Mempertahankan Tutupan Lahan yang Berupa Hutan Melakukan Perencanaan Hutan yang baik Pembatasan Lahan Sebagai Permukiman

LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 159

4.2.3 Usulan Aksi Mitigasi Sektor Kehutanan

Aksi mitigasi sektor kehutanan dalam mengurangi peningkatan gas rumah kaca di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah dilakukan dengan beberapa upaya berikut ini.

4.2.3.1 Penambahan Tutupan Lahan

Yang perlu diingat dalam upaya model mitigasi, bahwa dengan melakukan penambahan tutupan lahan per Km 2 maka akan mereduksi kadar gas karbon sebesar 54,1179 Ton CO 2 eqThKm 2 . Berikut dapat disusun beberapa bentuk skema model penurunan emisi gas rumah kaca dengan usulan mitigasi penanaman kembali hutan yang terdeforestasi : Hutan tanaman yang sudah mengalami deforestasi ditanami kembalidihutankan kembali sehingga dapat menjadi hutan tanaman kembali. Dalam hal perubahan dari penutupan lahan lain menjadi hutan tanaman ini mempunyai factor sequestrasi atau serapan sebesar 15 tCHaThn. Luas lahan total yang terdeforestasi adalah : 3.915,25 Ha dalam kurun waktu 11 tahun. Sehingga apabila luas total hutan yang terdeforestasi tersebut ditanami kembali, maka didapatkan serapan CO 2 HaThn adalah, sebagai berikut : Rumus serapan dlm CO 2 Hathn adalah = data aktivitas x FaktorSerapan 1. Data Aktivitas adalah : Data luas total hutan tanaman yang terdeforestasi dalamkurun waktu 11 tahun, yaitu dari tahun 2000 sd 2011. 2. Sedangkan faktor serapan adalah bilangan yang didapat karena adanya penyerapan Karbon dari udara yang disebabkan oleh perubahan lahan misalnya dari tanah kosong menjadi hutan tanaman. Perhitungannya adalah, sebagai berikut : 3.915,25 Ha x 15 = 58.728,75 ct dalam 11 tahun 3. Kemudian, jumlah serapan karbond alam 11 tahun tersebut di equivalen-kan dalam CO2t dalam 11 tahun, yaitusbb : 58.728,75 ct x 3,67 = 215.534,5125 CO2t dalam 11 tahun 4. Sedangkan penyerapan Karbon sebesar 215.534,5125 CO2t dalam 11 tahun tersebut dibuat dalam per tahun sehingga : 215.534,5125 CO 2 t11 = 19.594,04659 CO 2 tThn. Dari perhitungan diatas maka didapatkan kesimpulan bahwa setelah dilakukan penanaman kembali hutan tanaman yang terdeforestasi untuk mendapatkan hutan tanaman kembali, maka didapatkan serapan CO 2 Dlm Ton per tahun adalah sebesar :19.594,04659 CO2tThn.

4.2.3.2 Mempertahankan Tutupan Lahan yang Berupa Hutan

Dengan mempertahankan penutupan lahan yang berupa hutan sekunder tetap menjadi hutan sekunder atau hutan tanaman tetap menjadi hutan tanaman maka akan terjadi peningkatan serapan karbon.Hal ini terkait juga dengan Rencana Tata Ruang Wilayah baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten.

4.2.3.3 Melakukan Perencanaan Hutan yang baik

Dalamhal ini perlu dilakukan PerencanaanHutan yang baik yang sesuai dengan kaidah- kaidah perencanaan hutan baik pada hutan rakyat maupun pada hutan Negara, sehingga dalam memproduksi kayu tidak mengganggu dalam proses sequestrasi hutan terhadap Gas Rumah Kaca diudara. Pada hutan rakyat pemiliknya perlu diberikan reward atau insentif apabila mampu merencanakan pemanenan kayunya dengan baik. Sebagai contoh adalah LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 160 memanen tegakan yang pertumbuhan riapnya sudah tidak tumbuh lagi atau dikatakan dengan tegakan yang miskin riap, sehingga tidak mengganggu kelestarian sumberdaya maupun kelestarian produksi yang artinya pemilik hutan rakyat tetap dapat mengambil produksi kayunya namun tetap tidak mengganggu kelestarian tegakan hutan sebagai penyerap Gas RumahKaca.

4.2.3.4 Pembatasan Lahan Sebagai Permukiman

Khusus di Provinsi D.I. Yogyakarta telah terjadi perubahan penggunaan lahan sebagai permukiman. Khususnya dari hutan rakyat yang terdapat di pekarangan menjadi permukiman atau perumahan, sehingga perlu dilakukan langkah antisipasi permukiman yang ada tidak dikembangkan menyamping namun dikembangkan keatasvertical yaitu dengan carapembatasan pembangunan kawasan perumahan diganti dengan pembangunan rumah susun ataupun apartemen yang dapat dijangkau oleh setiap lapisan masyarakat yang membutuhkan permukiman.

4.2.3.5 Pembatasan Laju Pertumbuhan Penduduk