Permasalahan Fisik Permasalahan Peningkatan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY

LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 49 Gas metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah landfill, bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. 4. Nitrogen Dioksida Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri 5. Gas Lainnya Hidrofluorokarbon HCFC-22 terbentuk selama manufaktur beberapa produk termasuk busa dan insulasi. Secara lebih jelasnya dapat dilihat beberapa sumber gas rumah kaca secara umum pada gambar berikut ini. Gambar 2.13 Sumber Gas Rumah Kaca

2.4.2.1 Permasalahan Fisik

Untuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta permasalahan secara fisik yang menyebabkan terjadinya peningkatan emisi Gas Rumah kaca terjadi sebagai akibat dari : 1. Peningkatan aktivitas transportasi akibat pertumbuhan kendaraan bermotor yang memicu permasalahan tundaan sampai dengan kemacetan lalu lintas pada ruas-ruas jalan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memicu pula terhadap terjadinya peningkatan kadar zat CO 2 , NO, serta Pb. Dalam hal ini volume kendaraan, kendaraan tertunda, umur kendaraan, serta jenis bahan bakar yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah zat pencemar yang dihasilkan. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada gambarf berikut ini. LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 50 Gambar 2.14 Permasalahan Transportasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Peningkatan pertumbuhan aktivitas industri baik industri kecil maupun jenis industri yang memicu terjadinya permasalahan peningkatan kadar zat pencemar baik pencemaran air maupun pencemaran udara. Kadar zat pencemar udara dapat berupa gas CO 2 , Pb, serta secara khusus adalah berupa Hidrofluorokarbon HCFC-22 sebagai akibat dari proses produksi pada industri manufaktur, termasuk busa dan insulasi, perabotan furniture, dan tempat duduk di kendaraan, serta beberapa industri maupun limbah lainnya. 3. Peningkatan timbunan sampah baik domestik, industri, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan pendidikan, serta aktivitas lainnya memicu peningkatan gas metan yang dominan akan terjadi pada areal-areal penumpukan sampah, terutama pada area Tempat Pembuangan Sementara maupun lokasi-lokasi Tempat Pembuangan Akhir TPA di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; Gambar 2.15 Penumpukan Sampah Pada Beberapa Lokasi di Provinsi DIY 4. Peningkatan akitivitas peternakan yang mendorong peningkatan kotoran hewan, terutama sapi di Provinsi DIY mengalami peningkatan dan perkembangan yang mendorong pada peningkatan gas rumah kaca jenis Metana; LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 51 Gambar 2.16 Peternakan Sapi di Provinsi DIY 5. Pengusahaan lahan pertanian memberikan pengaruh signifikan terhadap terjadinya peningkatan gas rumah kaca jenis Nirogen Oksida. Pengusahaan lahan pertanian yang tidak memperhatikan kondisi lahan, sehingga tanah banyak diantaranya mengalami kerusakan salah satunya adalah berkurangnya kesuburan tanah. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 2.17 Lahan Pertanian di Provinsi DIY 6. Meningkatnya kebutuhan penduduk, serta tuntutan kenyamanan yang dalam hal ini melibatkan beberapa penggunaan perabotperalatan rumah tangga dan kantor di Provinsi DIY adalah berupa Air Conditioner yang terpasang baik di rumah-rumah, kawasan perkantoran, serta pada kendaraan bermotor juga memicu peningkatan gas rumah kaca jenis CFC. Jenis perabot lainnya yang berpotensi memberikan pengaruh terhadap peningkatan gas rumah kaca jenis CFC adalah lemari pendingin. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 52 Gambar 2.18 Jenis Refrigerant Penghasil Gas Rumah Kaca 7. Deforestrasi dan degradasi kawasan hutan menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan yang dalam hal ini akan berdampak pada berkurangnya tanaman penyerap karbon. Sebagai akibat dari deforestrasi dan degradasi kawasan hutan adalah ketidakseimbangan ekosistem tanaman penyerap karbon yang semakin mengalami penurunan jumlah pada suatu wilayah yang menyebabkan meningkatnya suhu udara akibat dari meningkatnya kadar zat karbon yang mengikat gas rumah kaca di Provinsi DIY. Deforestrasi dan degradasi kawasan hutan juga akan menyebabkan terjadinya permasalahan lahan kritis pada suatu wilayah; Gambar 2.19 Lahan Kritis di Provinsi DIY 8. Penambangan pada kawasan karst, penambangan pasir pantai, serta penambangan pasir sungai akan menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Sebagai akibat dari kegiatan penambangan tersebut adalah terjadinya kerusakan lahan, kerusakan kawasan karst yang berfungsi sebagai penyerap dan penyimpan cadangan air ke dalam tanah, sehingga akan menyebabkan terjadinya kekeringan pada suatu lokasi. Kegiatan penambangan lainnya adalah penambangan pasir besi yang memicu terjadinya kerusakan terhadap lingkungan diantaranya adalah, sebagai berikut : • Kerusakan lahan bekas tambang; • Merusak lahan perkebunan dan pertanian; • Membuka kawasan hutan menjadi kawasan pertambangan; LAPORAN AKHIR RAD-Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi DIY Tahun Anggaran 2012 53 • Dalam jangka panjang, pertambangan adalah penyumbang terbesar lahan sangat kritis yang susah dikembalikan lagi sesuai fungsi awalnya; • Pencemaran baik tanah, air maupun udara. Misalnya debu, gas beracun, bunyi, dan lain sebagainya; • Kerusakan tambak dan terumbu karang di pesisir; • Banjir, longsor, lenyapnya sebagian keanekaragaman hayati; • Air tambang asam yang beracun yang jika dialirkan ke sungai yang akhirnya ke laut akan merusak ekosistem dan sumber daya pesisir dan laut; • Menyebabkan berbagai penyakit dan mengganggu kesehatan; • Sarana dan prasarana seperti jalan dan infrastruktur lainnya mengalami rusak berat. Gambar 2.20 Penambangan Karst dan Pasir di Provinsi DIY 9. Proses eksploitasi dan eksplorasi air yang semakin mengalami peningkatan akan menyebabkan terjadinya peningkatan fluktuasi air tanah;

2.4.2.2 Permasalahan Ekonomi, Sosial, dan Budaya