LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
5
1.6.2 Metode Survei Data
Survei data dalam kegiatan penyusunan Rencana Aksi Daerah tentang Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah dengan pendekatan secara
primer dan sekunder.
1.6.2.1 Survei Data Sekunder
Survei data sekunder yang dilakukan adalah dengan melakukan inventarisasi beberapa data terkait dengan :
1.
Kebijakan pembangunan daerah, seperti RPJMD, RTRW Provinsi DIY, kebijakan pembangunan dan sektoral terkait lainnya, serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
2.
Data statistik terkait yang bersumber dari berbagai instansi sektoral termasuk diantaranya adalah Badan Pusat Statistik;
3.
Data Peta yang bersumber dari single base map, serta citra satelit;
4.
Data sektoral lainnya, meliputi limbah, transportasi, energi, pertanian, peternakan, kehutanan, kondisi sosial-masyakat, budaya, serta kelembagaan instansi pemerintah.
1.6.2.2 Survei Data Primer
Kegiatan survei data primer yang dilakukan adalah dengan pendekatan visualisasi yang dimaksudkan untuk membandingkan, serta melakukan capture terhadap kondisi wilayah di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta secara riil. Diantaranya adalah survei kondisi transportasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada areal tertentu, seperti Ruas Jalan Malioboro,
lokasi-lokasi transit point dan transfer point seperti Terminal Giwangan, Terminal Jombor, Halte Trans Jogja dan lain sebagainya. Lebih dari itu survei primer juga dilakukan di sekto lain baik
kehutanan, pertanian, peternakan, energi, industri, dan sektor limbah, serta beberapa wawancara yang dilakukan dengan stakeholder di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta terkait dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan kelembagaan.
1.6.3 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah dilakukan dengan mix methods campuran antara kualitatif dan kuantitaif. Dalam hal ini dilakukan dengan mix methods karena pembahasan
masalah Gas Rumah Kaca bukan hanya sekedar melakukan perhitungan, namun juga mencari hubungan sebab-akibat, kajian secara teoritik, serta pembahasan kondisi sosio-ekonomi, serta
budaya masyarakat yang berkaitan dengan perilaku terhadap lingkungan.
1.6.4 Instrumen Analisis
Instrumen sebagai salah satu bagian dalam melakukan pendekatan dalam pelaksanaan analisis, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1.6.4.1 Analisis Sektor Kehutanan
Pada analisis ini digunakan alat analisis berupa software Abacus S.P yang merupakan salah satu software analisis berbasis lahan yang digunakan dalam melakukan perhitungan gas rumah
kaca di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
LAPORAN AKHIR
RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012
6
1.6.4.2 Analisis Sektor Pertanian dan Peternakan
Analisis ini dilakukan untuk menghitung emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh sektor pertanian akibat biomasa dan sektor peternakan akibat ekskresi hewan ternak di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam melakukan kegiatan analisis sektor pertanian dan peternakan digunakan alat analisis berupa perhitungan software IPCC yang merupakan
software terstandarisasi secara nasional dan internasional untuk menghitung emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.6.4.3 Analisis Sektor Energi dan Analisis Sektor Transportasi
Analisis ini dilakukan untuk menghitung jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan akibat dari penggunaan energi listrik dan penggunaan moda transportasi di Provinsi Derah Istimewa
Yoyakarta. Dalam melakukan pendekatan analisis sektor energi digunakan perhitungan dengan menggunakan excel-sheet yang dikomparasi dengan faktor emisi dari IPCC, sedangkan untuk
kondisi transportasi dilakukan perhitungan model menggunakan software Transcad untuk melihat kecenderungan beban jaringan, asal-tujuan perjalanan, serta perhitungan terhadap
kondisi simpang bersinyal dan nilai optimasi simpang.
1.6.4.4 Analisis Sektor Industri
Analisis yang dilakukan untuk sektor industri tidak terlalu dominan, mengingat industri di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah berupa IKM dan UKM dan intensitas industri
besar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tidak terlalu dominan. Pada proses produksi yang dilaksanakan juga kemungkinan menghasilkan limbah tidak terlalu signifikan memberikan
pengaruh terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun meskipun demikian, perhitungan tetap dilakukan dengan analisis excel-sheet
menggunakan standar emisi dari IPCC Software dan IPCC guidelines 2006.
1.6.4.5 Analisis Sektor Limbah