tahun 2020 yang disertai aksi mitigasi untuk sektor limbah secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.83 Estimasi BAU dan Usulan Aksi Mitigasi Gas Rumah Kaca Sektor Limbah Sampai dengan Tahun 2020 Keterangan 2013 2016 2020 BAU CH4 2.069 2.119 2.188 BAU CO2 43.395 44.445 45.884 Penurunan CH4 0.310 0.318 0.328 Penurunan CO2 6.509 6.667 6.883 Nilai Setelah Mitigasi CH4 1.759 1.801 1.859 Nilai Setelah Mitigasi CO2 36.886 37.778 39.002 Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Hasil perhitungan diatas dapat dijelaskan kedalam gambar grafik yang dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, Tahun 2012 Gambar 4.58 Estimasi Perhitungan Gas Rumah Kaca Sektor Limbah Sampai dengan Tahun 2020 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 BAU CH4 2,020 2,036 2,052 2,069 2,085 2,102 2,119 2,136 2,153 2,170 2,188 BAU CO2 42,370 42,709 43,051 43,395 43,742 44,092 44,445 44,800 45,159 45,520 45,884 Nilai Setelah Mitigasi CH4 1,717 1,731 1,745 1,759 1,773 1,787 1,801 1,815 1,830 1,845 1,859 Nilai Setelah Mitigasi CO2 36,015 36,303 36,593 36,886 37,181 37,478 37,778 38,080 38,385 38,692 39,002 0,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 50,000 G g T a h u n LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 174

BAB 5 STRATEGI IMPLEMENTASI

RAD-GAS RUMAH KACA DI PROVINSI DIY

5.1 Kelembagaan RAD-GRK Provinsi DIY

Kelembagaan dalam hal ini terdiri dari beberapa komponen stakeholder yang terlibat dalam usaha dan kegiatan implementasi dari Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, diantaranya adalah, sebagai berikut : 1. Pemerintah; 2. Swasta; 3. Masyarakat.

5.1.1 Kelembagaan Pemerintah

Kelembagaan Pemerintah dalam hal ini terdiri dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ProvinsiKabupatenKota. Dalam hal ini Kelembagaan Pemerintah Pusat berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah KabupatenKota. Pemerintah Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam perumusannya didasarkan atas : 1. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 3. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

5.1.1.1 Unsur Pemerintah

Urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan danatau susunan pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah, meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama. Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan danatau susunan pemerintahan adalah semua urusan pemerintahan di luar urusan. Urusan pemerintahan terdiri atas 31 tiga puluh satu bidang urusan pemerintahan, sedangkan yang terkait dengan upaya Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, meliputi : 1. Pekerjaan Umum; 2. Perumahan; STRATEGI STRATEGI STRATEGI STRATEGI IMPLEMENTASI RAD IMPLEMENTASI RAD IMPLEMENTASI RAD IMPLEMENTASI RAD GAS GAS GAS GAS RUMAH KACA DI RUMAH KACA DI RUMAH KACA DI RUMAH KACA DI PROVINSI DIY PROVINSI DIY PROVINSI DIY PROVINSI DIY 5 5 5 5 BAB BAB BAB BAB